JAKARTA, - Dalam rangka pengembangan Kerja Sama
Selatan-Selatan dan Triangular serta dukungan terhadap pembentukan masyarakat
ASEAN 2015, Direktorat Kerjasama Teknik, Ditjen IDP telah menyelenggarakan
Program International Training on Sustainable Livestock through the
Strengthening of Artificial Insemination yang berlangsung di Jakarta dan Malang
pada 17-28 Maret 2015.
Sebagaimana informasi yang
diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu melalui email menjelaskan sebanyak
7 (tujuh) peserta asing dari Kamboja, Laos dan Timor Leste, serta 5 (lima)
peserta lokal yaitu dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Medan dan
Banjarmasin mengikuti Pelatihan yang bertujuan untuk menggali potensi kerja
sama dan meningkatkan pemahaman antar peserta, serta sebagai wadah pertukaran
pengalaman di bidang peternakan yang berkelanjutan.
Pelatihan tersebut juga
merupakan realisasi dari dukungan Pemerintahan RI terhadap pembentukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN, khususnya sebagai upaya mempersempit kesenjangan
pembangunan antar negara-negara ASEAN, khususnya Kamboja, Laos dan Myanmar.
Pelatihan ini secara resmi
telah dibuka oleh Menlu RI Retno L.P. Marsudi di sela-sela pembukaan
South-South Cooperation Forum, di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri, yang
disaksikan pula oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas
Andrinov Chaniago.
Pembukaan Pelatihan dihadiri pula oleh wakil-wakil dari
organisasi internasional yang menjadi mitra Indonesia dalam Kerja Sama
Selatan-Selatan dan wakil-wakil dari Kedubes negara sahabat di Jakarta.
Menlu RI dalam pembukaan
South-South Cooperation Forum mengaaris bawahi komitmen Pemerintah Indonesia
untuk memperluas Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular.
Direktur Kerja Sama Teknik
pada Upacara Penutupan Pelatihan di Malang menyampaikan bahwa Pelatihan
mengenai Inseminasi Buatan tersebut kiranya dapat diaplikasikan di negara
masing-masing peserta.
Selama pelatihan, peserta
telah mendapatkan berbagai pengetahuan mengenai kebijakan peternakan yang
berkesinambungan, strategi pembibitan, teori inseminasi buatan, yang diikuti
dengan diskusi interaktif dan praktik lapangan mengenai inseminasi buatan,
hingga manajemen mata rantai suplai inseminasi buatan.
Pada akhir program, para
peserta diarahkan untuk membuat suatu action plan untuk mengimplementasikan
program studi dan pengalaman yang telah diterima di Indonesia yang sekiranya
dapat diterapkan di negara masing-masing.
Untuk kawasan ASEAN,
Kamboja, Laos dan Myanmar merupakan target prioritas pemberian bantuan teknik
Indonesia.
Pemberian bantuan kepada
negara-negara ASEAN tersebut selain didasarkan atas permintaan negara yang
bersangkutan, juga ditujukan untuk penguatan jejaring di antara negara-negara
tersebut dalam pengembangan peternakan yang berkelanjutan, khususnya sejak
terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Sementara itu pemberian
bantuan pelatihan kepada Timor Leste merupakan salah satu bentuk realisasi dari
komitmen Presiden RI untuk membantu capacity building Timor Leste sebesar USD 6
juta selama tahun 2013-2017 yang bertujuan untuk meningkatkan SDM Timor Leste.
Komitmen terhadap Timor
Leste dalam pemberian bantuan capacity building tersebut juga menjadi salah
satu kepedulian Indonesia dalam membantu Timor Leste yang tengah mengajukan
keanggotaannya di ASEAN.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz