JAKARTA, - Norwegia di mata
Indonesia adalah mitra penting dengan karakter yang berbeda bila dilihat
geografis namun kedua negara memiliki kesamaan dalam menjunjung nilai universal
terutama demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Hal ini disampaikan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan keterangan pers pasca pertemuan dengan
Perdana Menteri Kerajaan Norwegia, Erna Solberg yang baru pertama kali datang
ke Indonesia dan menjadi tamu negara pertama sejak Jokowi dilantik.
“Kombinasi ini yang
menjadikan hubungan kedua negara sangat erat bersahabat dan saling mendatangkan
manfaat,”ucap Presiden Jokowi.
Selain itu Presiden juga
menegaskan bahwa Norwegia mitra penting dalam bidang lingkungan hidup, hak
asasi manusia, perikanan, maritim dan energy.
Dalam pertemuan tersebut
kedua negara juga disepakati beberapa hal yang menjadi penguatan dalam berbagai
isu antara lain
Dalam bidang lingkungan
hidup dan kehutanan kedua negara sepakat untuk melanjutkan kerja sama REDD+
yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2010.
“Norwegia menghargai
komitmen Indonesia untuk penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26%-41% pada
tahun 2020 serta beberapa kebijakan affirmative lainnya,”ucap Presiden Jokowi
Selain itu dalam bidang
pertanian, kedua akan bermitra termasuk dalam upaya untuk memberantas
penangkapan ikan secara illegal (IUU Fishing) dan budi daya ikan laut.
Dalam bidang energy terbarukan,
kerjasama dilakukan pada hydropower dan domestic biogas yang sudah dijalankan
sejak tahun 1995.
“Kerja sama ini telah
dilakukan sejak tahun 1995 dan akan terus dilanjutkan kedua negara,”lanjut Presiden
Jokowi
Untuk bidang triangular, Indonesia-Norwegia telah
melakukan kerja sama untuk melatih 25 polisi wanita dan 12 guru dari Afghanistan,
di Jakarta dan Bandung.
Melihat positifnya hasil
kerja sama ini, menurut Jokowi, Indonesia dan Norwegia sepakat untuk menjajaki
perluasan kerja sama triangular antara Indonesia-Norwegia ke negara-negara
berkembang lainnya.
bidang pendidikan, untuk
mendorong implementasi joint-degree antar-universitas kedua negara, beberapa
universitas di Indonesia, seperti UGM, ITB, dan Akademi Keperawatan Ibnu Sina
telah menjalin kerja sama dengan universitas-universitas di Norwegia.
Presiden Jokowi mengatakan,
tercatat antara 60-80 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di Norwegia, dan
sebagian besar mahasiswa pasca sarjana.
Di samping masalah
bilateral, Presiden Jokowi mengatakan, dirinya dan PM Solberg juga bertukar
pendapat mengenai beberapa isu regional dan global, antara lain ASEAN,
perubahan iklim, situasi Timur Tengah dan lain-lain.
“Kedua Negara juga telah
sepakat untuk melakukan saling dukung bagi pencalonan sebagai Anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB, untuk Indonesia tahun 2019-2020 dan untuk Norwegia
tahun 2021-2022,” kata Presiden Jokowi.
Presiden menekankan, bahwa
Indonesia dan Norwegia telah memiliki “Kemitraan Dinamis” yang dideklarasikan
dan ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri dari kedua negara pada tahun
2010. Kedua Negara juga telah memiliki
forum reguler Dialog Hak Asasi Manusia sejak tahun 2002.
Dalam akhir keterangannya,
Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan kepada PM Solberg atas kunjungannya.
“ Saya yakin bahwa hubungan
bilateral Indonesia dan Norwegia akan semakin kuat dan bermanfaat bagi rakyat
kedua negara,” pungkasnya.
Sementara PM Norwegia Erna
Solberg mengatakan, di samping isu bilateral, penting juga mendiskusikan
isu-isu internasional, di mana Indonesia-Norwegia harus lebih sering melakukan
kerjasama di masa mendatang.
“Karena situasi dunia sekarang
ini mengharuskan kita semua (negara-negara di dunia) bekerjasama untuk
menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di dunia,” kata Erna Solberg.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz