Minggu, 24 Februari 2013

Part II : Tampilan Baru Sang RI-17

Tulisan tangan Menteri Luar Negeri Kerajaan Belanda, Franciscus Cornelis Gerardus Maria Timmermans pada buku tamu  begitu sampe di Gedung Pancasila

Eng… Ing.. Eng.. akhirnya kelar juga yang udah di ujung huahahaha… udah siap lanjut lagi ga nich cerita ketemuan dengan Menlu Belanda dan Indonesia di Gedung Pancasila.


baiklah sekarang kita mulai yaa.. akhirnya w nyampe juga di komplek Kementerian Luar Negeri RI begitu masuk dalam gedung, setelah bayar langsung buru-buru ke arah samping Gedung Pancasila tempat biasa anak-anak nunggu tamu asing kalau datang.

Lucunya, pas masuk ke ruangan, tiba-tiba c mbak Desy staff Informasi Media (InfoMed) Kemlu RI sumringah ketika w masuk dengan senyuman sambil ngomong “ wah panjang umur nich mas, dikit lagi datang mas Menlu nya “

Trus w bilang “ kenapa mbak, Pak Marty nyari saya mbak,” eh langsung ketawa c mbak Dessy dan emang bener begitu w taruh tas tiba-tiba staff ahlinya Menlu Marty langsung pada keluar dari ruangan yang jadi pertemuan.


Dan jeeengg…jeeeennggg keluar lah sang penguasa Pejambon dan jeeengg…jeeengg ada yang beda dari c Pak Marty apakah itu ? ternyata muka dari Menlu yang di gila-gilai oleh jurnalis wanita yang sering meliput di Kemlu nampak sedikit dekil dengan rambut-rambut tipis atau istilah brewoknya lagi numbuh,

Akhirnya tamu dari Belanda itu yang bernama Franciscus Cornelis Gerardus Maria Timmermans datang dan disambut langsung oleh Marty di depan pintu masuk Gedung Pancasila dengan tampilan barunya.

setelah bersalaman kemudian dilanjutkan dengan mengisi buku tamu, nampak seluruh jurnalis terutama photografi sibuk dengan target didepan lewat kilauan lampu blitz dari kamera sang pewarta photo.



Tampilan baru dari Menlu Marty ketika menjamu Menlu Belanda saat jumpa pers bersama

Setelah menulis pada buku tamu, sang menteri Belanda pun sempat mengobrol sebentar sebelum melanjutkan pembicaraan kecil disebuah ruangan, dan sekali lagi para jurnalis photo terus mengabadikan moment tersebut hingga memasuki ruangan yang disebut tet-a-tet.

Selama pembicaraan tet-tat-tet, para jurnalis melepaskan ketegangannya sambil menunggu hasil dari pembicaraan serta adanya dialog komprehensif antar dua negara dengan mengobrol satu dengan yang lain.

Hari itu sich yang nampak dalam peliputan ada dari Antara TV, AP, Reuters, Net TV (ini tipi barunya Wisnutama loh yang dulu megang Transcorp) kemudian ada Nasionalis Rakyat Merdeka, The Presiden Post, dan masih banyak lagi.

Selama menunggu sang kedua menteri ada aja pembicaraan (boleh dibilang sich ga jauh dari gossip) salah satunya yang menarik adalah soalnya rusuhnya peluncuran buku dari Ras Muhammad yang kebetulan di sponsori oleh Kemlu sebagai tamu dalam acara tersebut..

Akhirnya w cerita lah berdasarkan pemantauan anak magang yang w suruh ke sana ( ini berita nya yaa ) sementara w harus ke Bandung bersama anak-anak kantor hadiri kawinannya Mas Ilman bagian Riset di kantor.

Setelah w jelasin kronologi berdasarkan pemantauan anak magang, langsung bergulir soal pertanyaan yang pengen ditanya mulai dari kapan pasti Belanda nyatakan kemerdekaan Indonesia apakah ketika Konfrensi Meja Bundar 1949 atau pada tahun 2005 ketika Indonesia merayakan HUT nya ke-60 hingga soal krisis dan ke stabilan Belanda dalam komunitas UE dan krisis.

Capek juga lama-lama duduk ama ngobrol-ngobrol akhirnya entah siapa yang kodein tiba-tiba cameramen beberapa stasiun tipi dengan bersamaan pintu ruang tet-tat-tet terbuka lebar serta pintu ruangan didepan ruangan tet-tat-tet juga terbuka, tiba-tiba dari dalam ruangan pertama keluar lah Menlu Marty dengan menlu Frans Timmermans ke ruangan depannya untuk pembicaraan secara detail antar delegasi.

Setelah masuk kedua menlu ini, tanpa dikomandoi langsung semua cameraman, photographer dan jurnalis termasuk w masuk untuk seperti biasa mengambil gambar situasi awal-awal pembukaan mulai dari pembukaan yang diucapkan oleh menlu Marty yang kemudian dilanjutkan oleh Menlu Timmermans setelah itu semua jurnalis kembali lagi keluar ruangan untuk membiarkan para delegasi berunding.

ada kali sekitar setengah jam, akhirnya pintu tempat pertemuan kedua menlu dengan para delegasinya keluar satu-satu dengan terakhir keluar kedua menlu untuk menuju podium tempat untuk menyampaikan situasi dan penjelasan selama tadi dialog kepada puluhan jurnalis yang sudah menunggu dari pukul 10.00 pagi.

Akhirnya sesi jumpa pers bersama dilaksanakan juga yang terlebih dahulu dengan pengantar dari Menlu Marty yang menjelaskan arti kunjungan dan pembicaraan yang dilakukan kedua menlu ini selama di dalam ruangan demi kemajuan dua negara, setelah dijelaskan dalam bahasa kemudian menlu Marty menjelaskan kepada koleganya dalam bahasa Inggris (yaealah masa iya dalam bahasa tubuh… uuuppsss)

Selama jumpa pers tersebut banyak dibahas mulai dari soal pindah kekuasaan dari Ratu kepada Calon Raja hingga masalah air, dimana Belanda akan terus meningkatkan hubungan dan membantu Indonesia dalam menangani banjir di Jakarta (yaealah secara Belanda jajah Indonesia ya mesti bantu masa habis manis sepah dibuang).

Akhirnya sesi tanya jawab dan jumpa pers bersama diakhiri dengan Menlu Marty dan Menlu Frans Timmermans menuju ruang belakang untuk jamuan makan siang namun sebelum ke tempat makan siang Menlu Frans melihat sebuah diorama tentang sejarah kemerdekaan RI dan Kemlu sendiri yang kemudian dijelaskan oleh Menlu Marty..

Kehebohan terjadi ketika selesai meliput dimana semua pada ke ruang pers untuk minum dan makan yang kabarnya tersedia kudapan kecil namun ketika sampai disana hanya tersedia dispenser gallon dan kotak-kotak kue yang tinggal kotaknya saja dan semua hanya bisa minum padahal banyak juga yang lapar termasuk w huahahaha..

Setelah selesai istirahat, perjuangan tidak sampai diruang pers, akhirnya w ama beberapa anak-anak media keluar dari Komplek Kemlu menuju kantor nya masing-masing (masa iya ke rumah, makan gaji buta donk huahaha) sementara w dan yang lainnya berangkat ke Hotel Kempinski (bukan promosi) untuk ngikutin kegiatan menlu ini setelah dari kemlu.

Sampailah di Hotel Kempinski (sekali lagi bukan promosi) nyari-nyari tempat akhirnya ketemu tempat yang akan dijadikan pertemuan antara menlu Belanda dan sejumlah wartawan, sebenarnya w curiga karena w tanya sana-sini acara apaan hanya dijawab pertemuan makan siang roundtable sementara di TKP nya bukan roundtable melainkan kayak perjamuan kudus, mejanya bukan meja bunder tapi meja lempeng apa takut ama sejarah kali ya (round table = meja bundar identik ama konfrensi meja bundar huahaha)

lamaaa nunggu udah gitu laper akhirnya temen w Ryan anak The Presiden Post ngajakin w ama Mbak Santi dari Nasionalis Rakyat Merdeka cabut ke Café Pisa ada acara dari salah satu EO yang biasa buat pameran komputer ama gadget (yang baru ketahui ternyata satu dinasti ama kelompok usaha media yang terkenal banget dengan toko bukunya, bukan promosi yaa), dan kebeneran banget perut w udah kagak tahan secara belum sarapan

Karena ga jelas juga apakah w bisa masuk atau ga akhirnya cabut naik taksi ke Café pisa untuk liputan dan makan gratis huahahaha…

Setelah jeprat-jepret dan dengerin curhatan para narasumber di Café Pisa akhirnya w keluar dari Café itu bareng ama Ryan dan pisah di pintu keluar c Ryan masuk dalam parkiran Sarinah sementara w bingung dan putuskan untuk jalan kaki dari jalan Sabang sampai ke Kebon Sirih karena nanggung banget kalo naik Metromini S-15.

Karena jalan dari Sabang sampai kebon sirih akhirnya w baru ngeh dengan situasi jalan ini dengan berbagai ornament atau gedung-gedung tua yang ada masih terrawat da nada juga sudah berubah fungsi baik itu jadi kantoran atau pun pusat perbankan dan perbelanjaan.

Sambil jalan kaki w melihat satu-satu gedung yang ada disana sambil mengamati perilaku para pengguna jalan atau pengendara kendaraan sambil membayangkan jaman dulu kondisi kawasan ini pastinya lebih nyaman ketika jalan tidak seperti saat w jalan dimana w harus mengalah sama petugas pengantar minuman soft drink yang akan mengirimkan daganganya kepada supermarket sekitar kawasan itu.

Lepas dari jalan Agus Salim, nyebrang ke arah kebon sirih dan didepan Gedung Dewan Pers w melihat Kopaja 502 dan langsung w naik sampai ke arah Kp. Melayu selanjutnya naik Mikrolet 26 sampai ke rumah.

Sepanjang perjalanan w isengin dua orang alumni jurnalis yang pernah pos di Kemlu dengan kirim muke terbaru dari sang penghuni lewat jejaring sosial, walau lama akhirnya terespon dengan agak sedikit histeris (menurut w ya..secara lewat jejaring sosial getho loh).

Akibat keisengan w, amp tengah malam percakapan di jejaring sosial ini pun berlanjut bahkan besok pagi pun masih terjadi huahahaha… akhirnya kekangenan mereka dengan aktivitas sebelum jadi alumni dapat terobat.. miss you Friends sukses buat dunia baru kalian huahaha..

Udah dulu yaa.. capek nich nulis w mau istirahat dulu yaaa…








Menlu Marty sedang menjelaskan diorama tentang sejarah kemerdekaan Indonesia dan Kemlu 

Iring-iringan Menlu Belanda, Nampak mobil Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia

 240213 09.35

@Lorcasz