Tulisan tangan Menteri Luar Negeri Kerajaan Belanda, Franciscus Cornelis Gerardus Maria Timmermans pada buku tamu begitu sampe di Gedung Pancasila |
Eng… Ing.. Eng.. akhirnya kelar juga yang udah di ujung huahahaha… udah siap lanjut lagi ga nich cerita ketemuan dengan Menlu Belanda dan Indonesia di Gedung Pancasila.
baiklah sekarang kita mulai
yaa.. akhirnya w nyampe juga di komplek Kementerian Luar Negeri RI begitu masuk
dalam gedung, setelah bayar langsung buru-buru ke arah samping Gedung Pancasila
tempat biasa anak-anak nunggu tamu asing kalau datang.
Lucunya, pas masuk ke
ruangan, tiba-tiba c mbak Desy staff Informasi Media (InfoMed) Kemlu RI
sumringah ketika w masuk dengan senyuman sambil ngomong “ wah panjang umur nich
mas, dikit lagi datang mas Menlu nya “
Trus w bilang “ kenapa mbak,
Pak Marty nyari saya mbak,” eh langsung ketawa c mbak Dessy dan emang bener
begitu w taruh tas tiba-tiba staff ahlinya Menlu Marty langsung pada keluar
dari ruangan yang jadi pertemuan.
Dan jeeengg…jeeeennggg keluar lah sang penguasa Pejambon dan jeeengg…jeeengg ada yang beda dari c Pak Marty apakah itu ? ternyata muka dari Menlu yang di gila-gilai oleh jurnalis wanita yang sering meliput di Kemlu nampak sedikit dekil dengan rambut-rambut tipis atau istilah brewoknya lagi numbuh,
Akhirnya tamu dari Belanda
itu yang bernama Franciscus Cornelis Gerardus Maria Timmermans datang dan
disambut langsung oleh Marty di depan pintu masuk Gedung Pancasila dengan
tampilan barunya.
setelah bersalaman kemudian
dilanjutkan dengan mengisi buku tamu, nampak seluruh jurnalis terutama
photografi sibuk dengan target didepan lewat kilauan lampu blitz dari kamera
sang pewarta photo.
Tampilan baru dari Menlu Marty ketika menjamu Menlu Belanda saat jumpa pers bersama |
Setelah menulis pada buku
tamu, sang menteri Belanda pun sempat mengobrol sebentar sebelum melanjutkan
pembicaraan kecil disebuah ruangan, dan sekali lagi para jurnalis photo terus
mengabadikan moment tersebut hingga memasuki ruangan yang disebut tet-a-tet.
Selama pembicaraan
tet-tat-tet, para jurnalis melepaskan ketegangannya sambil menunggu hasil dari
pembicaraan serta adanya dialog komprehensif antar dua negara dengan mengobrol
satu dengan yang lain.
Hari itu sich yang nampak
dalam peliputan ada dari Antara TV, AP, Reuters, Net TV (ini tipi barunya
Wisnutama loh yang dulu megang Transcorp) kemudian ada Nasionalis Rakyat
Merdeka, The Presiden Post, dan masih banyak lagi.
Selama menunggu sang kedua
menteri ada aja pembicaraan (boleh dibilang sich ga jauh dari gossip) salah
satunya yang menarik adalah soalnya rusuhnya peluncuran buku dari Ras Muhammad
yang kebetulan di sponsori oleh Kemlu sebagai tamu dalam acara tersebut..
Akhirnya w cerita lah
berdasarkan pemantauan anak magang yang w suruh ke sana ( ini berita nya yaa )
sementara w harus ke Bandung bersama anak-anak kantor hadiri kawinannya Mas
Ilman bagian Riset di kantor.
Setelah w jelasin kronologi
berdasarkan pemantauan anak magang, langsung bergulir soal pertanyaan yang
pengen ditanya mulai dari kapan pasti Belanda nyatakan kemerdekaan Indonesia
apakah ketika Konfrensi Meja Bundar 1949 atau pada tahun 2005 ketika Indonesia
merayakan HUT nya ke-60 hingga soal krisis dan ke stabilan Belanda dalam
komunitas UE dan krisis.
Capek juga lama-lama duduk
ama ngobrol-ngobrol akhirnya entah siapa yang kodein tiba-tiba cameramen beberapa
stasiun tipi dengan bersamaan pintu ruang tet-tat-tet terbuka lebar serta pintu
ruangan didepan ruangan tet-tat-tet juga terbuka, tiba-tiba dari dalam ruangan
pertama keluar lah Menlu Marty dengan menlu Frans Timmermans ke ruangan
depannya untuk pembicaraan secara detail antar delegasi.
Setelah masuk kedua menlu
ini, tanpa dikomandoi langsung semua cameraman, photographer dan jurnalis
termasuk w masuk untuk seperti biasa mengambil gambar situasi awal-awal
pembukaan mulai dari pembukaan yang diucapkan oleh menlu Marty yang kemudian
dilanjutkan oleh Menlu Timmermans setelah itu semua jurnalis kembali lagi
keluar ruangan untuk membiarkan para delegasi berunding.
Akhirnya sesi jumpa pers
bersama dilaksanakan juga yang terlebih dahulu dengan pengantar dari Menlu
Marty yang menjelaskan arti kunjungan dan pembicaraan yang dilakukan kedua
menlu ini selama di dalam ruangan demi kemajuan dua negara, setelah dijelaskan
dalam bahasa kemudian menlu Marty menjelaskan kepada koleganya dalam bahasa
Inggris (yaealah masa iya dalam bahasa tubuh… uuuppsss)
Selama jumpa pers tersebut
banyak dibahas mulai dari soal pindah kekuasaan dari Ratu kepada Calon Raja
hingga masalah air, dimana Belanda akan terus meningkatkan hubungan dan
membantu Indonesia dalam menangani banjir di Jakarta (yaealah secara Belanda
jajah Indonesia ya mesti bantu masa habis manis sepah dibuang).
Akhirnya sesi tanya jawab
dan jumpa pers bersama diakhiri dengan Menlu Marty dan Menlu Frans Timmermans
menuju ruang belakang untuk jamuan makan siang namun sebelum ke tempat makan
siang Menlu Frans melihat sebuah diorama tentang sejarah kemerdekaan RI dan
Kemlu sendiri yang kemudian dijelaskan oleh Menlu Marty..
Kehebohan terjadi ketika
selesai meliput dimana semua pada ke ruang pers untuk minum dan makan yang
kabarnya tersedia kudapan kecil namun ketika sampai disana hanya tersedia
dispenser gallon dan kotak-kotak kue yang tinggal kotaknya saja dan semua hanya
bisa minum padahal banyak juga yang lapar termasuk w huahahaha..
Setelah selesai istirahat,
perjuangan tidak sampai diruang pers, akhirnya w ama beberapa anak-anak media
keluar dari Komplek Kemlu menuju kantor nya masing-masing (masa iya ke rumah,
makan gaji buta donk huahaha) sementara w dan yang lainnya berangkat ke Hotel
Kempinski (bukan promosi) untuk ngikutin kegiatan menlu ini setelah dari kemlu.
Sampailah di Hotel Kempinski
(sekali lagi bukan promosi) nyari-nyari tempat akhirnya ketemu tempat yang akan
dijadikan pertemuan antara menlu Belanda dan sejumlah wartawan, sebenarnya w
curiga karena w tanya sana-sini acara apaan hanya dijawab pertemuan makan siang
roundtable sementara di TKP nya bukan roundtable melainkan kayak perjamuan
kudus, mejanya bukan meja bunder tapi meja lempeng apa takut ama sejarah kali
ya (round table = meja bundar identik ama konfrensi meja bundar huahaha)
lamaaa nunggu udah gitu
laper akhirnya temen w Ryan anak The Presiden Post ngajakin w ama Mbak Santi
dari Nasionalis Rakyat Merdeka cabut ke Café Pisa ada acara dari salah satu EO
yang biasa buat pameran komputer ama gadget (yang baru ketahui ternyata satu
dinasti ama kelompok usaha media yang terkenal banget dengan toko bukunya,
bukan promosi yaa), dan kebeneran banget perut w udah kagak tahan secara belum
sarapan
Karena ga jelas juga apakah
w bisa masuk atau ga akhirnya cabut naik taksi ke Café pisa untuk liputan dan
makan gratis huahahaha…
Setelah jeprat-jepret dan
dengerin curhatan para narasumber di Café Pisa akhirnya w keluar dari Café itu
bareng ama Ryan dan pisah di pintu keluar c Ryan masuk dalam parkiran Sarinah
sementara w bingung dan putuskan untuk jalan kaki dari jalan Sabang sampai ke
Kebon Sirih karena nanggung banget kalo naik Metromini S-15.
Karena jalan dari Sabang
sampai kebon sirih akhirnya w baru ngeh dengan situasi jalan ini dengan
berbagai ornament atau gedung-gedung tua yang ada masih terrawat da nada juga
sudah berubah fungsi baik itu jadi kantoran atau pun pusat perbankan dan
perbelanjaan.
Sambil jalan kaki w melihat
satu-satu gedung yang ada disana sambil mengamati perilaku para pengguna jalan
atau pengendara kendaraan sambil membayangkan jaman dulu kondisi kawasan ini
pastinya lebih nyaman ketika jalan tidak seperti saat w jalan dimana w harus
mengalah sama petugas pengantar minuman soft drink yang akan mengirimkan
daganganya kepada supermarket sekitar kawasan itu.
Lepas dari jalan Agus Salim,
nyebrang ke arah kebon sirih dan didepan Gedung Dewan Pers w melihat Kopaja 502
dan langsung w naik sampai ke arah Kp. Melayu selanjutnya naik Mikrolet 26
sampai ke rumah.
Sepanjang perjalanan w
isengin dua orang alumni jurnalis yang pernah pos di Kemlu dengan kirim muke
terbaru dari sang penghuni lewat jejaring sosial, walau lama akhirnya terespon
dengan agak sedikit histeris (menurut w ya..secara lewat jejaring sosial getho
loh).
Akibat keisengan w, amp
tengah malam percakapan di jejaring sosial ini pun berlanjut bahkan besok pagi
pun masih terjadi huahahaha… akhirnya kekangenan mereka dengan aktivitas
sebelum jadi alumni dapat terobat.. miss you Friends sukses buat dunia baru
kalian huahaha..
Udah dulu yaa.. capek nich
nulis w mau istirahat dulu yaaa…
Iring-iringan Menlu Belanda, Nampak mobil Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia |
@Lorcasz