Jumat, 15 Maret 2013

Paus Fransiskus I, Sang Jesuit Pertama Amerika Latin Pimpin Vatikan



Vatican dan 1,2 milyar umat Katolik di seluruh dunia kini bisa bernapas lega setelah ditinggal oleh Joseph Aloisius Ratzinger atau kita kenal dengan Paus Benediktus XVI memiliki pemimpin baru yaitu Kardinal Jorge Maria Bergoglio yang berasal dari Argentina.  

Siapakah Kardinal Jorge Maria Bergoglio yang memilih nama Fransiskus I dari tokoh Santo Fransiskus Asisi ini ? pria kelahiran 17 Desember 1936 ini adalah seorang penganut Jesuit yang memiliki visi internasional, melayani di manapun mereka dibutuhkan.

Sesuai nama yang disandangnya, Paus Francis I, merupakan seorang penganut Jesuit intelektual yang telah memodernisasi gereja Katolik konservatif di Argentina dan dirinya dikenal suka bepergian dengan bus dan memasak sendiri makanannya.

Paus Fransis I ini digambarkan sebagai orang sederhana yang menolak kemewahan seperti yang dinikmati para kardinal Argentina sebelum dia. Dirinya hidup di rumah sederhana dengan kompor kecil sebagai pemanas ruangan dan sering berkunjung ke daerah-daerah kumuh di Argentina.

Paus Francis I selalu menganggap kegiatan sosial di luar sebagai urusan esensial gereja, bukan perdebatan soal doktrin. Dirinya pernah menuduh sesama pemimpin gereja sebagai orang munafik yang lupa bahwa Yesus bersedia memandikan penderita lepra dan makan bersama para pelacur.

"Yesus mengajarkan kita cara yang lain: pergilah keluar. Keluarlah dan sebarkan kesaksianmu, keluarlah dan berinteraksi dengan saudara-saudaramu, keluarlah untuk berbagi, keluarlah untuk bertanya," kata pria ditahbiskan pertama kali pada tahun 13 Desember 1969 kepada para pastor Argentina dalam sebuah kesempatan tahun lalu.

Warisan Paus Fransis I sebagai kardinal termasuk upayanya memulihkan reputasi gereja yang kehilangan banyak jemaatnya karena tidak berani secara terbuka menentang pemerintahan diktator yang memakan banyak korban jiwa di Argentina pada 1976-1983.

Paus Francis I juga berjuang memulihkan pengaruh tradisional gereja di masyarakat, meskipun kritikan yang keras terhadap Presiden Cristina Kirchner tak bisa mencegah kepala negara itu menerapkan sejumlah kebijakan liberal dari perkawinan sesama jenis sampai pasokan alat kontrasepsi gratis bagi semua warga negara.

"Di wilayah gereja kita ada pastor-pastor yang menolak membaptis anak-anak dari ibu tunggal karena mereka tidak dilahirkan dari ikatan suci perkawinan. Itulah kemunafikan jaman sekarang, mereka yang mengkultuskan gereja, mereka yang memisahkan anak-anak Tuhan dari keselamatan. Dan gadis malang ini, yang bukannya menyembunyikan anaknya namun justru berani membawanya ke dunia, harus berkeliling dari satu paroki ke paroki lain agar anaknya bisa dibaptis!"ucapnya.

Cara kerja kepastoran seperti ini, yang ditujukan untuk merangkul lebih banyak orang dan membangun jemaat, merupakan keahlian utama yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin agama di era modern, kata penulis biografi Paus Francis I, Sergio Rubin.

Namun perilaku Paus Fransis I justru sangat merasa nyaman ketika dirinya bersikap low profile, dan gayanya ini berlawanan dengan kemegahan di Vatikan.

"Ini hal yang sangat menarik: ketika para uskup berkumpul, dia selalu ingin duduk di barisan belakang. Sikap rendah hati ini terlihat mencolok di Roma," kata Rubin menjelang konklaf pekan ini untuk memilih pengganti Paus Benediktus.

Banyak warga Argentina yang masih marah karena kegagalan gereja melawan rejim dulu yang terang-terangan menculik dan membunuh ribuan orang dengan tuduhan “tindak subversif.” Ini menjadi salah satu alasan kenapa duapertiga warga Argentina mengaku Katolik tapi kurang dari 10 persen yang menghadiri misa secara teratur.

Di bawah kepemimpinan Paus Francis I, para uskup Argentina mengeluarkan permintaan maaf secara kolektif pada Oktober 2012 karena kegagalan gereja melindungi jemaatnya. Namun pernyataan itu juga menyalahkan junta dan para musuhnya sekaligus di era penuh kekerasan tersebut.

Paus Francis I dua kali menggunakan haknya untuk menolak hadir di sidang terbuka, dan ketika akhirnya bersaksi pada 2010, jawabannya bersifat mengelak, seperti yang disampaikan aktivis HAM Myriam Bregman.

Setidaknya ketika memimpin umat Katolik Argentina, ada dua kasus yang melibatkan Paus Fransis I. Salah satunya terkait penyiksaan yang dialami dua pendeta Jesuit anakbuahnya - Orlando Yorio dan Francisco Jalics – yang diculik pada 1976 dari wilayah kumuh di mana mereka mengajarkan teologi liberal.

Yorio menuduh Paus Fransis I secara tak langsung menyerahkan mereka ke para penculik dengan menolak mengakui ke rejim bahwa dia merestui kegiatan mengajar itu. Sedangkan Jalics menolak membahas masalah itu setelah pindah dan mengucilkan diri ke biara di Jerman.

Dua pria itu sebetulnya dbebaskan setelah Paus Fransis I mengambil tindakan luar biasa dan rahasia untuk menyelamatkan mereka, termasuk dengan membujuk pastor keluarga diktator Jorge Videla agar minta izin sakit sehingga dia bisa menggantikan memimpin misa di rumah pemimpin juta itu.

Paus Francis I pun secara pribadi meminta pengampunan dan intervensi dia inilah yang menyelamatkan nyawa dua rekannya. Namun Bergoglio tak pernah menceritakan secara rinci hal tersebut sampai Rubin mewawancarai dia untuk biografi terbitan 2010.

Dalam dunia pendidikan Paus Fransis I belajar kimia, tapi kemudian mengajar sastra, psikologi, filsafat dan teologi sebelum menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 1998. Tahun 2011 diangkat menjadi Kardinal Argentina ketika kondisi ekonomi negaranya runtuh dan dihormati masyarakat karena menyalahkan kapitalisme yang membabi buta sebagai akibat kemiskinan jutaan rakyat Argentina.