Hal
ini disampaikan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi dalam jumpa
pers pelaksanaan konser Palestinian Orchestra di Kantornya, Jakarta
"Pejabat
di Palestina memang jarang ada yang mampu memainkan alat musik atau bahkan
berkecimpung di bidang musik. Mereka sibuk mengurusi hal lain. Ini sangat
berbeda dengan Indonesia yang saya ketahui beberapa pejabatnya ada yang mahir
bermain alat musik," ujar Mehdawi
Mehdawi
menyebut dalam tiga tahun terakhir pemerintah turut mendorong masyarakatnya,
terutama kaum muda, untuk mempelajari musik dan bidang lain seperti seni dan
olahraga.
Karena
menurutnya, bidang-bidang itu dapat menjadi penyeimbang di kala warga Palestina
jenuh oleh isu peperangan. Musik yang didorong untuk dipelajari pemerintah
Palestina pun tidak hanya musik modern tetapi juga musik tradisional.
Menurut
Mehdawi, musik tradisional perlu diperkenalkan karena generasi muda akhir-akhir
ini banyak yang telah melupakan itu.
"Situasi
konflik peperangan yang keras di Palestina membuat rakyat sering kali putus
asa. Sehingga mereka juga perlu hiburan. Akan sangat menantang sekali bagi kami
untuk mempromosikan musik tradisional dan modern. Kami pun sangat serius akan
hal ini," kata Mehdawi.
Mehdawi
pun berikan bukti nyata dari pemerintah Palestina kepada musisi di sana antara
lain memfasilitasi para musisi di negaranya untuk dapat menggelar konser di
Palestina dan mengirimkan mereka pada kegiatan luar negeri.
"Apa
yang dibutuhkan oleh para musisi, maka sebisa mungkin akan dibantu oleh
pemerintah. Salah satunya yang akan diadakan ini," ujarnya.
Mehdawi
pun menambahkan konser yang akan digelar oleh Orkestra Nasional Palestina
bertujuan untuk mengubah persepsi publik terhadap Palestina yang terlanjur
dianggap sebagai negara penuh konflik. Konser ini bahkan mengandung misi
sosial.
"Hasil
penjualan tiket ini, nantinya akan disumbangkan bagi sekolah musik anak-anak
yang ada di Palestina," kata Mehdawi.
Sebagai
informasi, Sebanyak 48 musisi yang tergabung dalam Palestine National Orchestra
yang mana 26 diantaranya adalah warga
asli Palestina akan menggebrak pandangan orang terutama warga Jakarta atas
negara mereka selama ini di Jakarta pada
30-31 Maret di Aula Simfonia areal PRJ Jakarta.
Kedubes Palestina-Jakarta, 28 Maret 2013, 11:30