Kamis, 15 Januari 2015

Ukraina Serukan Dunia Agar Warganya yang Menjadi Korban Teroris Bukan Sekedar Data Belaka

JAKARTA, - Terkait dengan aksi terror yang melanda kawasan Ukraina pada 13 Januari lalu dimana sebuah bus penuh penumpang menjadi korban serangan membuat negeri ini menyampaikan sikap.

Dalam keterangan yang diterima dari Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia berkedudukan di Jakarta melalui email menyerukan kepada dunia internasional untuk tidak sekedar menganggap para warga negaranya yang tewas dibunuh tersebut hanya sebagai data statistic kematian belaka.

“Kami menyerukan kepada dunia internasional untuk tidak sekedar menganggap para warga Ukraina tak berdosa yang tewas dibunuh oleh teroris ini sebagai data statistic kematian belaka. Aksi teroris yang sungguh mengerikan ini dilakukan oleh militant pro-Rusia dengan semua kejahatan mereka terhadap kemanusiaan harus secara tegas dikecam dan dihukum,”demikian isi pernyataan yang dikeluarkan Kedubes Ukraina di Indonesia.

Ukraina juga menyindir aksi Persatuan yang baru-baru ini terjadi di Paris serta berbagai demonstrasi yang terjadi di dunia telah membuktikan bahwa masyarakat bebas demokratis menolak segala bentuk upaya intimidasi dan teror serta menegaskan betapa tingginya nilai dari kehidupan setiap manusia yang telah hilang akibat tindakan kriminal para teroris internasional.

Pada waktu yang sama, kelompok teroris bersenjata dan didukung oleh Federasi Rusia terus bertindak secara terbuka di wilayah Ukraina bagian timur. Tidak hanya pasukan militer Ukraina, warga sipil juga terus-menerus tewas akibat peluru dan senjata Rusia yang dibawa secara ilegal ke Ukraina.

 Apabila dihitung sejak penandatanganan perjanjian Minsk, yang secara sinis ditolak untuk dilaksanakan oleh pihak Rusia dan kelompok senjata ilegal, 118 warga sipil telah terbunuh. Hari ini daftar tragis itu bertambah dengan adanya 12 nama baru.

Dalam pernyataan ini, Ukraina meminta Rusia untuk menarik pasukannya dari wilayah Ukraina untuk menghentikan dukungan terhadap aksi terorisme serta lebih mendengarkan seruan komunitas internasional.

Menurutnya semua bukti menyatakan bahwa tragedi mengerikan ini bukanlah suatu kebetulan. Tidak ada Pasukan Bersenjata Ukraina yang berada di dekat pos perbatasan. Dengan demikian para teroris menembaki warga sipil dengan sengaja.

“Sekali lagi kami meminta Rusia untuk menarik pasukannya dari Wilayah Ukraina untuk menghentikan dukungannya pada aksi terorisme serta untuk mendengarkan seruan komunitas internasional bahwa sangat penting untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk secara penuh dan memulihkan perdamaian di Donbas,”demikian isi pernyataan yang dikeluarkan Kedubes Ukraina di Indonesia

Seperti diketahui,  akibat penembakan senjata artileri ke pos perbatasan Ukraina di dekat pemukiman Bugas yang dilakukan oleh teroris pro-Rusia dari wilayah Donetsk pada tanggal 13 Januari, satu buah bus terkena serangan tersebut.

12 orang warga sipil terbunuh, 16 orang lainnya terluka. Penembakan dilakukan dari kota Dokuchayevsk yang berada di bawah kendali kelompok bersenjata ilegal.




Kontak Blog > ervanca@Gmail.com

Twitter.com/Lorcasz