SEOUL,
- Isu perbaikan hak dan kesejahteraan menjadi tuntutan bersama bagi komunitas Buruh
tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh Asia.
Hal
ini bisa dilihat di mulai dari Seoul sebagaimana dilansir dari media setempat,
para buruh menentang rencana undang-undang pekerja dimana menurutnya akan
memberikan fleksibilitas terhadap pasar buruh yang kaku.
Dalam
reformasi ini menurut pandangan pemerintah, pemilik usaha akan dipermudah dalam
mempekerjakan atau memecat buruh. Hal inilah yang ditolak oleh para buruh
negeri gingseng yang akhirnya berujung pada bentrokan dengan aparat kepolisian
setempat.
Sementara
di Taipe peringatan May Day berujung bentrok dimana para buruh melempari bom
asap ke arah kantor presiden. Tuntutan mereka pun serupa dengan kawan-kawan
buruh negara lain yaitu kenaikan gaji, pelarangan kerja kontrak dan pemotongan
jam kerja.
Sedangkan
di HongKong, para buruh menggelar aksi dami dengan mendesak pemerintah otonomi
tersebut memberikan hak-hak yang lebih besar serta kondisi kerja yang lebih
baik.
Bahkan
para buruh ini pun meminta Pemerintah HongKong membenahi kesejahteraan pekerja
setelah dunia melihat negeri ini ketika kasus pemukulan terhadap pekerja
Indonesia, Erwiana Sulistyaningsih.
Sementara
itu dari kawasan Asia Tenggara, ratusan buruh di pusat kota Manila, Philipina
turun ke jalan untuk menuntut adanya kenaikan upah serta peluang kerja yang
lebih.
Dalam
aksi ini, para buruh menyayangkan banyaknya kolega mereka yang memilih bekerja
di luar negeri ketimbang membangun negaranya sendiri bahkan ada yang terlibat
kasus.
Dalam
aksi ini mereka juga menyoroti kasus yang menimpa rekan mereka di Indonesia,
Mary Jane yang ditunda pelaksanan eksekusinya karena diduga adanya penjebakan
yang dilakukan agennya.
Kasus
Mary Jane sendiri adalah potret krisis pekerja yang sudah parah terjadi di
negara jajahan spanyol ini yang membuat banyak warganya memilih bekerja di luar
negeri.
Kontak
Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz