IOWA, - Calon Presiden AS
2016 dari Demokrat Hillary Clinton memulai petualangannya dalam menuju pesta
demokrasi AS dengan mengkritik soal ketidakmerataan pendapat yang diterima
warga Amerika.
Clinton yang kemarin
menyatakan maju dalam Pilpres 2016, dalam kampanye sosialisasinya mengatakan
bahwa keluarga-keluarga Amerika masih menghadapi kesulitan keuangan disaat
bersamaan para CEO mendapatkan pendapatakan 300 kali dari rata-rata gaji
karyawan.
Apa yang dikatakan oleh
mantan Ibu Negara ini membuat sejumlah pihak angkat bicara, seperti Zephyr
Teachout, kandidat Gubernur New York mengatakan bahwa dirinya berharap Clinton dapat
menjelaskan pada pihak mana berdiri dalam isu-isu tersebut.
“Sejauh ini, kami tak begitu
mengetahuinya, saya berharap Clinton menjelaskan pada pihak mana dia berdiri
dalam isu-isu itu,”ucapnya
Sementara Presiden
International Serikat Pekerja Pabrik Baja, Leo Gerard pun lebih memilih
berhati-hati dan lebih melihat ke depannya
“Saya kita terlalu dini
untuk mengambil kesimpulan terhadap apa yang saya sebut pernyataan pembuka yang
sangat pendek, dan kami akan melihat apa yang terjadi ke depan,”ucapnya.
Sepertinya apa yang
dikatakan Hillary serupa dengan yang dilakukan oleh Obama pada tahun 2009
mengkritik para banker Wall Street yang tetap menerima bayaran sangat tinggi
disaat negara tersebut mengalami krisis.
Sebagai informasi,
ketidakmerataan ini sudah di mulai pada tahun 1965 dimana seorang CEO digaji
sekitar 20 kali dari gaji karyawan, seiring dengan jaman maka pada 2013 gaji
yang diterima oleh CEO hampir 200 kali lipat dari upah rata-rata karyawan.
Kontak Blog >
ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz