Seperti
diketahui bersama kemarin, tanggal 22 Februari 2013 KPK sudah mengumumkan bahwa
saya dinyatakan berstatus tersangka. Atas pengumuman KPK itu, saya menyatakan
bahwa saya akan mengikuti proses hukum sesuai dengan ketentuan dan prosedur
yang berlaku, karena saya masih percaya bahwa lewat proses hukum yang adil,
obyektif dan transparan kebenaran dan keadilan bisa saya dapatkan.
Saya
garis bawahi, saya masih percaya lewat proses hukum yang adil, obyektif dan
transparan berdasarkan kriteria-kriteria dan tata laksana yang memenuhi standar
saya yakin kebenaran dan keadilan masih bisa ditegakkan. Karena saya percaya,
negeri kita ini berdasarkan hukum dan keadilan bukan berdasarkan prinsip
kekuasaan.
Yang
kedua, saudara-saudara sekalian. Lewat proses hukum yang obyektif dan
transparan itu saya akan melakukan pembelaan hukum sebaik-sebaiknya. Dan lewat
proses pembelaan hukum sebaik-sebaiknya itu berdasarkan bukti-bukti dan
saksi-saksi yang kredible saya menyakini betul sepenuh-penuhnya bahwa saya
tidak terlibat di dalam proses pelanggaran hukum yang disebut sebagai proyek
Hambalang itu.
Ini
saya tegaskan, karena sejak awal saya punya keyakinan yang penuh tentang
tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar itu. Saya menyakini bahwa kebenaran dan
keadilan pangkatnya lebih tinggi dari fitnah dan rekayasa. Kebenaran dan
keadilan akan muncul dan mengalahkan fitnah serta rekayasa sekuat apapun
rekayasa itu dibangun. Sehebat apapun itu dibangun. Serapih apapun itu dijalankan.
Itu keyakinan saya.
Saudara-saudara
sekalian, saya ingin sampaikan sejak awal saya menyakini bahwa saya tidak akan
punya status hukum di KPK. Mengapa? Karena saya yakin KPK bekerja independen,
mandiri, dan profesional. Karena saya yakin KPK tidak bisa ditekan oleh opini
dan oleh hal-hal lain di luar opini, termasuk tekanan dari kekuatan-kekuatan
sebesar apapun itu.
Saya
baru mulai berpikir saya akan punya status hukum di KPK ketika ada semacam
desakan agar KPK segera memperjelas status hukum saya. Kalau benar katakan
benar kalau salah katakan salah. Ketika ada desakan seperti itu, saya baru
mulai berpikir jangan-jangan saya menjadi yakin saya akan menjadi tersangka di
KPK setelah saya dipersilahkan untuk lebih fokus berkonsentrasi menghadapi
masalah hukum di KPK.
Ketika
saya dipersilahkan untuk lebih fokus menghadapi masalah hukum di KPK berarti
saya sudah divonis punya status hukum. Status hukum yang dimaksud tentu adalah
tersangka. Apalagi saya tahu beberapa petinggi Partai Demokrat yakin betul,
haqqul yakin pasti minggu ini Anas menjadi tersangka.
Rangkaian
ini pasti tidak bisa dipisahkan dengan bocornya apa yang disebut sebagai
Sprindik. Ini satu rangkaian peristiwa yang pasti tidak bisa dipisahkan. Itu
satu rangkaian peristiwa yang utuh sama sekali utuh, sama sekali terkait dengan
sangat erat. Itulah faktanya, itulah rangkaian kejadiannya dan tidak butuh
pencermatan yang telalu canggih untuk mengetahui rangkaian itu. Bahkan
masyarakat umum pun dengan mudah dan mencermati itu.
Saudara-saudara
sekalian, kalau mau ditarik agak jauh ke belakang, sesungguhnya ini pasti
terkait dengan kongres Partai Demokrat. Saya tidak ingin cerita panjang, pada
waktunya saya akan cerita lebih panjang. Tetapi inti dari kongres itu, ibarat
bayi yang lahir, Anas adalah bayi yang lahir tidak diharapkan. Tentu
rangkaiannya menjadi panjang. Dan rangkaian itu saya rasakan saya alami dan
menjadi rangkaian peristiwa politik dan peristiwa organisasi di Partai
Demokrat. Pada titik ini, saya belum akan menyampaikan secara rinci. Tetapi
pada konteks yang jelas menyangkut rangkaian peristiwa-peristiwa politik itu.
Saudara-saudara
sekalian, ketika saya memutuskan terjun ke dunia politik dan saya masuk menjadi
kader Partai Demokrat saya sadar betul bahwa politik kadang-kadang keras dan
kasar. Dalam dunia politik tidak sulit untuk menemukan intrik, fitnah dan
serangan-serangan. Itu saya sadari sejak awal dan karena itu saya tahu persis
konsekuensi-konsekuensinya, ketika saya tahu persis konsekuensi-konsekuensinya
maka saya sampaikan saya tidak akan pernah mengeluh dengan keadaan ini, saya
tidak akan pernah mengeluh tentang perkembangan situasi ini dan saya punya
keyakinan kuat dan semangat untuk terus menghadapinya termasuk dengan resiko
dan konsekuensi. Sekali lagi itu hal yang lazim saja. Saya anggap sebagai
sebuah kelaziman, tidak ganjil, tidak aneh apalagi di dalam sistem politik
demokrasi kita yang masih muda, termasuk di Partai Demokrat yang juga
tradisinya masih muda.
Saudara-saudara
sekalian, karena saya sudah punya status hukum tersangka, meskipun saya yakin
bahwa posisi tersangka saya itu lebih karena faktor-faktor non hukum yang saya
yakini, tetapi saya punya standar ethik pribadi. Standar ethik pribadi saya
adalah mengatakan, kalau saya punya status hukum sebagai tersangka maka saya
akan berhenti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Ini bukan soal jabatan dan
posisi, ini soal standar ethik. Standar ethik pribadi saya itu alhamdulillah
kemudian cocok dengan Pakta Integritas yang diterapkan di Partai Demokrat. Saya
sendiri, di tempat ini beberapa hari yang lalu, seminggu yang lalu kurang lebih
sudah menandatangani Pakta Integritas. Dengan atau tanpa Pakta Integritas pun,
standar ethik pribadi saya mengatakan hal seperti itu. Saya berhenti sebagai
Ketua Umum Partai Demokrat.
Terkait
dengan itu, saya ingin menyampaikan terimakasih, terimakasih yang tulus kepada
kader-kader Partai Demokrat yang telah memberikan kepercayaan, amanah dan
mandat politik kepada saya untuk memimpin Partai Demokrat sebagai Ketua Umum
periode 2010-2015. Saya mohon maaf, kalau saya berhenti di awal 2013 ini. Saya
tidak merencanakan untuk berhenti tahun 2013. Sejauh perjalanan yang saya
tempuh saya jalankan, saya tunaikan sebagai ketua umum sepenuhnya saya
bersungguh-sungguh menjalankan mandat dan amanat politik itu.
Tentu
ada ada kelebihan dan kekurangannya. Tentu ada capaian prestasi dan masih ada
bolong-bolongnya, ada lubang-lubangnya. Tetapi saya ingin menegaskan semua itu
saya jalani dengan sungguh-sungguh, serius penuh konsentrasi, karena itu bagian
panggilan jiwa politik saya dan alhamdulillah saya bersyukur di dalam proses
menunaikan tugas kurang lebih hampir tiga tahun ini, dua setengah tahun lebih
semuanya saya jalankan, sekali lagi dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi.
Terimakasih
kepada kader-kader Partai Demokrat yang selama ini sama-sama menunaikan
menjalankan tugas sesuai dengan kewenangan, otoritas dan tugas masing-masing.
Pengurus Dewan Pusat, terimakasih, pengurus DPD terimakasih, pengurus DPC
terimakasih, kader-kader di seluruh Indonesia terimakasih, Majelis Tinggi saya
sampaikan terimakasih, Dewan Pembina saya sampaikan terimakasih, Dewan
Kehormatan saya sampaikan terimakasih, Komisi Pengawas saya sampaikan
terimakasih.
Ringkas
kalimat saya menyampaikan terimakasih kepada semuanya yang selama ini
bersama-sama menjalankan tugas. Meskipun saya sudah berhenti menjadi Ketua
Umum, saya akan tetap menjadi sahabat bagi kader-kader Partai Demokrat. Saya
ketika melepas jabatan atau posisi Ketua Umum tentu tidak punya kewenangan
organisatoris karena sudah saya lepas. Tetapi saya bisa menjaminkan satu hal
yang hemat saya penting yaitu ketulusan, persahabatan dan persaudaraan. Saya
jaminkan ketulusan, persahabatan dan persaudaraan itu kepada kader-kader Partai
Demokrat di seluruh Indonesia apapun nanti tugas, langkah yang akan saya tempuh
termasuk apakah saya ada di luar atau ada di dalam, apakah saya menjalani
proses hukum, apakah proses hukumnya berjalan dengan adil, obyektif dan
transparan atau tidak.
Tetapi
saya menyatakan, menegaskan, menggarisbawahi bahwa saya menjaminkan ketulusan,
persahabatan dan persaudaraan. Loyalitas sebagai sahabat yang selama ini kita
bangun bersama itu bagian yang indah dan menyegarkan di dalam dinamika organisasi
politik partai yang kadang-kadang agak keras, dan panas. Semuanya itu punya
makna yang luar biasa. Karena itulah saya yakin betul bahwa saya tetap akan
berkomunikasi sebagai sahabat dengan kader-kader Partai Demokrat di seluruh
Indonesia. Tidak dalam posisi sebagai Ketua Umum tetapi dalam posisi sebagai
teman dan sahabat.
Saya
juga berharap, siapapun yang nanti menjadi Ketua Umum Partai Demokrat bisa
untuk menunaikan tugas bahkan jauh lebih baik dengan apa yang sudah saya
tunaikan bersama teman-teman pengurus selama ini. Saya yakin pasti akan datang
Ketua Umum yang lebih baik. Saya percaya itu, karena sejarah selalu melahirkan
pemimpin pada waktunya.
Selanjutnya
saudara-saudara sekalian, apa yang akan saya lakukan ke depan adalah tetap
dalam kerangka memberikan kontribusi dan menjaga momentum bagi perbaikan,
peningkatan, dan penyempurnaan kualitas demokrasi di Indonesia. Apapun kondisi
dan keadaan saya. Kondisi dan keadaan saya itu bukan faktor. Faktornya yang
penting adalah bahwa saya akan tetap bersama-sama di dalam sebuah ikhtiar untuk
membuat Indonesia ke depan makin baik dan makin bagus. Hari-hari ini dan ke
depan akan diuji pula bagaimana etika Partai Demokrat. Partai yang etikanya
bersih, cerdas dan santun.
Akan
diuji oleh sejarah, apakah Partai Demokrat adalah partai yang bersih atau
partai yang tidak bersih, partai yang bersih atau partai yang korup akan diuji
partai yang cerdas atau partai yang tidak cerdas, partai yang solutif
menawarkan gagasan-gagasan cerdas dan bernas untuk masa depan bangsa atau
partai yang tidak seperti itu, juga diuji apakah Demokrat akan menjadi partai
yang santun atau partai yang sadis. Apakah yang terjadi kesantunan politik atau
sadisme politik. Ujian itu akan berjalan sesuai dengan perkembangan waktu dan
keadaan.
Tetapi
yang paling penting saya garisbawahi adalah bahwa tidak ada kemarahan dan
kebencian. Kemarahan dan kebencian itu jauh dari rumus politik yang saya anut.
Dan mudah-mudahan juga dianut oleh siapapun kader-kader Partai Demokrat. Diatas
segalanya saudara-saudara sekalian, saya ingin menyatakan barangkali ada yang
berpikir bahwa ini adalah akhir dari segalanya, barangkali ada yang meramalkan
dan menyimpulkan ini adalah akhir dari segalanya.
Hari
ini saya nyatakan ini baru permulaan, hari ini saya nyatakan ini baru sebuah
awal langkah-langkah besar, hari ini saya nyatakan bahwa ini baru halaman
pertama. Masih banyak halaman-halalaman berikutnya yang akan kita buka dan baca
bersama tentu untuk kebaikan kita bersama. Saya sekali lagi dalam kondisi
apapun akan tetap berkomitmen, berikhtiar untuk memberikan sesuatu yang
berharga bagi masa depan politik kita, bagi masa depan demokrasi kita.
Jadi,
ini bukan tutup buku. Ini pembukaan buku halaman pertama. Saya yakin
halaman-halaman berikutnya akan makin bermakna bagi kepentingan kita bersama.
Inilah saudara-saudara sekalian beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada
kesempatan siang hari ini, saya tentu akan terus menjadi sahabat, teman-teman
sekalian karena banyak buku yang akan kita baca bersama.
Buku-buku
itu jangan dipahami dalam perspektif ngeres, tetapi dalam perspektif positif
dan konstruktif, dalam perspektif kebaikan dan kemashlahatan yang lebih besar.
Kebaikan dan kemashlahatan yang lebih besar itulah yang menjadi titik orientasi
kita.
Sekali
lagi, terimakasih atas kehadiran rekan-rekan sekalian, saya bisa lebih panjang,
tapi kalau saya panjangkan nanti terlalu banyak yang harus diberitakan.