
Inilah
Perancis di awal tahun 2015 dibuka dengan penyerangan secara membabi buta ke
kantor majalah Charli Hebdo pada Rabu (7/1) waktu setempat hingga yang terakhir
penyanderaan di sebuah toko Hyer Cacher.
Apakah
Perancis yang selama ini dikenal bagus ternyata menyimpan sumbu yang siap
diledakkan seperti saat ini.
Sejumlah
penggiat anti terror yang suaranya dikutip banyak media mengatakan banyak hal
yang melatarbelakangi kenapa Perancis menjadi sasaran dari kegiatan ini. Hal
yang utama adalah soal tindakan media tersebut yang bagi sebagaian golongan
merasa terhina.
Namun
yang janggal dan tidak masuk akal adalah kenapa tindakan itu baru dikerjakan
sementara issu heboh tersebut sudah muncul pada beberapa tahun lalu yang
sekarang tidak ada hembusannya
Namun
ada juga yang mengatakan bahwa tindakan ini dilihat dari sudut pandang yang
digunakan mungkin inilah kerja para militant dimana kelompok ekstrimis lainnya
hanya bisa teriak-teriak tetapi tidak ada aksi justru kelompok lain tanpa
banyak gaya langsung memulai aksinya seperti yang terjadi beberapa minggu ini.
Walau
dalam aksi penyerangan ke kantor media Charlie Hebdo sendiri salah satu pelaku
melakukan kesalahan konyol dengan meninggalkan kartu identitas dalam kendaraan
untuk melarikan diri.
Issu
ini pun akan menjadi kekhawatiran semua orang terutama komunitas muslim tersebut
jika ini diartikan dan dimanfaatkan sejumlah kelompok sayap kanan yang sangat
anti Islam dan bisa menimbulkan gesekan-gesekan.
Namun
yang pasti adalah serangan yang terjadi dalam satu pekan ini adalah bukti dari
kelemahan kerja badan intelijen Perancis yang tidak siap untuk merima serangan
terori serta tidak menindaklanjuti data yang dikeluarkan oleh Imigrasi dimana
Kouachi bersaudara pernah keluar dari negeri itu dan berlatih dengan Al Qaidah.
Seperti
diketahui setelah penyerangan Charlie Hebdo, Perancis diguncang sejumlah
serangan bom pada Kamis (8/1) waktu setempat yaitu di toko kebab di sebelah
masjid pusat kota Villefrance-sur-Saone dekat Lyon walau dalam kejadian ini
tidak ada korban jiwa.
Sementara
itu di hari yang sama juga terjadi baku tembak di kawasan Montrouge, Paris
Selatan yang diduga dilakukan oleh Amedy Coulibaly yang menewaskan seorang
polisi wanita tewas.
Amedy
Coulibaly sendiri harus merasakan timah panas aparat polisi Perancis ketika
melakukan penyaderaan di toserba milik Yahudi, Hyper Cacher di Porte de
Vincennes, Paris Timur pada Jumat (9/1) waktu setempat dimana empat sandera
tewas dan 15 orang lainnya selamat.
Namun
kekasih Amedy, Hayat Boumeddiene melarikan diri dengan membawa senjata api dan
dalam pengejaran polisi.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/Lorcaszs