WASHINGTON
DC, - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menantang competitor politiknya
yang duduk di Kongres yaitu Partai Republik untuk keluar dari pola pikir lama
yang konversif untuk mendukung programnya dalam membantu kelas menengah melalui
pajak lebih tinggi bagi kelompok kaya serta kesepakatan dagang.
Hal
ini disampaikan dalam laporan tahunan kenegaraan yang diadakan di Kongres sejak
pesaing demokrat ini menguasai Kongres dengan mayoritas.
“Bayangkan
jika kita keluar dari pola lama yang melelahkan ini, bayangkan jika kita
mengambil langkah berbeda saatnya membuka halaman dari resesi dan perang ke
upaya membantu kelas menengah Amerika yang telah tertinggal dari pembangunan,”ucapnya.
Pidato
tahunan ini dengan beberapa kali intonasi mengajak dama dengan meminta satu
semangat berkompromi, tetapi juga menantang dengan mengajukan usul yang tidak
disukai oleh Republik.
Bahkan
Obama bertekad untuk melakukan veto setiap upaya Republik yang saat ini
menguasai Senat untuk mencabut undang-undang layanan kesehatan dan kebijakan
sepihak untuk mengendorkan imigrasi.
Dalam
pidato tahunan ini, Obama juga menyinggung soal kebijakan luar neger negaranya
dimana pihaknya akan memperbaiki hubungan dengan Kuba dengan mendesak kongres
untuk mencabut embargo ekonomi kepada negara beribukota Havana tersebut yang
sudah bertahan hingga 50 tahun lamanya.
![]() |
Istimewa |
Obama
juga meminta agar kebijakan yang dikeluarkan koleganya dahulu mantan Presiden
Bush dalam melaksanakan perang Irak diganti dengan meloloskan otoritas baru
aksi militer dalam memberantas ISIS.
Namun
yang upaya dari kebijakan luar negeri AS adalah menutup penjara militer AS di
Teluk Guantanamo, Kuba sebagaimana Obama janjikan saat kampanye pilpres.
“Sudah
saatnya menutup Gitmo,”ucapnya.
Ada
yang unik ketika Obama membeberkan tentang kebijakan luar negeri AS, seluruh
anggota Kongres berdiri seraya melambaikan pensil kuning yang digenggamnya
untuk menandakan bahwa mendukung kebebasan berbicara terkait dengan serangan di
Paris beberapa minggu lalu.
Soal
perdagangan, Obama meminta Kongres untuk memberikan otoritas promosi yaitu
kekuasaan untuk merundingkan dalam hal kesepakatan perdagangan bebas.
Namun
apa yang diminta Obama ini ditentang oleh partai pengusungnya yaitu Demokrat
dengan alasan jika otoritas ini diberikan maka khawatir berdampak negative
terhadap angkatan kerja negeri ini.
Namun
Obama mengingatkan dengan melihat contoh Tiongkok yang berniat mengatur wilayah
yang paling cepat berkembang di dunia itu, dengan melihat situasi seperti ini
seharusnya kedua partai di Kongres harus memberinya otoritas tersebut sebagai
upaya melindungi para pekerja negeri ini.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/Lorcasz