Minggu, 15 Maret 2015

RI-Myanmar Komitmen untuk Giatkan Kerja Sama Selatan-Selatan Melalui Peringatan KAA Ke-60

NAY PYI TAW, - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, A.M. Fachir, menekankan bahwa Myanmar, sebagai salah satu negara pencetus Konferensi Asia-Afrika di tahun 1955, memiliki posisi khusus untuk mengobarkan kembali semangat Bandung dan menggiatkan kerja sama selatan-selatan.

Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan Wamenlu RI dengan Menteri Keenam Kantor Kepresidenan Myanmar, U Hla Tun, di Nay Pyi Taw.

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemlu RI, selain untuk menyampaikan surat undangan Presiden RI kepada Presiden Myanmar,  U Thein Sein, untuk menghadiri rangkaian KTT Asia-Afrika pada bulan April mendatang, kunjungan Utusan Khusus Presiden RI ini juga bertujuan untuk menekankan kembali akan hubungan bilateral Indonesia dan Myanmar yang telah terjalin sangat baik selama ini.

Enampuluh tahun pasca penyelenggaraan KTT Asia-Afrika yang pertama di Bandung, negara-negara di kawasan tersebut telah mengalami transformasi dan kemajuan pembangunan yang sangat luar biasa.

Kendati demikian, Wamenlu RI menekankan bahwa masih banyak tantangan yang harus kita hadapi bersama ke depannya.

Oleh karena itu, semangat Bandung masih sangat relevan untuk diaplikasikan dewasa ini guna memperkuat rasa solidaritas dan persahabatan antar negara menuju perdamaian dan kesejahteraan bersama.

Lebih lanjut dalam pertemuan tersebut, Wamenlu RI juga menyampaikan bahwa salah satu dari rangkaian acara KTT Asia Afrika mendatang adalah Asia-Africa Business Summit (AABS) yang akan diselenggarakan di Jakarta tanggal 20 April 2015.

Sehubungan dengan hal tersebut, Wamenlu RI mengundang keterlibatan Myanmar, khususnya kalangan pengusaha di berbagai bidang untuk turut berpartisipasi dalam AABS dimaksud.

Tentunya keterlibatan para stakeholders Myanmar akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kerja sama selatan-selatan.

Menanggapi undangan Indonesia, Menteri U Hla Tun menyadari betul akan arti penting KTT Asia-Afrika, tidak saja karena Myanmar merupakan salah satu negara pencetusnya, melainkan juga karena sebanyak 109 negara diharapkan hadir dengan mitra baik Myanmar, Indonesia, sebagai tuan rumahnya.

Sependapat dengan Wamenlu RI, Menteri U Hla Tun berpandangan bahwa AABS akan berkontribusi besar pada pembangunan ekonomi di kawasan Asia dan Afrika ke depannya.

Kunjungan ini merupakan bagian dari serangkaian kunjungan Utusan Khusus Presiden RI untuk menyampaikan undangan Presiden RI kepada beberapa negara sahabat dan negara kunci di kawasan Asia dan Afrika untuk hadir pada Peringatan 60 Tahun KTT Asia-Afrika dan 10 Tahun New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung pada 22 – 24 April 2015.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz