JAKARTA, - Menteri Luar
Negeri RI, Retno Marsudi membuka Forum Kerja Sama Antar Negara Berkembang
(South – South Cooperation Forum) di Ruang Nusantara, Kemlu RI (17/3).
Sebagaimana dilansir dari
laman resmi Kemlu, Menlu Retno mengatakan bahwa dewasa ini kerja sama
selatan-selatan telah berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan
utara-selatan dan ini sangat luar biasa.
“Dewasa ini, kerja sama
selatan – selatan telah berkembang jauh lebih cepat dibandingkan kerja sama
utara-selatan. Dinamisme kerja sama selatan – selatan mengalami kenaikan yang
luar biasa,”kata Menlu Retno.
Dalam kesempatan ini juga Menlu
Retno menekankan pentingnya kerjasama selatan – selatan, membantu mencapai
perdamaian dan kesejahteraan dunia sebagai mandat UUD 1945.
“Bagi kami, kebutuhan untuk
memperkuat solidaritas diantara negara – negara dunia dan melakukan transfer
technology dan knowledge-sharing adalah cara kami untuk menunjukkan komitmen
kami pada mandat tersebut,”ucapnya
Keseriusan Indonesia
dibuktikan dengan rencana untuk membangun kebijakan satu gerbang untuk semua
kerja sama selatan – selatan dan kerja sama triangular.
Kebijakan satu gerbang ini
akan dilaksanakan oleh satu agensi tunggal untuk memastikan efisiensi dan
transparansi.
“Transparency is essential.
The technical assistance must be in line with the development priorities of the
respective beneficiaries.” ujarnya.
Sementara itu, Menteri
Bappenas, Andrinof Chaniago mengetengahkan bahwa dewasa ini, kerja sama selatan
– selatan dipandang semakin relevan sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan
global secara keseluruhan.
“Kerja sama selatan –
selatan juga dipandang sebagai cara baru untuk “win-win solution” yang
memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat, baik pihak yang memberikan
pengetahuan, maupun negara penerima.”ucapnya.
Forum Kerjasama Selatan –
Selatan ini tidak hanya terdiri atas diskusi aktif, tapi juga pameran
“Indonesia’s Technical Cooperation Capacities” yang diikuti oleh berbagai macam
pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Kehutanan serta Maritim dan Perikanan.
Sebagai informasi, dari
tahun 1999 hingga Maret 2015, Indonesia sudah melaksanakan lebih dari 400
program pelatihan untuk lebih dari 4400 pelatihan di Asia, Pasifik, Afrika,
hingga Amerika Latin dengan berpartner dengan lebih dari 32 pihak.
Tidak hanya ekonomi,
Indonesia melaksanakan berbagai macam pelatihan di berbagai bidang, termasuk
pengurangan kemiskinan, microfinance, kesehatan, perikanan, agriculture, energi
dan pelatihan hukum.
GDP negara berkembang di
tahun 2013 mencapai 38 juta dollar. Di tahun 2014, Sekretaris Jenderal PBB
mengindikasikan bahwa nilai kerja sama selatan – selatan telah mencapai antara
16-19 juta dollar AS.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/catatanLorcasz