JAKARTA
– Ada yang menarik dalam pameran pendidika tinggi Eropa (EHEF) 2014 yaitu
adanya hebat tentang seberapa bagus antara Uni Eropa dan ASEAN dalam membina
hubungan serta apakah perlu kedua organisasi mengikuti sistem.
Acara
yang bertajuk Apakah Integrasi yang Kuat, Mirip dengan Uni Eropa akan Menjaga
Masa Depan ASEAN berlangsung di Balai Kartini ini menghadirkan dua group antara
pro dan kontra yang berisi tiga orang dengan kualifikasi berkompeten.
Menurut
tim menyetujui yang terdiri dari Ketua Kamar Dagang Eropa (EuroCham) Jakob
Friis Sorensen, Duta Besar Irlandia untuk Indonesia Kyle O’Sullivan dan Deputi
Direktur Kementerian Luar Negeri untuk Kerja Sama Indonesia-EU, Rio Budi
Harmanto.
Tim
menyetujui mengatakan bahwa ASEAN seharusnya ikut sebagaimana EU lakukan hingga
saat ini karena dalam ekonomi akan melakukan pergerakan bidang perdagangan dan
mobilitas manusia lancar yang berujung pada ekonomi akan berkembang dan maju.
Namun
apa yang dikatakan tim penyetujui, dibantah oleh tim penentang yang terdiri
dari Muhadi Sugiono, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Evi Fitriani, Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas
Indonesia, Dan Direktur Eksekutif The Habibie Center, Rahimah Abdulrahim.
Soal
kontra ini dalam acara yang dimoderatori presenter Metro Tv, Andini Effendi ini
Muhadi mengatakan bahwa ASEAN dibentuk dengan semangat persatuan tanpa
mengesampingkan kedaulatan negara-negara anggota. Sementara Uni Eropa dibentuk
untuk membatasi kedaulatan negara agar bisa menghindari konflik.
“
ASEAN
dibentuk dengan semangat persatuan tanpa mengesampingkan kedaulatan
negara-negara anggota, sementara UE dibentuk untuk membatasi kedaulatan negara
agar bisa menghindari konflik seperti Perang Dunia,”ucapnya.
Sementara
itu, Evi menjelaskan bahwa Uni Eropa mewajibkan negara calon anggota untuk
memenuhi Kriteria Kopenhagen dimana dalam isinya menganut pemerintahan
demokratis dan memiliki pasar yang produsennya mempunyai kemampuan untuk
bersaing di UE.
Sedangkan
menurut Rahimah, hal penting dalam menjaga integrasi kawasan ASEAN dengan
membedayakan unit-unit didalamnya seperti unit penyelesaian konflik serta
pendidikan agar lebih mapan dalam meningkatkan kualitas untuk kesejahteraan.
“Kuncinya
bukan mengubah sistem dan struktur ASEAN, melainkan memaksimalkan kinerja
setiap aspek,”ucapnya
Acara
debat ini selain disaksikan oleh para pengunjung pameran pendidikan namun juga
diikuti para mahasiswa berbagai kampus di Jakarta.