Jumat, 21 November 2014

Indonesia Terus Dorong Upaya Reformasi DK-PBB

JAKARTA, - Indonesia terus mendorong agara terjadinya reformasi dalam tubuh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB)

Hal ini terungkap dalam lokakarya nasional yang bertajuk Refomrasi Dewan Keamanan PBB dan Refleksi Peran Indonesia yang diadakan Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri.

Sebagaimana informasi yang didapat bahwa lokakarya ini diselenggarakan dalam rangka memperkaya dan menelaah peran dan posisi yang dimajukan Indonesia dalam kaitan agenda reformasi DK PBB selama ini di PBB di bawah Intergovernmental Forum (IGN) Majelis Umum PBB.

Lokakarya ini juga akan dimanfaatkan guna memperkaya pandangan dan strategi bagi pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan dan perdamaian dunia, melalui kontribusi sebagai anggota tidak tetap Dewan Keaman (DK) PBB periode 2019 – 2020, melengkapi kontribusinya sebagai salah satu negara penyumbang pasukan perdamaian dunia, melalui kontribusinya sebagai salah satu negara penyumbang pasukan dan personel peringkat 17 terbesar pada Misi Pemeliharan Perdamaian PBB (UN Peacekeeping Operations).

Lokakarya dihadiri oleh para pemangku kepentingan baik dari unsure pemerintah, akademia, dan lembaga, think tank terkait, termasuk wakil dari International Peace Institute – salah satu lembaga think tank berpengaruh yang juga turut aktif dalam mendorong pembahasan mengenai isu reformasi DK pada track II di kalangan negara – negara PBB di New York.

 Lokakarya Nasional tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai forum untuk meningkatkan awareness para pemanglu kepentingan nasional mengenai perkembangan dan tantangan dalam upaya mereformasi DK PBB pada forum Majelis Umum PBB, yang telah menjadi salah satu isu prioritas pada Rencana Aksi Prioritas Nasional Pemerintah RI periode 2019 – 2020.

Lokakarya juga memberikan wahana tukar pikiran guna memperkaya dan menelaah lebih dalam posisi “intermediate approach” yang diajukan oleh Indonesia.

Negosiasi mengenai uapaya mereformasi DK PBB telah berlangsung di PBB sejak tahun 1995, dan memeperoleh momentum saat Sesi Pleno Informal Majelis Umum PBB meluncurkan proses Intergovernmental Negotiations on the question of equitable representation and increase in the membership of the security Council and other matters di IGN telah melewati putaran ke – 10 di bawah keketuaan Dr. Zahir Tanin, Duta Besar dan wakil tetap Afghanistan untuk PBB, posisi negara – negara anggota PBB yang diwakili berbagai kelompok negosisasi hingga saat ini masih saling bersebrangan yang pada gilirannya menghambat proses reformasi tersebut.

Terdapat harapan negara – negara PBB agar reformasi DK PBB dapat semakin didorong khususnya di tahun 2015, yang menjadi tahun peringatan 70 tahun berdirinya PBB.

 Prakarsa “intermediate approach” yang selama ini dimajukan oleh Indonesia diharapkan dapat menjadi suatu opsi guna menjembatani perbedaan – perbedaan posisi negara – negara dan kelompok negosiasi yang selama ini belum mencapai kata sepakat dan pada gilirannya menghambat terciptanya Dewan Keamanan PBB yang “reformed”, demokratis, representatif, dan akuntabel serta merefleksikan situasi dan realita dunia abad ke – 21 and “beyond”.





Kontak Admin Blog > ervanca@gmail.com