Dok. @Lorcasz |
Bertempat di Hyatt Regency Hotel, Sleman Jogjakarta
ini diikuti beberapa insan lintas sector seperti perwakilan dari pemerintah
se-Asia Pasific, anggota parlemen, serta jurnalis ini dimulai pada Rabu (29/10)
hingga Kamis (6/11).
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan
dukungan terhadap kemajuan yang dilakukan pemerintah dalam mengintegrasikan
kelestarian lingkungan serta pembangunan ekonomi.
Dalam acara ini juga hadir beberapa pihak yang
berkompeten dalam permasalahan ini seperti Kepala Badan REDD+, Heru Prasetyo
dimana menekankan betapa penting untuk tetap serta bersama-sama dalam
memberikan perhatian terhadap lingkungan.
“Ini merupakan katalisator untuk menujukkan aksi di
dalam dan di tengah masyarakat secara nasional dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada anda sekalian mengenai apa arti dari sebuah keberlanjutan
dengan hubungan kepada hutan dan apa yang dibayarakan jika kita tidak peduli
dengan sekitar, termasuk hutan,”ucapnya
Acara ini selain memberikan pemaparan tentang situasi
yang terjadi di dunia terkait dengan hutan dan lingkungan hidup juga para
peserta diajak untuk berkeliling di Gunung Kidul yang terdapat hamparan hutan
yang dikelola oleh masyarakat setempat dengan model tebang butuh.
Sebagai informasi, REDD+ Academy ini dibentuk oleh
para ahli UN-REDD, UNORCID dan Universitas Yale dan memberikan pengetahuan yang
komprehensif serta mudah dipahami kepada para peserta mengenai apa itu REDD+
dan bagaimana peranannya
UN-REDD sendiri adalah program kolaborasi yang
dibentuk oleh PBB dalam usahanya mengurangi emisi dari deforestasi dan
degradasi hutan (REDD) di negara-negara berkembang.
Program ini dibentuk pada tahun 2008 dan dibangun di
atas peran serta para ahli dari Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Badan
Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Badan Program Lingkungan PBB (UNEP).
Program UN-REDD mendukung proses nasional yang
dipimpin REDD+ dan mempromosikan keterlibatan yang sarat informasi dan bermakna
dari semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat adat dan masyarakat yang
bergantung pada hutan lainnya, dalam implementasi REDD+ baik secara nasional
maupun internasional.