Rabu, 21 Januari 2015

Obama Tantang Republik Untuk Reformasi

WASHINGTON DC, - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menantang competitor politiknya yang duduk di Kongres yaitu Partai Republik untuk keluar dari pola pikir lama yang konversif untuk mendukung programnya dalam membantu kelas menengah melalui pajak lebih tinggi bagi kelompok kaya serta kesepakatan dagang.

Hal ini disampaikan dalam laporan tahunan kenegaraan yang diadakan di Kongres sejak pesaing demokrat ini menguasai Kongres dengan mayoritas.

“Bayangkan jika kita keluar dari pola lama yang melelahkan ini, bayangkan jika kita mengambil langkah berbeda saatnya membuka halaman dari resesi dan perang ke upaya membantu kelas menengah Amerika yang telah tertinggal dari pembangunan,”ucapnya.

Pidato tahunan ini dengan beberapa kali intonasi mengajak dama dengan meminta satu semangat berkompromi, tetapi juga menantang dengan mengajukan usul yang tidak disukai oleh Republik.

Bahkan Obama bertekad untuk melakukan veto setiap upaya Republik yang saat ini menguasai Senat untuk mencabut undang-undang layanan kesehatan dan kebijakan sepihak untuk mengendorkan imigrasi.

Dalam pidato tahunan ini, Obama juga menyinggung soal kebijakan luar neger negaranya dimana pihaknya akan memperbaiki hubungan dengan Kuba dengan mendesak kongres untuk mencabut embargo ekonomi kepada negara beribukota Havana tersebut yang sudah bertahan hingga 50 tahun lamanya.

Istimewa


Obama juga meminta agar kebijakan yang dikeluarkan koleganya dahulu mantan Presiden Bush dalam melaksanakan perang Irak diganti dengan meloloskan otoritas baru aksi militer dalam memberantas ISIS.

Namun yang upaya dari kebijakan luar negeri AS adalah menutup penjara militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba sebagaimana Obama janjikan saat kampanye pilpres.

“Sudah saatnya menutup Gitmo,”ucapnya.

Ada yang unik ketika Obama membeberkan tentang kebijakan luar negeri AS, seluruh anggota Kongres berdiri seraya melambaikan pensil kuning yang digenggamnya untuk menandakan bahwa mendukung kebebasan berbicara terkait dengan serangan di Paris beberapa minggu lalu.

Soal perdagangan, Obama meminta Kongres untuk memberikan otoritas promosi yaitu kekuasaan untuk merundingkan dalam hal kesepakatan perdagangan bebas.

Namun apa yang diminta Obama ini ditentang oleh partai pengusungnya yaitu Demokrat dengan alasan jika otoritas ini diberikan maka khawatir berdampak negative terhadap angkatan kerja negeri ini.

Namun Obama mengingatkan dengan melihat contoh Tiongkok yang berniat mengatur wilayah yang paling cepat berkembang di dunia itu, dengan melihat situasi seperti ini seharusnya kedua partai di Kongres harus memberinya otoritas tersebut sebagai upaya melindungi para pekerja negeri ini.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcasz