Minggu, 16 November 2014

Tahu Gimbal dan Sate Kerang Raih Penghargaan Tertinggi

DEN HAAG - Cisca Suxma  dengan karyanya  Tahu Gimbal, Sate Kerang dan Udang Madu disiram Sambal Bawang berhasil meraih penghargaan utama dalam Kompetisi Kuliner Indonesia II  2014 yang berlangsung di Keizer Culinair Studio, Den Haag, pada hari Sabtu, tanggal 15 November 2014. 

Sebagaimana informasi yang diterima KBRI Den Haag melalui emai mengatakan Tim Juri menilai bahwa ketrampilannya dalam memadu produk makanan laut.

Tahu dengan bahan ketela serta  citarasa maupun aroma kuliner Indonesia yang kuat menyebabkan, Cisca mendapatkan Piala KBRI Den Haag dan tiket Pesawat Garuda Indonesia, Amsterdam – London pp.  Sementara Ernest Graaff dengan karyanya berupa menu Ikan Bakar dan Rendang Sayur  berhasil meraih penghargaan kedua dan menerima Piala KBRI Den Haag.

Kompetisi Kuliner Indonesia merupakan program kerjasama KBRI Den Haag  dengan Asosiasi Chef Indonesia di Belanda  yang bernaung dalam  “Indonesia Satu” sejak tahun 2013. 

Kompetisi Kuliner Indonesia tahun 2014  mengangkat  tema “otentik, sehat dan organik” dengan mengedepankan  bahan dasar utama produk laut dan sayuran segar serta teknik pengolahan maupun bahan bumbu khas Indonesia.

Program kompetisi kuliner Indonesia tersebut. bertujuan untuk memacu kreasi menu Indonesia dengan penyajian  dan teknik pemrosesan baru dengan tetap mempertahankan citarasa maupun penggunaan bahan dan bumbu Indonesia.

Dalam kompetisi tersebut, sebanyak   7  ahli masak  Indonesia dan Belanda yang terseleksi,  yaitu Indrawaty Verwey; Cisca Suxma; Ernest Graaff; Rachma Zaenuddin; Mike de Groot; Stephen de Ruyter; Sundush Bajri, masing-masing dibantu dengan seorang asisten,  beradu ketrampilan mengolah produk makanan laut segar, tahu, sayuran, kangkung, ayam, dengan menggunakan bumbu Indonesia menyajikan beragam menu Indonesia

Pada sesi pertama, peserta diminta mengolah produk makanan laut, seperti ikan, kerang, dan udang. Indrawati Verwey mengolah ikan Kabeljauw menjadi  empek-empek plus yang dikombinasikan dengan  kukus ikan Kabeljauw segar. 



Cisca Suxma mengolah  produk laut menjadi Tahu Gimbal, Sate Kerang, Udang Sambal Bawang; Sundush Bajri menyajikan Ikan Asam Manis dan acar.

Stephen de Ruyter menyajikan  Ikan Acar Kuning, Urap dan Udang Bakar;  Ernest Graaff menyajikan Ikan Bakar;  Sementara Rachma Zaenuddin menyajikan Ikan Pindang Serani dan Mike de Groot menyajikan Sepat Bawang.

Di sesi kedua para peserta diminta mengolah bahan sayuran dan daging ayam. Indrawati Verwey  mempresentasikan Garo, yang merupakan masakan khas Manado dan Rachma mengolah Nasi Bakar, Sayur Godog Tahu, dan Tumis Kangkung. 

Cisca Suxma, mempersembahkan masakan Plecing Kangkung, Sambal Teri Bawang dan Ayam Bumbu Terasi. Sundush Bajri  mengolah bahan sayuran menjadi Pecel, Tahu menjadi Batagor, Sambal Goreng Ikan dan Tumis Kangkung. 

Ernest Graaff menyajikan menu kreasi baru berupa Rendang Sayur. Sementara Mike de Groot mengolah masakan Ayam Besengek dengan dilengkapi Rujak Mangga. Sthepen de Ruyter menyajikan masakan aneka Somay Bandung dan Tumis Sayur.

Tim juri yang dipimpin oleh  Chef Agus Hermawan (Blauw Restaurant), dan dibantu oleh  Benno R. Renoud (Asia Gastronomi);  Michael Richter (pemerhati kuliner Indonesia); Detty Janssen (Pemerhati Kuliner Indonesia) menilai seluruh karya kuliner peserta dengan mengutamakan aspek, cita rasa, pilihan bahan, pemrosesan dan presentasi menu kuliner Indonesia yang atraktif.

Dalam kompetisi tersebut, para peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang teknik mengolah makanan laut yaitu lobster bumbu woku serta Ikan Kabeljauw goreng dengan kadar  minyak sangat rendah oleh  Chef Agus Hermawan. 

Disamping itu Chef Genthur Respati  dari Hilton Hotel Schiphol dan  Didi Han (food decorator) juga ikut memberikan teknik pengolahan dan penyajian kuliner yang  sehat, kreatif dan menarik.

Kompetisi kuliner Indonesia 2014 dihadiri oleh para pengunjung baik kalangan pemerhati kuliner, pecinta masakan Indonesia, media, dan masyarakat umum. 


Para pengunjung  juga berkesempatan ikut menikmati  hasil karya para peserta dan mengikuti workshop penyajian kopi jenis arabica berkualitas tinggi yang diimpor dari Indonesia dan telah disajikan di restoran-restoran terkemuka di Belanda.