Sabtu, 28 Maret 2015

Direktorat Jenderal Teknik Kemlu Gelar Pelatihan Internasional

JAKARTA, -  Dalam rangka pengembangan Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular serta dukungan terhadap pembentukan masyarakat ASEAN 2015, Direktorat Kerjasama Teknik, Ditjen IDP telah menyelenggarakan Program International Training on Sustainable Livestock through the Strengthening of Artificial Insemination yang berlangsung di Jakarta dan Malang pada 17-28 Maret 2015.

Sebagaimana informasi yang diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu melalui email menjelaskan sebanyak 7 (tujuh) peserta asing dari Kamboja, Laos dan Timor Leste, serta 5 (lima) peserta lokal yaitu dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Medan dan Banjarmasin mengikuti Pelatihan yang bertujuan untuk menggali potensi kerja sama dan meningkatkan pemahaman antar peserta, serta sebagai wadah pertukaran pengalaman di bidang peternakan yang berkelanjutan.

Pelatihan tersebut juga merupakan realisasi dari dukungan Pemerintahan RI terhadap pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN, khususnya sebagai upaya mempersempit kesenjangan pembangunan antar negara-negara ASEAN, khususnya Kamboja, Laos dan Myanmar.

Pelatihan ini secara resmi telah dibuka oleh Menlu RI Retno L.P. Marsudi di sela-sela pembukaan South-South Cooperation Forum, di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri, yang disaksikan pula oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Andrinov Chaniago. 

Pembukaan Pelatihan dihadiri pula oleh wakil-wakil dari organisasi internasional yang menjadi mitra Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan wakil-wakil dari Kedubes negara sahabat di Jakarta.  

Menlu RI dalam pembukaan South-South Cooperation Forum mengaaris bawahi komitmen Pemerintah Indonesia untuk memperluas Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular.

Direktur Kerja Sama Teknik pada Upacara Penutupan Pelatihan di Malang menyampaikan bahwa Pelatihan mengenai Inseminasi Buatan tersebut kiranya dapat diaplikasikan di negara masing-masing peserta.

Selama pelatihan, peserta telah mendapatkan berbagai pengetahuan mengenai kebijakan peternakan yang berkesinambungan, strategi pembibitan, teori inseminasi buatan, yang diikuti dengan diskusi interaktif dan praktik lapangan mengenai inseminasi buatan, hingga manajemen mata rantai suplai inseminasi buatan.

Pada akhir program, para peserta diarahkan untuk membuat suatu action plan untuk mengimplementasikan program studi dan pengalaman yang telah diterima di Indonesia yang sekiranya dapat diterapkan di negara masing-masing.

Untuk kawasan ASEAN, Kamboja, Laos dan Myanmar merupakan target prioritas pemberian bantuan teknik Indonesia.

Pemberian bantuan kepada negara-negara ASEAN tersebut selain didasarkan atas permintaan negara yang bersangkutan, juga ditujukan untuk penguatan jejaring di antara negara-negara tersebut dalam pengembangan peternakan yang berkelanjutan, khususnya sejak terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Sementara itu pemberian bantuan pelatihan kepada Timor Leste merupakan salah satu bentuk realisasi dari komitmen Presiden RI untuk membantu capacity building Timor Leste sebesar USD 6 juta selama tahun 2013-2017 yang bertujuan untuk meningkatkan SDM Timor Leste.

Komitmen terhadap Timor Leste dalam pemberian bantuan capacity building tersebut juga menjadi salah satu kepedulian Indonesia dalam membantu Timor Leste yang tengah mengajukan keanggotaannya di ASEAN.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz