Selasa, 02 April 2013

Pemerintah Palestina Dorong Warganya Minati Musik



Disaat kondisi negara yang berkecamuk konflik dengan Israel ternyata Pemerintah Palestina memiliki kepedulian terhadap warganya untuk pelajari dan meminati musik terutama musik klasik walau sampai saat ini masih dirasa kurang karena tergerus dengan isu politik dan ekonomi

Hal ini disampaikan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi dalam jumpa pers pelaksanaan konser Palestinian Orchestra di Kantornya, Jakarta

"Pejabat di Palestina memang jarang ada yang mampu memainkan alat musik atau bahkan berkecimpung di bidang musik. Mereka sibuk mengurusi hal lain. Ini sangat berbeda dengan Indonesia yang saya ketahui beberapa pejabatnya ada yang mahir bermain alat musik," ujar Mehdawi

Mehdawi menyebut dalam tiga tahun terakhir pemerintah turut mendorong masyarakatnya, terutama kaum muda, untuk mempelajari musik dan bidang lain seperti seni dan olahraga.

Karena menurutnya, bidang-bidang itu dapat menjadi penyeimbang di kala warga Palestina jenuh oleh isu peperangan. Musik yang didorong untuk dipelajari pemerintah Palestina pun tidak hanya musik modern tetapi juga musik tradisional.

Menurut Mehdawi, musik tradisional perlu diperkenalkan karena generasi muda akhir-akhir ini banyak yang telah melupakan itu.

"Situasi konflik peperangan yang keras di Palestina membuat rakyat sering kali putus asa. Sehingga mereka juga perlu hiburan. Akan sangat menantang sekali bagi kami untuk mempromosikan musik tradisional dan modern. Kami pun sangat serius akan hal ini," kata Mehdawi.

Mehdawi pun berikan bukti nyata dari pemerintah Palestina kepada musisi di sana antara lain memfasilitasi para musisi di negaranya untuk dapat menggelar konser di Palestina dan mengirimkan mereka pada kegiatan luar negeri.

"Apa yang dibutuhkan oleh para musisi, maka sebisa mungkin akan dibantu oleh pemerintah. Salah satunya yang akan diadakan ini," ujarnya.

Mehdawi pun menambahkan konser yang akan digelar oleh Orkestra Nasional Palestina bertujuan untuk mengubah persepsi publik terhadap Palestina yang terlanjur dianggap sebagai negara penuh konflik. Konser ini bahkan mengandung misi sosial.

"Hasil penjualan tiket ini, nantinya akan disumbangkan bagi sekolah musik anak-anak yang ada di Palestina," kata Mehdawi.

Sebagai informasi, Sebanyak 48 musisi yang tergabung dalam Palestine National Orchestra yang mana 26 diantaranya adalah  warga asli Palestina akan menggebrak pandangan orang terutama warga Jakarta atas negara mereka selama ini  di Jakarta pada 30-31 Maret di Aula Simfonia areal PRJ Jakarta.




Kedubes Palestina-Jakarta, 28 Maret 2013, 11:30