Selasa, 14 April 2015

Presiden Jokowi : Norwegia Mitra Penting Indonesia

JAKARTA, - Norwegia di mata Indonesia adalah mitra penting dengan karakter yang berbeda bila dilihat geografis namun kedua negara memiliki kesamaan dalam menjunjung nilai universal terutama demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan keterangan pers pasca pertemuan dengan Perdana Menteri Kerajaan Norwegia, Erna Solberg yang baru pertama kali datang ke Indonesia dan menjadi tamu negara pertama sejak Jokowi dilantik.

“Kombinasi ini yang menjadikan hubungan kedua negara sangat erat bersahabat dan saling mendatangkan manfaat,”ucap Presiden Jokowi.

Selain itu Presiden juga menegaskan bahwa Norwegia mitra penting dalam bidang lingkungan hidup, hak asasi manusia, perikanan, maritim dan energy.

Dalam pertemuan tersebut kedua negara juga disepakati beberapa hal yang menjadi penguatan dalam berbagai isu antara lain

Dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan kedua negara sepakat untuk melanjutkan kerja sama REDD+ yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2010.

“Norwegia menghargai komitmen Indonesia untuk penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26%-41% pada tahun 2020 serta beberapa kebijakan affirmative lainnya,”ucap Presiden Jokowi

Selain itu dalam bidang pertanian, kedua akan bermitra termasuk dalam upaya untuk memberantas penangkapan ikan secara illegal (IUU Fishing) dan budi daya ikan laut.

Dalam bidang energy terbarukan, kerjasama dilakukan pada hydropower dan domestic biogas yang sudah dijalankan sejak tahun 1995.

“Kerja sama ini telah dilakukan sejak tahun 1995 dan akan terus dilanjutkan kedua negara,”lanjut Presiden Jokowi

Untuk bidang  triangular, Indonesia-Norwegia telah melakukan kerja sama untuk melatih 25 polisi wanita dan 12 guru dari Afghanistan, di Jakarta dan Bandung.

Melihat positifnya hasil kerja sama ini, menurut Jokowi, Indonesia dan Norwegia sepakat untuk menjajaki perluasan kerja sama triangular antara Indonesia-Norwegia ke negara-negara berkembang lainnya.

bidang pendidikan, untuk mendorong implementasi joint-degree antar-universitas kedua negara, beberapa universitas di Indonesia, seperti UGM, ITB, dan Akademi Keperawatan Ibnu Sina telah menjalin kerja sama dengan universitas-universitas di Norwegia.

Presiden Jokowi mengatakan, tercatat antara 60-80 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di Norwegia, dan sebagian besar mahasiswa pasca sarjana.

Di samping masalah bilateral, Presiden Jokowi mengatakan, dirinya dan PM Solberg juga bertukar pendapat mengenai beberapa isu regional dan global, antara lain ASEAN, perubahan iklim, situasi Timur Tengah dan lain-lain.

“Kedua Negara juga telah sepakat untuk melakukan saling dukung bagi pencalonan sebagai Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, untuk Indonesia tahun 2019-2020 dan untuk Norwegia tahun 2021-2022,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menekankan, bahwa Indonesia dan Norwegia telah memiliki “Kemitraan Dinamis” yang dideklarasikan dan ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri dari kedua negara pada tahun 2010.  Kedua Negara juga telah memiliki forum reguler Dialog Hak Asasi Manusia sejak tahun 2002.

Dalam akhir keterangannya, Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan kepada PM Solberg atas kunjungannya.

“ Saya yakin bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Norwegia akan semakin kuat dan bermanfaat bagi rakyat kedua negara,” pungkasnya.

Sementara PM Norwegia Erna Solberg mengatakan, di samping isu bilateral, penting juga mendiskusikan isu-isu internasional, di mana Indonesia-Norwegia harus lebih sering melakukan kerjasama di masa mendatang.

“Karena situasi dunia sekarang ini mengharuskan kita semua (negara-negara di dunia) bekerjasama untuk menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di dunia,” kata Erna Solberg.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz