Senin, 17 November 2014

Citi Indonesia Selenggarakan Capital Market Outlook Tahunan



JAKARTA, - Penyelenggaraan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang akan dimulai tahun depan, akan membawa berbagai dampak terhadap perkembangan pasar modal dan iklim investasi di Indonesia.

Dengan melihat situasi tersebut sebagai bagian dari penasehat keuangan terpercaya, Citi Indonesia menyelenggarakan seminar tahunan Capital Market Outlok yang bertajuk "ASEAN Integration 2015: Challenges and Opportunities" untuk membantu nasabah korporat maupun profesional dalam merencanakan dan menerapkan strategi bisnis yang tepat sepanjang tahun 2015.

Menurut Tigor M Siahaan selaku Chief Country Officer mengatakan Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan atraktif mewakili hampir setengah dari perekonomian kawasan Asia Tenggara dan penting untuk negeri ini dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi peluang serta tantangan dalam penyelengarakan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

“Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan atraktif, mewakili hampir setengah dari perekonomian ASEAN, oleh karena itu sangatlah penting bagi Indonesia untuk dapat mempersiapkan diri menghadapi berbagai peluang dan juga tantangan yang dihadirkan oleh penyelenggaraan Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk dapat bersaing dengan negara-negara tetangga,”ucapnya.

Dalam paparannya, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sarjito menjelaskan bahwa salah satu karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal (Single Market and production base), yang bertujuan untuk menciptakan aliran modal yang lebih bebas antara negara-negara ASEAN. Salah satu inisiatif untuk mencapai hal tersebut adalah melalui integrasi pasar modal ASEAN.

Terkait dengan pengembangan, Sarjito mengemukakan empat hal yang menjadi tantangan bagi pasar modal Indonesia, antara lain: (1) Peningkatan sisi persediaan, (2) peningkatan sisi permintaan, (3) pengembangan infrastruktur, dan (4) peningkatan praktek dan pedoman tata kelola yang baik dan juga implementasinya. Berbagai hal tersebut bisa dicapai dengan penciptaan regulasi yang sifatnya “market-friendly” dan mendukung.

“Jangan kita membuat regulasi dimana industri kita sendiri secara domestik tidak bisa survive. Kita harus mendengarkan semua, bagaimana supaya industri itu bisa tumbuh. Tidak hanya financial market, tapi juga real market.”ucapnya

Selain Sarjito, turut hadir dan berbicara dalam seminar kali ini Presiden Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Heri Sunaryadi, yang memberikan paparan mengenai rencana strategis KSEI, sebagai pengembang infrastruktur, untuk mendukung pertumbuhan pasar modal di Indonesia sepanjang empat tahun mendatang.

Selain pengimplementasian Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST) Next Generation (Next-G) yang diperkirakan rampung pada tahun 2016, KSEI juga sedang mengembangkan sistem pengelolaan investasi terpadu yang akan meningkatkan efisiensi kegiatan pasar modal yang melibatkan berbagai pihak seperti bank, perusahaan efek, agen penjual, investor, bank kustodian, dll.

Heri juga menambahkan bahwa berbagai upaya ini dilakukan perusahaan untuk memperdalam pasar, meningkatkan jumlah investor dan likuiditas di Indonesia.

Selain peningkatan dan pertumbuhan dari segi domestik, Made Artha, Investor Sales Head, Citi Indonesia juga berpendapat bahwa fokus kegiatan investasi dari investor dan berbagai institusi tidak harus fokus di dalam negeri, namun dapat diperluas ke luar negeri seperti ke negara ASEAN lainnya. Dia pun menambahkan bahwa proses diversifikasi semacam itu bisa didorong melalui pemberian insentif oleh pihak regulator.


“Pada akhirnya, penyelenggaraan Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan sesuatu yang bersifat instan dalam memperbaiki perekonomian negara. Kuncinya adalah keterampilan kita untuk memanfaatkan peluang dan juga mengantisipasi tantangan yang dihadirkan oleh penyelenggaraan Masyarakat Ekonomi ASEAN itu sendiri.”ucapnya




Photo dok. Citi Indonesia / Praxis
kontak admin blog > ervanca@gmail.com