Selasa, 31 Maret 2015

Cerita Tentang Pahlawan Devisa Indonesia di Ujung Timur Rusia

VLADIVOSTOK, - Temperatur kota di ujung timur Rusia, Vladivostok, menunjukan minus 2 derajat dan terpaan angin laut begitu dingin menusuk. Namun udara mendadak terasa hangat ketika tamu yang ditunggu-tunggu datang.

“Apa kabar pak Dubes? Maaf agak terlambat,” ujar mbak Ami atau nama lengkapnya Ni Ketut Sudarmi (28 tahun), seorang spa terapis asal Klungkung, Bali yang telah lebih setahun bekerja di salon “Organic spa” Vladivostok.

Ami datang memenuhi undangan makan malam di restoran “Pan Pacific Zuma” bersama Ni Luh Utami Dewi (40) asal Badung serta Valentina, pemilik Spa salon tempat mereka bekerja.

Tidak nampak rona tegang atau sedih di wajah mereka, sebaliknya justru kegembiraan yang terpancar di pertemuan tersebut.

“Saya merantau ke sini supaya bisa mengumpulkan uang guna membiayai pendidikan kedua putra saya setinggi mungkin. Siapa tahu kelak anak saya bisa jadi Duta Besar, pak” canda Ami saat ditanya alasan bekerja di Rusia.

Rekannya, Utami, juga memberi jawaban senada. Saat pelayan datang, keduanya fasih memesan makanan dalam bahasa Inggris diselingi bahasa Rusia.

Tak lama berselang, 4 spa terapis lain datang bergabung, yakni Komang Harmaeni (33)  asal Gianyar yang pernah bekerja di Dubai, India; Komang Wati (30) asal Jimbaran yang pernah bekerja di India dan Polandia;  Kadek Sarastika Dewi (21) dan Ni Luh Arini (25) asal Karang Asem yang baru sekali bekerja di luar negeri.

Tawa riang menghiasi wajah mereka saat menjumpai Dubes RI. Tanpa sungkan, mereka pun langsung memesan makanan.

Sambil santap malam, beberapa dari mereka asyik memainkan gadget anyar dan bertukar kabar dengan handai tolan mereka melalui whassap, twitter, facebook, atau instagram.

Keenam spa terapis di atas adalah bagian dari 15 spa terapis asal Bali yang bekerja di salon “Organic Spa” dan “Jamu Spa” di kota Vladivostok.

Sebagaimana informasi yang diterima dari KBRI Moskow melalui email menjelaskan bahwa terapis terlama telah bekerja 1 tahun, yang termuda baru 1 bulan. Rata-rata tiap bulannya mereka dapat mengirim ke keluarga di Bali sebesar USD1000.

“Dibanding  di Turki atau Maladewa tempat saya dulu bekerja, di Rusia jauh lebih enak, pak.Karena selain bekerja legal, boss kami juga baik dan penghasilan plus bonus-nya juga memadai. Sudah begitu, kami juga memperoleh hak cuti 2 minggu bila sudah setahun bekerja.” ucap Utami yang diamine oleh koleganya

Sementara pemilik “Organic Spa” Valentina dan manager “Jamu Spa” Olga menyatakan kepuasannya atas profesionalisme dan pengertian yang ditunjukkan para terapis asal Bali.

“Meski saat ini Rusia tengah mengalami krisis, namun perusahaan tetap melaksanakan kewajibannya terhadap karyawan, termasuk masalah dokumen keimigrasian dan kesejahteraan mereka,” ujar Olga yang pernah 7 tahun tinggal di Bali dan juga mengimpor furniture dari Indonesia.

Pertemuan Duta Besar Djauhari Oratmangun dengan para pahlawan devisa Indonesia ini dilakukan disela-sela kegiatan Dubes RI melakukan promosi Trade Tourism dan Investment Indonesia di kota yang terletak 6400 km timur Moskow dan jarak terbang 9 jam ini, bekerjasama dengan Konsul Kehormatan RI di Vladivostok dan Atase Perdagangan RI.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz