Kamis, 11 April 2013

Tulisan ke-50 : Relus


Sebenarnya agak geli juga mau nulis ini kalau diingat-ingat karena lucu abis lihat salah satu temen w tapi sudah lah kita mulai aja ya huahahaha..uuppss

Tapi ini tulisan khusus untuk teman-teman w disebuah konsultan media untuk sebuah perwakilan asing di Jakarta (w ga akan sebutkan nama perusahaannya sebagai respek w terhadap mereka…)

Jadi ceritanya itu ketika w menghadiri sebuah acara atas undangan dari salah satu konsultan media yang menangani sebuah perwakilan asing di Jakarta di sebuah hotel persis samping Kedutaan Spanyol

W sich cukup akrab dengan mereka-mereka ini bahkan tidak ada jarak antara mereka dengan pekerjaan sebagai konsultan media dan w sebagai jurnalis .

Ketika kelar dari acara itu mereka nawarin w tumpangan untuk pulang kebetulan w bingung abis dari acara ini mau kemana walau sebenarnya ada acara di daerah SCBD acara talkshow yang dibuat ama mantan penyiar televisi kondang yang sekarang beralih menjadi penyiar radio dan membuka perusahaan media.

“mas, mau bareng ndak, sekalian aja kita mau balik ke kantor,” kata salah satu anak kantor konsultan media ini.

W sich ayo-ayo aja secara mau ke rumah w dari daerah belakang sarinah jelas gantung banget karena w mesti ke kebon sirih atau bunderan HI untuk naik angkot namun w tahu diri lah bagaimana bisa menemukan angkot itu kosong dikala pukul 18.00 ?

Akhirnya w ikut mereka, kebetulan salah satu dari mereka menyuruh petugas hotel untuk carikan taksi, setelah dapat taksi yang ternyata taksi mereka burung biru (tau donk yang w maksud), setelah dua temannya berpamitan dengan beberapa tamu yang menjadi juragan mereka langsung menyingkir dari keramaian dan keluar dari dalam hotel tersebut sambil menuruni tangga menuju ke arah taksi yang sudah menunggu.

Kami semua masuk ke dalam taksi, dimana depan si Gung, sementara w dan Arah, serta satu lagi w lupa (ya ialah w belum kenalan, maaf yaa hehehe) dibelakang dengan si Arah berada di tengah-tengah, sambil siap-siap sang supir langsung tanya..

“mau kemana mas,”

“ke Adityawarman pak yang deket PLN,” kata si Gung yang dibalas lagi ama si supir

“Adityawarman yang deket Blok ?, tanya si supir dan secara seperti paduan suara ketiga temen w ini menjawab w.

Tapi w nyela dengan mengatakan akan turun di Semanggi, sementara c Arah masih bingung karena dia selalu (hari gene masih dijemput yaa ckckckc hehehe) dijemput oleh bapaknya.

Sambil utak-atik talenannya (maksudnya tablet, abis ga jauh beda sich ama talenan mak w di rumah huahaha) nanya c papa tercinta udah dimana, sementara c Gung masih berceloteh dengan sang supir taksi.

Begitu keluar dan belok kiri dari lampu merah Sarinah menuju bunderan HI, pecah lah yang w bilang di atas huahahaha…

entah tiba-tiba c Gung nanya ke supir karena aksen pak supir agak berat kearah batakisme

“Bapak dari Medan yaa,” kata c Gung, tiba-tiba Arah nyeletuk “ hah, bapak dari Medan, marganya apa pak” katanya

C pak supir ini bernama Relus Napitupulu, dan dari situlah semua ini terjadi, bahkan di pak Reluss ini pun bertanya ke Arah tentang marganya karena dia bilang kalau dia batak juga

“wuah saya juga batak pak, saya Panjaitan,”

“Panjaitan dari mana kau,” kata si Supir

“dari Medan lah pak,” jawab si Arah, namun langsung ama si supir dijawab yang membuat w dan Gung serta teman yang satu ketawa abis

“Ya Medan mah ga jauh kayak Jakarta, isinya melayu semua,” jawab si pak Reluss yang membuat w dan seisi taksi ngakak abis

mungkin gregetan apa gimana, akhirnya c Arah terima telepon yang kebetulan dari sanga ayahanda tercinta untuk kabarin gimana selanjutnya, eeh si pak Relus dengan suara pelan ngomong soal kampungnya.

“Tanya ama bapakmu, kampungnya dari mana, kampung dari mana,” terus-terusan si Pak Reluss berbisik sambil si Arah menelpon

kelar telepon, Arah langsung jawab setelah ditanya lagi ama Pak Reluss

“udah ditanya dimana kampungnya,” tanya Pak Reluss

“udah donk pak, katanya di Pagar Batu pak,” jawab Arah dengan lantang

eeh si Pak Reluss malah ketawa-katawa karena dia tahu tempat dari si ayahanda  Arah

“oh pagar batu, saya mah tau,” kata si Pak Reluss

akhirnya seterusnya salain ceng-ceng-an terutama ngecengin Arah sambil ga berasa w harus turun di depan Atmajaya, sayangnya si pak supir lewat jalur cepat sehingga buru-buru w turun takut kena semprit polisi.

w dan Arah turun depan Atmajaya, w pisah jalan karena w jalan ke Atmajaya untuk nyari bus dan angkutan lainnya walau w ditawarin bareng karena rumah Arah dan w ternyata satu kawasan cuma dibatasin ama jembatan dan tol

Arah sendiri jalan nyebrang ke arah Gedung BRI..

Itulah cerita yang menurut w lucu sih, tapi w mau bilang ke teman-teman ini terima kasih ya atas kerjasama selama ini, moga-moga ke depannya masih bisa seperti ini dan ditunggu kebersamaan dengan kalian teman-teman dari “E”

Sudirman, 100413 18.30
@Lorcasz


Antara Palestina Orkestra dan EO Kapiran




Eng..ing..eng udah masuk April aja nich ga berasa udah masuk bulan keempat ya tingga 8 bulan lagi nich tutup tahun 2013 masuk 2014.

berhubung baru bulan keempat ga berasa sudah 48 tulisan aja… nah untuk menggenapi sampe 50 tulisan w masih dua tulisan istimewa selamat membaca.

Apa yang terlintas secara spontan ketika mendengar tentang PALESTINA ? 1000 % akan menjawab negara perang dan konflik.

Tapi apa yang terlintas dipikiran kalian jika w bilang PALESTINA ITU PUNYA ORKESTRA ? w yakin dahi kalian pada berkerut berlipat-lipat, bener kan ?!

Terserah dahi kalian berkerut tapi inilah faktanya, kalau Palestina itu punya orchestra atau musik instrument dan mereka menunjukkan kebolehannya di Jakarta..

Dan w juga bangga bisa jadi saksi dari kebolehan para pemain musik dari negara yang menurut sebagian tidak bersahabat di Jakarta

Sebenarnya w sich udah tau dari awal tahun bahkan sering nanya sana-sini termasuk ke Kedutaan Besar Dawlat (State) Palestina di Jakarta yaitu Mbak Sari.

setelah konfirmasi dan tanya sana-sini lewat mbak Sari, dapat lah w informasi tentang jumpa pers terakhir dari panitia Palestina Orkestra dimana sesi jumpa pers ini akan dilaksanakan tanggal 27 Maret 2013 di Kantor Kedutaan Besar State of Palestine.


Tanggal 27 Maret pukul 10.30 w datang juga di Kantor Kedutaan Besar State Palestine yang berlokasi di kawasan Diponegoro tepatnya depan Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Setelah lama menunggu akhirnya pukul 11.00 acara jumpa pers tersebut dilaksanakan dengan segala macam penjelasan dan tata pertanyaan. ( w ga perlu jelasin lah karena udah pasti bagaimana situasinya :D )

Kesimpulannya, bahwa acara tersebut akan berlangsung akhir bulan Maret lalu tepat tanggal 30-31 Maret di Aula Simfonia, Jakarta.

Akhirnya tanggal 30 Maret sore dari rumah berangkat dari rumah pukul 13.00 ke Aulia Simfonia di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat dengan menumpang angkutan Mikrolet 26 (M-26, Bekasi – Kampung Melayu) setelah nyampe Kampuny Melayu w lanjut dengan taksi menuju ke tempat yang ternyata dekat dengan sebuah tempat ibadah yang dikelola salah satu tokoh agama, Stephen Tong.

Akhirnya w sampai juga setelah muter-,muter karena bablas kelewatan dan hujan deras yang tiba-tiba mengguyur w pun masuk ke dalam gedung tersebut yang mewah dengan suasana orchestra sangat kental.

w pun masuk ke dalam sambil nyari tempat informasi yang memungkinkan w bisa masuk dan melihat latihan mereka, dengan bantuan seorang panitia w mendapatkan tempat informasi untuk media, begitu menyapa dan menyatakan diri sebagai jurnalis, sang panitia mendadak kebingungan namun dengan tenang menjelaskan detail soal acara.

Setelah mendapatkan penjelasan dari panitia w langsung naik ke atas untuk lihat latihan para pemain Palestina yang sudah dikenal dikalangan musisi klasik ini..

Melihat latihan para musisi Palestina ini w agak takjub dengan semangat mereka jika kita melihat situasi yang ada saat ini penuh dengan kekhawatiran.

Ketika mendengar bahwa akan ada kejutan dari para musisi yang akan membawakan lagu nasional membuat w penasaran seperti apa latihan mereka dalam membawakan lagu tersebut.

Sepanjang latihan mereka, w sibuk mendengarkan sambil berphoto ria, penasaran kan silakan lihat gambar-gambar ini..







Begitu Maria Tamarine masuk untuk latihan w siap-siap duduk paling depan untuk dengerin suara soprano terkemuka ini

Di sesi Maria Tamarin nich w mendapatkan perlakuan yang tidak sepantasnya dari pihak promotor kalau dia tahu aturan dan peraturan peliputan pers (maklum yang halang-halangi w adalah warga asing)

Jadi, sebelum Maria Tamarine latihan lagu Tanah Airku, w disamperin dari pihak penyelenggara orang Indonesia sambil becanda

“mas, ngapain duduk wartawan ntu harus jalan-jalan, ambil gambar,” kata si mbak-mbak yang lupa w tanya namanya

trus w tanya setelah ntu mbak ngomong seperti itu, “ hehehe.. ohya mbak boleh ngambil gambar kan sambil w isyaratin tangan kayak lagi ngerekam handycam

“boleh kok mbak, yang ga boleh pas pertunjukan nanti,” kata ntu mbak, setelah mendapatkan penjelasan dari c mbak yang secara bagian dari promotor lantas w keluarin lah perangkat kamera perekam w kebetulan saat itu Maria Tamarin sedang persiapan lagu nasional, Tanah Airku.

Dan benar saja, Tanah Airku terlantun dengan merdu dari mulut soprano, Maria Tamarin sambil w merekam kepiawaian sang soprano membawakan lagu nasional itu dengan kata-kata Indonesia yang sempurna.

namun jeng…jeng..jeng.. sekitar 15 menit sebelum Maria Tamarin menyelesaikan lagu nasional tersebut, tiba-tiba w secara spontan menengok ke kiri dan mendapati salah satu manager dari promotor yang mendatangkan Maria Tamarin dan kawan-kawan ke Indonesia yang berkebangsaan asing tepatnya (maaf) Arab langsung memberikan kode seperti memotong di leher untuk mematikan perangkat perakam w sambil berkomat-kamit “no audio record”

Kejadian ini membuat agak aneh dan bertanya-tanya, nich promotor baik dari tingkat manager hingga kroco maksudnya pegawainya baik yang warga Indonesia atau asing satu suara atau tidak karena beberapa hari sebelum hari H w nulis email ke mereka untuk konfirmasi soal hal ini dan mereka para pegawe Indonesia mengatakan bahwa merekam baik audio atau visual diperbolehkan namun ketika pertunjukan tidak boleh, silakan lihat di bawah ini buktinya.. tetapi kenapa w dilarang.



Untung aja w ga protes, gimana kalo protes ya bisa heboh kali, ntu Arab satu ga tau apa kalau tindakan tolol dan bodohnya bisa menyeret dia kedalam penjara, karena tindakan dia itu dikategorikan sebagai tindakan MENGHALANG-HALANGI KERJA WARTAWAN DALAM MENDAPATKAN SEBUAH BERITA dan itu hukumannya adalah DUA TAHUN PENJARA dan DENDA Rp2 MIliar !!

Kemudian, yang bikin w kaget, karena mereka (maaf) MENGHINA JURNALIS dengan memberikan gratifikasi dalam bentuk UANG yang modusnya CUKUP CERDIK dimana pada saat prescon, amplop berisi uang tersebut diSELIPkan dibawah kotak makan yang diberikan oleh panitia.

Yang kedua ketika menjelang acara pertunjukan, dimana mereka juga SELIP-kan uang tersebut didalam buku petunjuk acara. Pasti bertanya-tanya kan apakah w membuka dan memasukkan uang-uang Gratifikasi itu ke dalam kantong atau dompet w ? oh maaf TIDAK ! uang itu sekarang mungkin sudah dinikmati oleh orang yang membutuhkan.

Maksudnya, uang pertama yang dikasih saat presscon, w SELIP-kan di kantong belakang kursi supir taksi yang membawa w dari kantor Kedubes Palestina ke arah Plasa Senayan, dan yang uang kedua w taruh di belakang mesin closet dengan ditutupi pelindung closet !!

W bukan orang munafik tetapi dengan cara yang diberikan oleh promotor sangat-sangat MELECEHKAN profesi jurnalis, memang sich pendapatan jurnalis satu media dengan media lain pasti berbeda tetapi dengan seperti ini lantas kami dibeli jasa dengan uang yang mungkin tidak seberapa, maaf !
  
Itu soal gratifikasi, kemudian ada tamu undangan yang HAMPIR SAJA tidak bisa masuk, nonton pertunjukkan karena namanya tidak terdapat dalam list yang dipegang oleh pihak bagian ticketing setelah sedikit crosscheck akhirnya si bapak dan ibu yang mengaku sebagai Dubes Sabam Sirait dan dapat undangan itu dari Kedubes Palestina diijinkan masuk juga.

Lepas dari akhirnya acara tergelar dengan sempurna, walau sedikit tapi w sedikit melihat ada beberapa tamu penting yang hadir, seperti sesepuh Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang menikmati alunan musik klasik tersebut, Dubes Rusia bersama Istrinya yang w lihat cantik banget dengan tampilan perpaduan antara Lady Di dan personel ABBA, kemudian ada Dubes Sudan bersama isteri dan anak-anaknya serta Sekretaris II bidang ekonomi dan pariwisata

Kemudian ada juga Direktur UNIC serta masyarakat Indonesia dan pecinta musik klasik, secara general penampilan para musisi ini memang patut diacungi jempol bahkan ketika dua lagu terakhir termasuk lagu nasional, Tanah Airku para penonton memberikan tepuk tangan sambil standing applaus..

Aahh akhirnya kesampean juga nonton konser musik klasik apalagi yang ditampilkan adalah musisi dari negara yang saat ini sedang berkecamuk semoga dengan alunan musik tersebut perdamaian tercipta.

Dan kata-kata bagus dari pertunjukan ini dan sekaligus menjadi renungan adalah ucapan dari salah satu musisi yang sukses di dunia musik internasional adalah Angin berhembus melewati semua negara. Angin tak pernah menunjukan passport

“Angin berhembus melewati semua negara. Angin tak pernah menunjukan pasport," Wissam Boustany

Semoga Palestina dapat hidup damai dan satu atap dengan Israel walaupun entah sampai kapan itu terwujud…

Aula Simfonia Jakarta, 300313 21:00

@Lorcasz

Jokowi Jadi DKI1, Pengangguran Menurun



Tidak percuma aksi blusukan dari Gubernur DKI, Joko Widodo ke lapangan dan sisa dinas dari Fauzi Bowo pendahulunya, karena sebuah riset dari badan internasional menunjukkan tingkat pengangguran di Ibukota negara ini menurun ke tingkat 9,87% dan merupakan pertama kali selama 10 tahun terakhir.

Hal ini disampaikan Ekonom dari Badan PBB urusan perburuhan (ILO), Emma Allen dalam peluncuran Labour and Social Trend Report for Indonesia di Sari Pan Pasific Hotel, Jakarta, Kamis (4/3)

"Angka pengangguran di DKI Jakarta diperkirakan 9,87% pada Agustus 2012 dan untuk pertama kalinya tingkat pengangguran di Jakarta berada di bawah 10% selama 10 tahun belakangan ini," kata Ekonom Emma Allen

Allen juga mengaku bahwa Jakarta adalah salah satu daerah yang menjadi 'jantung' pertumbuhan vital dalam program MP3EI pemerintah, seperti pembangunan monorel, Mass Rapid Transit, dan sebagainya.

Penurunan tingkat pengangguran terbesar, sambung Emma, juga terjadi di pusat pertumbuhan lain, meliputi Banten, Jawa Barat, Riau, Kalimantan Timur, dan Papua Barat.

Sehingga secara keseluruhan, Emma menyebut realisasi pengangguran mengalami penyusutan pada 2012. Jumlah pengangguran di bulan kedelapan tahun lalu mengalami penurunan tipis menjadi 6,14% dibanding Februari 2012 yang sebesar 6,32%.

"Pengangguran menurun di hampir semua provinsi antara Agustus 2011 dan Agustus 2012, dengan pengecualian di Aceh dan Sulawesi Tenggara," tuturnya.

Kondisi ini bisa dilihat dari pertumbuhan lapangan kerja yang terus melampaui pertumbuhan angkatan kerja dengan kenaikan sebesar 1% dan penambahan 1.137.555 pekerjaan antara Agustus 2011 dan Agustus 2012.

"Angkatan kerja masih terpusat di Pulau Jawa, Sumatera dan Bali sebesar 81,2% di 2012. Indonesia masih memperlihatkan adanya ketimpangan regional, baik di keluaran ekonomi maupun ketenagakerjaan," ungkapnya


Hasil ini sangat terbalik jika melihat tingkat pengangguran di kalangan muda yang dinilai Emma masih cukup tinggi. Angkanya mencapai 56% dari penduduk yang menganggur pada Agustus 2012.

"Kaum muda 5,97 kali lebih besar menjadi penganggur dibanding mereka yang berusia 25 tahun ke atas, di mana pengangguran muda mencapai 56% dari penduduk penganggur pada Agustus tahun lalu," ucapnya


Indonesia dan Australia Gelar Forum 2+2



Terkait maraknya penyeludupan manusia serta kontra terror membuat Indonesia dan Australia menggelar dialog 2+2 antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari kedua negara.

Australia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Bob Carr dan Menhan Stephen Smith sedangkan dari Indonesia adalah Menlu Marty Natalegawa dan Menhan Purnomo Yusgiantoro berlangsung di Gedung Pancasila, Komplek Kemenlu, Pejambon, Jakarta.

Dalam forum ini, Australia menginginkan adanya peran Indonesia dalam menangani kedua permasalahan tersebut karena Australia menganggap Indonesia adalah mitra pentingnya.

Hal ini disampaikan saat melakukan jumpa pers bersama di Gedung Nusantara, Jakarta, (3/4),  keempatnya menegaskan berbagai kesepakatan bilateral kedua negara.

