Sabtu, 08 November 2014

Ketika ASEAN dan UNI Eropa antara Pro dan Kontra

JAKARTA – Ada yang menarik dalam pameran pendidika tinggi Eropa (EHEF) 2014 yaitu adanya hebat tentang seberapa bagus antara Uni Eropa dan ASEAN dalam membina hubungan serta apakah perlu kedua organisasi mengikuti sistem.

Acara yang bertajuk Apakah Integrasi yang Kuat, Mirip dengan Uni Eropa akan Menjaga Masa Depan ASEAN berlangsung di Balai Kartini ini menghadirkan dua group antara pro dan kontra yang berisi tiga orang dengan kualifikasi berkompeten.

Menurut tim menyetujui yang terdiri dari Ketua Kamar Dagang Eropa (EuroCham) Jakob Friis Sorensen, Duta Besar Irlandia untuk Indonesia Kyle O’Sullivan dan Deputi Direktur Kementerian Luar Negeri untuk Kerja Sama Indonesia-EU, Rio Budi Harmanto.

Tim menyetujui mengatakan bahwa ASEAN seharusnya ikut sebagaimana EU lakukan hingga saat ini karena dalam ekonomi akan melakukan pergerakan bidang perdagangan dan mobilitas manusia lancar yang berujung pada ekonomi akan berkembang dan maju.

Namun apa yang dikatakan tim penyetujui, dibantah oleh tim penentang yang terdiri dari Muhadi Sugiono, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Evi Fitriani, Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Dan Direktur Eksekutif The Habibie Center, Rahimah Abdulrahim.






Soal kontra ini dalam acara yang dimoderatori presenter Metro Tv, Andini Effendi ini Muhadi mengatakan bahwa ASEAN dibentuk dengan semangat persatuan tanpa mengesampingkan kedaulatan negara-negara anggota. Sementara Uni Eropa dibentuk untuk membatasi kedaulatan negara agar bisa menghindari konflik.

ASEAN dibentuk dengan semangat persatuan tanpa mengesampingkan kedaulatan negara-negara anggota, sementara UE dibentuk untuk membatasi kedaulatan negara agar bisa menghindari konflik seperti Perang Dunia,”ucapnya.

Sementara itu, Evi menjelaskan bahwa Uni Eropa mewajibkan negara calon anggota untuk memenuhi Kriteria Kopenhagen dimana dalam isinya menganut pemerintahan demokratis dan memiliki pasar yang produsennya mempunyai kemampuan untuk bersaing di UE.

Sedangkan menurut Rahimah, hal penting dalam menjaga integrasi kawasan ASEAN dengan membedayakan unit-unit didalamnya seperti unit penyelesaian konflik serta pendidikan agar lebih mapan dalam meningkatkan kualitas untuk kesejahteraan.

“Kuncinya bukan mengubah sistem dan struktur ASEAN, melainkan memaksimalkan kinerja setiap aspek,”ucapnya


Acara debat ini selain disaksikan oleh para pengunjung pameran pendidikan namun juga diikuti para mahasiswa berbagai kampus di Jakarta.