JAKARTA – Kantor PBB bidang Program Pengurangan Emisi dari Deforestrasi dan Degradasi Hutan (REDD+) UNORCHID meluncurkan laporan tentang perubahan iklim dalam bahasa Indonesia.
Acara yang berlangsung di Hotel Hilton Tree kawasan Diponegoro,
Menteng Jakarta ini meluncurkan laporan New Climate Economy (NCE) dalam bahasa
Indonesia yang bertajuk Pertumbuhan Lebih Baik, Iklim Lebih Baik.
Dalam laporan ini memuat tentang sepuluh rencana aksi
global yang mana tiga antaranya menyebut persoalan pemanfaatan lahan dimana
dalam produksi pertanian jadi focus, sedangkan peningkatan produktivitas jadi
solusi utama.
“Pertumbuhan ekonomi dan mitigasi iklim bisa didapat
bersama,”ucapnya.
Jacobs juga menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan
pengereman laju perubahan iklim bisa melalui sejumlah kebijakan baru dan
pengembangan teknologi terutama di kawasan kota bisa dengan meningkatkan
pelayanan serta pemakaian transportasi umum.
Tekait dengan lahan pertanian, dalam laporan ini bisa
diperoleh dari lahan-lahan terdegrasi sedangkan untuk kawasan di Indonesia,
luas kawasan hutan degradasi lebih dari 20 juta hektar dengan kondisi ini bisa
digunakan untuk lahan pertanian tanpa membuka hutan alam.
Dalam laporan ini juga menyerukan untuk melakukan
penghentian total deforestasi hutan alam pada 2030.
Namun laporan menurut Aida Greenbury tidak sependapat
karena sebuah perusahaan telah memulai penghentian deforestasi sejak Februari
2013.
“APP sudah memulai penghentian deforestasi sejak
Februari 2013. Kalau kami bisa memulai hampr dua tahun lalu, kenapa harus
menunggu 2030,”ucapnya.
Sementara Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Kerajaan Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik lebih melihat soal pemberian
subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk sarana transportasi dan pembangkit
listrik karena cenderung menciptakan kondisi boros energy yang tak produktif
serta meningkatkan emisi.
Namun Dubes Traavik mengapresiasikan rencana
pemerintah terhadap pemanfaatan geothermal.
Photo by @Lorcasz use Xiaomi RedMi 1S
Photo by @Lorcasz use Xiaomi RedMi 1S