Persoalan lain yang dibahas adalah masalah perbatasan laut. Kerjasama dan koordinasi yang solid dari kedua belah pihak seperti patroli keamanan bersama. Isu kerjasama pertahanan yang mencakup kegiatan pertemuan tahunan Indonesia-Australia Defence Strategic Dialog (IADSD).


Selasa, 02 April 2013

Gallery Photo : Peluncuran Buku Titik Nol Karya Agustinus Wibowo















Mengaku Mendukung Kemerdekaan Palestina, Namun Konser Orchestra Minus Sponsor




Keberadaan Palestina dalam konflik terus menggugah nurani masyarakat dunia termasuk Indonesia dengan mengirimkan bantuan, doa dan dukungan kepada negara tersebut namun itu semua berbalik ketika ada sebuah misi kesenian dari wilayah yang dipimpin Mahmoud Abbas datang ke Jakarta tidak semua perusahaan atau badan usaha membantunya.

Hal ini dikeluhkan oleh Direktur PT Agate Indonesia Selaras, Nana Diah Purnawati selaku promotor yang mendatangkan Orkestra Nasional Palestina (PNO) yang akan menggelar konser di Jakarta. alasan para perusahaan atau badan usaha enggan menjadi sponsor karena nama Palestina yang sudah familiar identic dengan negara konflik.

"Kami sangat kesulitan untuk mencari dana sponsor karena tiap perusahaan yang kami datangi dan tahu bahwa orkestra ini berasal dari Palestina, mereka langsung menolak," ujar Nana kepada wartawan yang menemuinya di Kedutaan Besar Palestina

Nana yang sebelumnya sempat optimistis bahwa perusahaan di Indonesia akan mudah didekati untuk memperoleh dana sponsor, karena Indonesia dikenal loyal dan kerap memberikan bantuan bagi Palestina. Namun dirinya harus kecewa dan menerima fakta bahwa bantuan tersebut hanya untuk bidang tertentu saja, seperti bantuan kemanusiaan jika politik sedang berkecamuk.

"Padahal Indonesia kan sering memberikan bantuan kepada Palestina langsung. Bahkan ada yang mengirimkan relawan ke sana. Jadi saya pikir mudah untuk memperoleh sponsor. Ternyata warga kita hanya peduli jika terkait dengan isu politik," ungkapnya kecewa.

Karena minimnya sponsor dalam pentas ini dirinya hanya mengandalkan dana dari hasil penjualan tiket yang dibanderol antara Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta. Pihak promotor optimistis pasang target dapat menjual sebanyak 800 tiket.

"Di sini kami membidik dua segmen, pertama segmen yang peduli terhadap negara Palestina dan segmen kedua pecinta orkestra dan musik klasik," katanya.

Nana kemudian menceritakan bahwa PNO merupakan gabungan beberapa musisi dari 18 negara yang peduli terhadap musik klasik dan Palestina. Mereka bukan musisi sembarangan karena sebelumnya sudah bergabung dengan kelompok orkestra terkenal seperti Royal Academy (Inggris), Paris Conservatoire, dan Los Angeles Orchestra.

Orkestra ini bernaung di bawah Universitas Birzeit yang terletak dekat dengan kota Ramallah. PNO sebelumnya sudah pernah tampil di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah. Sedangkan pertunjukan yang akan digelar pada tanggal 30-31 Maret mendatang merupakan konser perdana mereka di Asia, khususnya Indonesia.

"Kami sengaja memilih Jakarta karena kami berpikir apabila ingin dikenal publik Asia, maka orkestra ini harus tampil di Jakarta," ujar Nana.

Konser yang juga akan menampilkan para musisi Indonesia ini akan digelar selama dua hari yaitu Sabtu dan Minggu, 30-31 Maret 2013, di Aula Simfonia, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Kami berharap publik Indonesia dapat mengapresiasi penampilan mereka nanti dengan datang menyaksikan mereka bermain. Karena sebagian dari hasil konser ini nantinya akan disumbangkan bagi sekolah musik anak-anak di Palestina," kata Nana











Kedubes Palestina - Aulia Simfonia Jakarta, 28 Maret 2013 11:30