Keberadaan perempuan Indonesia saat ini sudah semakin meningkat bersamaan dengan lajunya perkembangan teknologi saat ini, berkat keberadaan IT ini juga membuat kaum perempuan ini mampu berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang dapat berpengaruh pada lingkungan sekitar..
Atas dasar itu membuat PT
Telkom Indonesia menggelar acara "Kartini 2.0: Indonesia Digital Women
Award 2013" dan memilih 21 perempuan inspiratif yang telah memberikan
kontribusi terhadap lingkungan. Mereka dinilai mampu menggunakan kecanggihan
dunia digital untuk memberikan makna lebih terhadap diri dan lingkungannya,
Menurut Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Linda Amalia Gumelar
mengatakan bahwa Kartini di era digital saat ini sudah makin maju dan
menyesuaikan dengan memanfaatkan dunia digital dengan benar walau sebelum
semuanya menggunakan dengan optimal.
"Kartini di era digital
kini sudah makin maju dan menyesuaikan, mereka mampu memanfaatkan dunia digital
dengan benar. Meski, belum semua kaum perempuan telah optimal
menggunakannya," tutur Linda Amalia Sari Gumelar, di Grand Ballroom Ritz
Carlton Hotel, Jakarta.
Setidaknya ada dua puluh
satu perempuan inspiratif ini dipilih oleh 15 juri yang kompeten di bidangnya,
di antaranya Jajang C Noer (seniman) dan Imam B Prasodjo (pengamat sosial).
21 perempuan ini terpilih hasil
seleksi dari 100 nama perempuan se-Indonesia yang dibagi dalam tujuh kategori.
Indi Womenpreneur
Iim Fahima Jachja (Pemilik
Virus Communication)
Martini (Pengusaha Eceng
Gondok)
Hanifa Ambadar (CEO &
Co-Founder Female Daily Network)
Indi Women Profesi
Ainy Fauziah (Motivator)
Sylviana Murni (Satpol PP
Perempuan)
Betti Alisjahbana
(Presiden Direktur IBM kawasan Asia Pasific)
Ade Pujiati (Pendiri
Sekolah Gratis Ibu Pertiwi)
Iriani Amongpraja (Pendiri
Sekolah KAMI)
Sri Rosiati dan Sri
Irianingsih (Pendiri Sekolah Darurat Kartini)
Indi Women Environmentalist
Nina Nuraniyah (Pendiri
Komunitas Greena)
Murniwati Harahap
(Penggiat Hutan Bakau Jakarta)
Siti Maemunah (Aktivis
Penyelamat Lingkungan)
Sophia Hage (Pelopor
Gerakan Selamatkan Ibu)
Valencia Mieke Randa
(Pengagas Gerakan Blood For Life)
Shelfi Lailatul Latifah
(Penggagas Save Street Child)
Indi Women Technologist
Sidrotun Naim (Peneliti
virus udang dan obat pencegahan)
Riri Fitri Sari (Mengembangkan
perangkat teknologi informasi dan komunikasi)
Indi Women Cultural Artist
Temu Misti (Maestro
Gandrung dari Banyuwangi)
Alfonso Horeng
(Pelestarian dan Penjaga Tenun Ikat dari Flores)
Rury Nostalgia (Penari dan
Koreografer Tari)