Rabu, 04 Februari 2015

Kualitas, Kunci Utama Menaklukkan Pasar Kolombia

JAKARTA, - Spontanitas tercetus ketika ada kata Amerika Latin adalah eksotik wilayahnya dan perdagangan narkotika namun tidak semua itu ada di kawasan tersebut.

Seperti Kolombia dimana memiliki kesamaan dengan Indonesia dan bisa menjadi pasar terbaru bagai negeri ini.

Menurut Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Ri untuk Kolombia, Trie Edi Mulyadi sebagaimana dilansir dari laman Kemlu mengatakan hubungan kedua negara sangatlah baik dengan dilandasi pada kesempatan positif.

Dok. FasMed Kemlu RI
“Hubungan Indonesia dan Kolombia sangatlah baik. Semua berdasarkan pada kesempatan (possibilities) baik Indonesia maupun Kolombia mempunyai keinginan yang sama untuk membawa hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih baik,”ucapnya.

Dubes yang akrab disapa Bu Nini ini mengatakan bahwa jarak antara Jakarta dan Bogoto tidaklah masalah karena selama ini perdagangan Indonesia-Kolombia sering terhambat oleh jarak jauh dan kebijakan perdagangan yang dimiliki oleh kedua negara.

Lantas bagaimana hasil komoditi Indonesia bisa masuk ke pasar Kolombia ? Dubes Nini mengatakan bahwa masyarakat di negara latin tersebut tidak keberatan untuk membayar harga premium untuk sebuah produk berkualitas.

“Masyarakat Kolombia tidak keberatan membayar harga premium untuk produk berkualitas baik,”ucapnya.

Dubes Nini pun ikut turun langsung ke bawah untuk memperkenalkan Indonesia kepada para pengusaha di negeri itu dan terbukti.

Seperti contoh, dirinya pernah melobi salah satu pengusaha kelas kakap Kolombia dalam bidang armada taksi untuk menggunakan suku cadang produksi Indonesia dan ternyata ampuh, kini taksi di negeri itu bisa bangga dengan menggunakan ban karya anak Indonesia.

Tidak hanya, ban ternyata rokok kretek dan sepatu Adidas buatan Indonesia sangat digemari di Kolombia begitu juga dengan kerajinan tangan serta batik.

Dubes Nini mengatakan nama Indonesia bukannya tidak dikenal di Kolombia. Selain Bali, cantiknya Pulau Komodo pun cukup bergaung disana.

Terlebih lagi, masyarakat Kolombia sangat menggemari pantai yang indah, satu hal yang bertebaran dari Sabang sampai Merauke di Indonesia.

“Satu hal yang dapat dipelajari Indonesia dari Kolombia adalah agrowisata. Indonesia dan Kolombia sama – sama memproduksi pisang, tapi di Kolombia, kebun pisang ditata dengan sangat cantik. Pisang dibungkus dengan plastik beraneka warna, menandakan jenis dan waktu kematangan, memastikan semua produk akan dipanen di waktu yang tepat,”ucapnya

Selain itu, pemerintah dan pengusaha Kolombia berhasil menjadikan agrowisata sebagai wisata keluarga. Di perkebunan kopi, tidak hanya dibuka kunjungan ke kebun kopi, tapi juga dibangun “Rumah Kopi” dimana pengunjung bisa menikmati hasil olahan kopi segar yang baru diolah.

Lebih jauh lagi, di kompleks kebun kopi dibangun waterboom, hotel dan fasilitas yang memadai, menjadikan agrowisata menjadi sangat menarik.

“Di Indonesia, kita punya kebun teh di Puncak. Jika bisa dibangun seperti agrowisata di Kolombia, bayangkan potensinya.”ucapnya.

Lantas bagaimana dengan keamanan di negara tersebut jika melihat kondisi Amerika Latin yang penuh dengan kartel dan kriminalitas.

Menurut Dubes Nini,  saat berjalan – jalan di Kolombia, akan ada banyak tentara berjalan – jalan membawa senapan laras panjang.

Namun uniknya, di Kolombia, semakin banyak tentara, semakin aman suatu daerah. Masyarakat Kolombia sama sekali tak terganggu dengan kehadiran senapan – senapan ini. Semakin banyak, semakin aman.

“Kolombia sudah berubah. Pertama kali menginjakkan kaki di Kolombia tahun 1995 dengan saat ini, perubahannya sangat drastis. Keamanan Kolombia kini sangat stabil.”ujarnya



Kontak : Ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz