Minggu, 10 Maret 2013

Kebutuhan Semakin Meningkat, SCHOTT Menambah Kapasitas Produksi



Di saat kian tinggi produksi farmasi di Indonesia dan internasional membuat produsen kemasan obat asal Jerman Schott Pharmaceutical System berencana meningkatkan kapasitas produksi mereka sekitar 20% ditahun 2013 ini.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Penjualan wilayah Asia Schott Pharmaceutical, Gunawan Setokusumo dalam paparannya kepada PedomanNEWS di Hotel Shangri-La, Jakarta

“Industri farmasi di Indonesia dalam lima tahun pertumbuhannya sangat signifikan, dengan kemajuan market sekitar 12% dan nilai Rp5,4 trilyun, oleh karena itu pabrik kami yang di Bekasi akan melakukan ekspansi untuk kawasan Asia Tenggara,”ucapnya.

Gunawan juga mengatakan ekpansi yang dilakukan oleh pihaknya tidak lepas dari adanya Program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang membawa berkah bagi perusahaan farmasi termasuk produsen kemasan seperti Schott.
Sementara itu Peter Berberick, Presiden Director SCHOTT Igar Glass Indonesia yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat mengatakan bahwa pihaknya terutama Indonesia siap untuk memenuhi permintaan pasar baik lokal maupun mancanegara.

Sebagai informasi, Produsen pembuat kemasan obat ini berasal dari Jerman yang didirikan oleh Otto Schott pada tahun 1911 hingga saat ini total karyawan secara global berjumlah 7,000 orang sementara itu produk kemasan obat yang diproduksi Schott di Indonesia antara lain ampul, vials, pipet, cartridge, dan syringer. Lini bisnis Schott di Indonesia memang fokus memproduksi kemasan obat injeksi.

Dari total produksi sekitar satu juta unit per tahun, Schott melempar sekitar 60% produk ke pasar domestik, terutama ke perusahaan farmasi. Sedangkan 40% lainnya diekspor ke Asia Tenggara, Australia, Jepang, China, India, Korea, Pakistan, Timur Tengah, dan Bangladesh.

Pabrik Schott di Bekasi memang salah satu andalan perusahaan. bisa dimaklumi, dari total produksi global Schott yang mencapai 9 juta unit per tahun, sekitar satu juta unit produksi pabrik Bekasi.

"Dilihat dari pabrik yang ada di Asia, yaitu China, Jepang dan India, produksi Indonesia paling besar. Bisa ditebaklah dari situ," ucapnya