Ada yang menarik dalam acara penandatanganan kerja sama bantuan hibah groosroot yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Kerajaan Jepang di Indonesia dimana salah satu penerima bantuan tersebut adalah yayasan daripada salah satu puteri mendiang Soekarno.
Adalah Karina Kartika Sari Dewi Soekarno sang pemilik Kartika Soekarno Foundation yang menerima bantuan dari Kerajaan Jepang lewat program Grassroots sebesar lebih dari 9 Juta Yen atau Rp90 juta untuk program kesehatan di Bali.
Program yang diajukan oleh puteri kelahiran Tokyo, Jepang, 11 Maret 1967 ini adalah penyelenggaraan pelatihan peningkatan kemampuan bidan utama di Posyandu, sukarelawan lokal dan fasilitator, selain itu juga penyebaran buku KIA kepada ibu hamil yang datang ke Posyandu dan penyediaan peralatan pendidikan seperti timbangan badan, kelambu untuk 49 Pos Pelayanan Terpadu di wilayah Kabupaten Gianyar Bali.
Dalam sambutannya, wanita yang pernah bekerja sebagai jurnalis televisi ini mengatakan sebagai bagian separuh Indonesia dan Jepang dapat membantu mensejahterakan rakyat Indonesia serta mempererat kedua negara.
“Sebagai bagian dari dua negara ini separuh Indonesia dan separuh Jepang, saya ingin mempererat kedua negara, semoga dengan bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan serta kesehatan ibu dan anak di wilayah Gianyar,” ujarnya.
Sebagai Informasi, Karina kartika Sari Dewi adalah adalah putri dari pasangan mantan Presiden Indonesia pertama, Soekarno dan istrinya Ratna Sari Dewi Soekarno. dibesarkan di Paris, lalu bekerja
sebagai wartawan televisi di Tokyo dan kemudian di biro periklanan di New York. Setelah itu, dia sempat bekerja di sebuah yayasan di Amerika Serikat sebelum mendirikan KSF (Kartika Soekarno Foundation) yang bertujuan untuk mengembankan pendidikan anak-anak di Indonesia.
Bantuan hibah grassroots untuk keamanan manusia yang diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Jepang ini merupakan skema yang dapat membantu masyarakat Indonesia tingkat akar rumput secara langsung dengan memanfaatkan pengetahuan organisasi non profit seperti LSM yang memiliki kegiatan ditengah masyarakat.
Tahun 2013 ini, total anggaran proyek Grassroots yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kerajaan Jepang untuk 11 oragnisasi lintas sektor di Indonesia adalah lebih dari 82 juta Yen atau sekitar Rp820 juta dengan masing-masing menerima dana sekitar 6 hingga 8 juta Yen.