Minggu, 07 Oktober 2012

Lokananta, Potret Ketidakbecusan Negara Pada Musik Indonesia



Mungkin bagi masyarakat saat ini nama Lokanantan sangat asing bahkan bertanya-tanya ketika ditanya nama ini namun bagi musisi Glenn Fredly keberadaan nama itu sangat berarti dan bersejarah.

Lewat Lokananta, Glenn Fredly bersama Bakuucakar Band merekam ulang 11 lagu hitsnya di studio yang boleh dibilang satu tingkat lebih bagus daripada Abbey Road yang ada di London, Inggris

Ketika ditanya kenapa Lokananta yang dijadikan tempat untuk merekam lagu hitsnya, dikarenakan adanya kegalauan ketika melihat lokasi itu pada malam tahun baru 2012 setelah mengibur warga Solo dan kebetulan tempat menginap dirinya dekat dengan studio itu.


“kalau ditanya soal Lokananta saya galau.. masuk ke dalam itu merinding rasanya dan seperti dejavu. dari sana lah kita putuskan untuk membuat DVD live, dimulai dari Januari dan Maret selama lima hari di Solo,” ucapnya

Sementara menurut Andi, salah satu karyawan dari Studio Lokananta yang hadir dalam peluncuran CD dan DVD Glenn Fredly & Batuucakar [live at] LOKANANTA di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta mengatakan bahwa Lokananta hari-hari hanya digunakan untuk latihan gamelan dan mati tidak ada aktivitas disana bahkan untuk merawat alat disana hanya diservis sendiri agar tidak ada rayap yang hinggap di setiap elemen yang ada ada disana.

“cuma dipakai untuk gamelan dan mati tidak ada aktivitas sama sekali, alat  yang ada kita servis sendiri dan berharap tidak ada rayap,” ucapnya dengan lirih

Ketika ditanya apakah ada perhatian dari negara Andi mengatakan bahwa hingga hari ini tidak ada perhatian sama sekali perhatian dari negara bahkan untuk menggaji para karyawan yang berjumlah 20 orang dari kantong mereka sendiri namun dirinya tetap bangga masih bisa menjaga sekitar 5000 master piece lagu Indonesia.

“tidak ada perhatian dari negara termasuk dana bahkan untuk mengganti gaji, kami dengan uang kami sendiri namun kami bisa menjaga 500 masterpiece lagu Indonesia,” ucapnya

Sementara itu Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) mengatakan siap untuk mengelola Lokananta bersama dengan para musisi jika negara tidak sanggup untuk menjaga dan merawat pusat sejarah music Indonesia ini

“Jika negara tidak mampu menjalankan Lokanantan HIPPI dan musisi siap untuk menjalankan itu semua,” ucap Yani Motik Ketua HIPPI yang disambut tepuk tangan

Glenn pun berpesan agar Lokananta dikembalikan sebagai heritage music dan groundzero music Indonesia, kalau mau go internasional agar dimulai dari rumah sendiri

“kembalikan Lokananta sebagai herritage musik dan groundzero musik Indonesia, Musik Indonesia kalau mau go international itu mulai dari rumahnya sendiri, bro!", ungkapnya.

Untuk informasi, Studio Lokananta berada di Kota Solo, digagas oleh R Maladi pada tahun 1950-an sebagai label pertama dan terbesar di Indonesia, di dalam gedung ini sendiri terdapat lebih dari 40,000 piringan hitam music tradisional dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote, 5,000 lebih rekaman music tradisional, pop,keroncong, jazz era 1950 hingga 1980.

Selain itu di dalam gedung Lokananta, yang arti namanya gamelan para dewa di kahyangan yang dapat berbunyi walau tanpa ditabuh, ada piringan hitam yang berisi pidato proklamasi Bung Karno dan juga para pemimpin saat itu seperti Nehru dari India, Nikita Krushcev dari Rusia, disini juga lagu Indonesia Raya dan Bengawan Solo di rekam.


Saat ini Lokananta diibaratkan mati segan hidup pun ogah karena tidak adanya perhatian secara nurani dan bahkan saat ini hanya dijadikan sebagai sarana bermain futsal dikala sore serta sedang diincar oleh para taipan Indonesia dan internasional untuk dijadikan hotel dengan nuansa budaya tradisional







SELAMATKAN STUDIO LOKANANTA DARI ORANG-ORANG YANG TIDAK MENGERTI AKAN BUDAYA, JAS MERAH - JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH !!!