Selasa, 17 Maret 2015

Lewat Kerja sama Selatan-Selatan, Indonesia Sasar Kebijakan Satu Pintu

JAKARTA, - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi membuka Forum Kerja Sama Antar Negara Berkembang (South – South Cooperation Forum) di Ruang Nusantara, Kemlu RI (17/3).

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemlu, Menlu Retno mengatakan bahwa dewasa ini kerja sama selatan-selatan telah berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan utara-selatan dan ini sangat luar biasa.

“Dewasa ini, kerja sama selatan – selatan telah berkembang jauh lebih cepat dibandingkan kerja sama utara-selatan. Dinamisme kerja sama selatan – selatan mengalami kenaikan yang luar biasa,”kata Menlu Retno.

Dalam kesempatan ini juga Menlu Retno menekankan pentingnya kerjasama selatan – selatan, membantu mencapai perdamaian dan kesejahteraan dunia sebagai mandat UUD 1945.

“Bagi kami, kebutuhan untuk memperkuat solidaritas diantara negara – negara dunia dan melakukan transfer technology dan knowledge-sharing adalah cara kami untuk menunjukkan komitmen kami pada mandat tersebut,”ucapnya

Keseriusan Indonesia dibuktikan dengan rencana untuk membangun kebijakan satu gerbang untuk semua kerja sama selatan – selatan dan kerja sama triangular.

Kebijakan satu gerbang ini akan dilaksanakan oleh satu agensi tunggal untuk memastikan efisiensi dan transparansi.

“Transparency is essential. The technical assistance must be in line with the development priorities of the respective beneficiaries.” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Bappenas, Andrinof Chaniago mengetengahkan bahwa dewasa ini, kerja sama selatan – selatan dipandang semakin relevan sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan global secara keseluruhan.

“Kerja sama selatan – selatan juga dipandang sebagai cara baru untuk “win-win solution” yang memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat, baik pihak yang memberikan pengetahuan, maupun negara penerima.”ucapnya.

Forum Kerjasama Selatan – Selatan ini tidak hanya terdiri atas diskusi aktif, tapi juga pameran “Indonesia’s Technical Cooperation Capacities” yang diikuti oleh berbagai macam pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Kehutanan serta Maritim dan Perikanan.

Sebagai informasi, dari tahun 1999 hingga Maret 2015, Indonesia sudah melaksanakan lebih dari 400 program pelatihan untuk lebih dari 4400 pelatihan di Asia, Pasifik, Afrika, hingga Amerika Latin dengan berpartner dengan lebih dari 32 pihak.

Tidak hanya ekonomi, Indonesia melaksanakan berbagai macam pelatihan di berbagai bidang, termasuk pengurangan kemiskinan, microfinance, kesehatan, perikanan, agriculture, energi dan pelatihan hukum.

GDP negara berkembang di tahun 2013 mencapai 38 juta dollar. Di tahun 2014, Sekretaris Jenderal PBB mengindikasikan bahwa nilai kerja sama selatan – selatan telah mencapai antara 16-19 juta dollar AS. 


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz