Selasa, 10 Februari 2015

Indonesia Dukung Peningkatan Standar Keselamatan Nuklir Tertinggi

VIENNA, - Delegasi Indonesia menegaskan dukungan tercapainya konsensus internasional untuk peningkatan standar keselamatan tertinggi bagi pembangkit listrik tenaga nuklir dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Febrian Ruddyard, Wakil Kepala Perwakilan RI di Wina sebagai altenate Ketua Delri pada Diplomatic Conference to Consider a proposal to amend the Convention on Nuclear Safety (CNS) yang diselenggarakan di Wina, Austria pada tanggal 9 Februari 2015.

Sebagaimana informasi yang didapat dari Fasilitas Media-FasMed Kemlu RI melalui email menjelaskan dalam hal ini, Indonesia mendukung Vienna Declaration on Nuclear Safety yang telah disepakati secara konsensus oleh 77 negara anggota CNS, sebagai hasil utama dari Konferensi Diplomatik tersebut.

Dok. Kemlu RI
Elemen penting penguatan rejim keselamatan nuklir global dalam Vienna Declaration antara lain menyangkut disain, tapak, dan operasi pembangkit listrik tenaga nuklir.

Menurut Vienna Declaration tersebut, PLTN masa depan harus didisain untuk mencegah terjadinya kecelakaan, dan sekiranya pun terjadi kecelakaan, disain PLTN harus dapat mencegah terjadinya kontaminasi zat radioaktif terhadap lingkungan.

Prinsip penguatan keselamatan ini juga berlaku surut, sehingga negara-negara yang saat ini sudah mengoperasikan PLTN  diminta melakukan "retrofitting" terhadap PLTN yang sudah ada untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti yang menimpa  PLTN Fukushima di Jepang.

Indonesia berkepentingan dan telah terlibat penuh dalam pembahasan dan pencapaian konsensus sebagaimana yang tertuang dalam Vienna Declaration tersebut. 

Dalam tataran teknis Indonesia juga terus melakukan langkah-langkah membangun infrastruktur keselamatan nuklir baik fisik maupun infrastruktur non-fisik seperti perangkat regulasi yang diperlukan agar  pengembangan dan pemanfaatan energi nuklir  dapat dilakukan secara aman dan handal.

Konferensi Diplomatik kali ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya masyarakat internasional meningkatkan standar internasional keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir, pasca insiden Fukushima Daiichi tahun 2011. Berbagai upaya peningkatan keselamatan telah dilaksanakan pada tingkat nasional, bilateral, regional maupun internasional, dan melalui Konferensi Diplomatik ini diharapkan momentum untuk peningkatan keselamatan nuklir terus dipertahankan.

Langkah-langkah internasional menyikapi peningkatan standar keselamatan nuklir dilaksanakan antara lain melalui Action Plan on Nuclear Safety yang telah diadopsi oleh Badan Tenaga Atom Internasional pada tahun 2011.

Standar keselamatan pembangkit tenaga nuklir dunia tertuang dalam Konvensi Keselamatan  Nuklir yang telah disahkan hampir dua dekade lalu, dimana Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi tersebut.

Terdapat kepentingan bersama untuk menyempurnakan standar keselamatan tersebut, namun pada saat yang sama juga terdapat kepentingan untuk membuat dokumen peningkatan keselamatan tersebut disetujui bersama dan dapat dilaksanakan (practicable and doable) oleh para pemilik pembangkit listrik tenaga nuklir.

Dapat dicatat bahwa terdapat usulan untuk melakukan amandemen terhadap teks Konvensi tersebut sebagaimana diusulkan oleh Swiss dan didukung oleh berbagai negara.

Sebaliknya beberapa negara besar pemilik pembangkit nuklir seperti Amerika Serikat dan Rusia, meskipun mendukung usulan untuk peningkatan standar keselamatan nuklir, namun menolak peningkatan keselamatan melalui amandemen Konvensi.

Dalam kaitan ini, Vienna Declaration merupakan jalan keluar atas perbedaan pendapat tersebut, dimana melalui deklarasi ini peningkatan keselamatan nuklir tetap tercapai, diterima dan didukung serta pada gilirannya akan dilaksanakan oleh semua pihak.

Tercapainya konsensus internasional atas Vienna Declaration on Nuclear Safety juga menjadi pesan positif bahwa masyarakat internasional tetap bersatu dalam masalah keselamatan nuklir.

Sebaliknya, amandemen terhadap Konvensi Keselamatan Nuklir yang didukung beberapa satu pihak, namun ditolak pihak lain justru akan merefleksikan perpecahan masyarakat internasional dalam isu keselamatan nuklir tersebut.

Karena itu tercapainya konsensus atas Vienna Declaration menjadi bukti konkret tingginya komitmen politis negara-negara, secara nasional maupun internasional, terhadap aspek keselamatan nuklir,  dan akan menjadi dokumen penting yang melengkapi Konvensi Keselamatan Nuklir.

Bagi Indonesia, keselamatan nuklir juga merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian dan komitmen utama.

Salah satu isu dalam perdebatan nasional terkait PLTN adalah aspek keselamatan tersebut. Pemerintah Indonesia memandang pentingnya keselamatan nuklir tersebut sebagai salah satu aspek yang akan mendapatkan perhatian utama dalam rencana pembangunan PLTN.

Dalam kaitan ini, dapat dicatat bahwa Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam kunjungannya  ke Indonesia beberapa waktu lalu telah menegaskan bahwa Indonesia sudah "on the right track" dalam proses pengembangan energi nuklir.

Rencana Indonesia untuk membangun experimental power reactor / multipurpose power reactor  merupakan inisiatif yang penting, antara lain karena akan menggunakan teknologi reaktor termaju (PLTN Generasi IV) yang lebih  aman dan efisien dan mempunyai kemampuan kogerasi, yaitu untuk pembangkit listrik dan juga berbagai proses industri  seperti mineral processing, pencairan batu bara, dan desalinasi.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz