Senin, 29 April 2013

Kartini 2.0. Apresiasi Telkom Kepada Kaum Perempuan Indonesia



Keberadaan perempuan Indonesia saat ini sudah semakin meningkat bersamaan dengan lajunya perkembangan teknologi saat ini, berkat keberadaan IT ini juga membuat kaum perempuan ini mampu berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang dapat berpengaruh pada lingkungan sekitar..

Atas dasar itu membuat PT Telkom Indonesia menggelar acara "Kartini 2.0: Indonesia Digital Women Award 2013" dan memilih 21 perempuan inspiratif yang telah memberikan kontribusi terhadap lingkungan. Mereka dinilai mampu menggunakan kecanggihan dunia digital untuk memberikan makna lebih terhadap diri dan lingkungannya,

Menurut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Linda Amalia Gumelar mengatakan bahwa Kartini di era digital saat ini sudah makin maju dan menyesuaikan dengan memanfaatkan dunia digital dengan benar walau sebelum semuanya menggunakan dengan optimal.

"Kartini di era digital kini sudah makin maju dan menyesuaikan, mereka mampu memanfaatkan dunia digital dengan benar. Meski, belum semua kaum perempuan telah optimal menggunakannya," tutur Linda Amalia Sari Gumelar, di Grand Ballroom Ritz Carlton Hotel, Jakarta.

Setidaknya ada dua puluh satu perempuan inspiratif ini dipilih oleh 15 juri yang kompeten di bidangnya, di antaranya Jajang C Noer (seniman) dan Imam B Prasodjo (pengamat sosial).
21 perempuan ini terpilih hasil seleksi dari 100 nama perempuan se-Indonesia yang dibagi dalam tujuh kategori. 

Berikut para penerima penghargaan tersebut:

Indi Womenpreneur

Iim Fahima Jachja (Pemilik Virus Communication)
Martini (Pengusaha Eceng Gondok)
Hanifa Ambadar (CEO & Co-Founder Female Daily Network)

Indi Women Profesi

Ainy Fauziah (Motivator)
Sylviana Murni (Satpol PP Perempuan)
Betti Alisjahbana (Presiden Direktur IBM kawasan Asia Pasific)

Indi Women Educator

Ade Pujiati (Pendiri Sekolah Gratis Ibu Pertiwi)
Iriani Amongpraja (Pendiri Sekolah KAMI)
Sri Rosiati dan Sri Irianingsih (Pendiri Sekolah Darurat Kartini)

Indi Women Environmentalist

Nina Nuraniyah (Pendiri Komunitas Greena)
Murniwati Harahap (Penggiat Hutan Bakau Jakarta)
Siti Maemunah (Aktivis Penyelamat Lingkungan)

Indi Women Socioactivist

Sophia Hage (Pelopor Gerakan Selamatkan Ibu)
Valencia Mieke Randa (Pengagas Gerakan Blood For Life)
Shelfi Lailatul Latifah (Penggagas Save Street Child)

Indi Women Technologist

Tri Mumpuni (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro)
Sidrotun Naim (Peneliti virus udang dan obat pencegahan)
Riri Fitri Sari (Mengembangkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi)

Indi Women Cultural Artist

Temu Misti (Maestro Gandrung dari Banyuwangi)
Alfonso Horeng (Pelestarian dan Penjaga Tenun Ikat dari Flores)
Rury Nostalgia (Penari dan Koreografer Tari)