Senin, 12 Januari 2015

Menguak Teka-Teki Perancis Jadi Sasaran Militan

PARIS, - Semua orang tahu bahwa Perancis adalah negara yang penuh cinta, gaya berpakaian modis dengan mereka mahal, cara bicara yang mendayu-dayu tiba-tiba menjadi sasaran dari aksi terror mengatasnamakan agama.

Inilah Perancis di awal tahun 2015 dibuka dengan penyerangan secara membabi buta ke kantor majalah Charli Hebdo pada Rabu (7/1) waktu setempat hingga yang terakhir penyanderaan di sebuah toko Hyer Cacher.

Apakah Perancis yang selama ini dikenal bagus ternyata menyimpan sumbu yang siap diledakkan seperti saat ini.

Sejumlah penggiat anti terror yang suaranya dikutip banyak media mengatakan banyak hal yang melatarbelakangi kenapa Perancis menjadi sasaran dari kegiatan ini. Hal yang utama adalah soal tindakan media tersebut yang bagi sebagaian golongan merasa terhina.

Namun yang janggal dan tidak masuk akal adalah kenapa tindakan itu baru dikerjakan sementara issu heboh tersebut sudah muncul pada beberapa tahun lalu yang sekarang tidak ada hembusannya

Namun ada juga yang mengatakan bahwa tindakan ini dilihat dari sudut pandang yang digunakan mungkin inilah kerja para militant dimana kelompok ekstrimis lainnya hanya bisa teriak-teriak tetapi tidak ada aksi justru kelompok lain tanpa banyak gaya langsung memulai aksinya seperti yang terjadi beberapa minggu ini.

Walau dalam aksi penyerangan ke kantor media Charlie Hebdo sendiri salah satu pelaku melakukan kesalahan konyol dengan meninggalkan kartu identitas dalam kendaraan untuk melarikan diri.

Issu ini pun akan menjadi kekhawatiran semua orang terutama komunitas muslim tersebut jika ini diartikan dan dimanfaatkan sejumlah kelompok sayap kanan yang sangat anti Islam dan bisa menimbulkan gesekan-gesekan.

Namun yang pasti adalah serangan yang terjadi dalam satu pekan ini adalah bukti dari kelemahan kerja badan intelijen Perancis yang tidak siap untuk merima serangan terori serta tidak menindaklanjuti data yang dikeluarkan oleh Imigrasi dimana Kouachi bersaudara pernah keluar dari negeri itu dan berlatih dengan Al Qaidah.





Seperti diketahui setelah penyerangan Charlie Hebdo, Perancis diguncang sejumlah serangan bom pada Kamis (8/1) waktu setempat yaitu di toko kebab di sebelah masjid pusat kota Villefrance-sur-Saone dekat Lyon walau dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa.

Sementara itu di hari yang sama juga terjadi baku tembak di kawasan Montrouge, Paris Selatan yang diduga dilakukan oleh Amedy Coulibaly yang menewaskan seorang polisi wanita tewas.

Amedy Coulibaly sendiri harus merasakan timah panas aparat polisi Perancis ketika melakukan penyaderaan di toserba milik Yahudi, Hyper Cacher di Porte de Vincennes, Paris Timur pada Jumat (9/1) waktu setempat dimana empat sandera tewas dan 15 orang lainnya selamat.

Namun kekasih Amedy, Hayat Boumeddiene melarikan diri dengan membawa senjata api dan dalam pengejaran polisi.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/Lorcaszs