Seperti menjadi kebiasaan w sebelum melakukan penulisan selalu
menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang w buat
membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau w dianggap menista atau
apalah, apa yang w tulis adalah murni dari pendapat w erkait masalah yang
penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.
Kalau bicara soal korupsi,
ada dua tokoh yang menurut w yang awal-awalnya bersemangat memberantas korupsi
namun hanya satu yang benar-benar mewujudkannya.
Adalah Ollanta Humala
Presiden Peru yang dalam jualan kampanyenya akan memberantas korupsi dan
nyatakan perang terhadap peredaran narkotika.
Dan apa yang dijualnya
terwujud ketika dilantik menjadi Presiden Peru dan langsung bertindak cepat
dengan kemarahan terhadap para aparat dinegaranya yang sangat-sangat korup.
Hal ini dibuktikannya dengan
memecat 30 dari 55 jenderal polisi, 900 pangkat Kolonel, dan lebih dari 2,000
komandan polisi wilayah kalau di Indonesia mungkin setingkat Kapolda atau
Kapolres.
Tiga puluh jenderal yang
dipecat oleh Presiden Humalla ini tercurigai sebagai koruptor dan ada kaitannya
dengan peredaran narkotika di negara tersebut. Salah satu dari para jenderal
tersebut adalah Kepala Kepolisian Peru, kalau di Indonesia setingkat dengan
Kapolri.
Apa yang dilakukan oleh
Presiden Humalla ini adalah sejarah terbesar sepanjang intitusi kepolisian itu
berdiri.
Pengganti Kepala Kepolisian
Peru yang baru, Raul Salazar dalam pidato pelantikannya menyatakan semua pihak
harus membongkar korupsi yang mencoreng nama polisi dari yang kecil ke hal yang
penting.
"Kita harus membongkar
korupsi yang mencoreng nama polisi. Dari hal yang paling kecil ke hal yang
paling penting, sama saja jika yang dicuri hanya 1 sol [mata uang Peru] atau
lebih,” ucapnya yang w kutip dari CNN
Itu sekelumit ketegasan dan
tindak nyata dari Presiden Peru, lantas bagaimana dengan Indonesia negara yang
berkapasitas 230 juta jiwa dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau
Rote apakah sudah tegas dank eras seperti yang di lakukan oleh Peru ?!
Ternyata sangat berbeda
sekali dengan yang dilakukan oleh Peru, ini terbukti tidak tegasnya para
pemimpin kita termasuk presiden kita yang mau keras, tegas dalam mengatakan
TIDAK KEPADA KORUPSI contoh nyatanya adalah pada kejadian yang terjadi pada
Sabtu (6/10) dini hari setelah 7 manusia yang mengaku dari Polda Bengkulu dan
Metro Jaya malam-malam datang ke KPK untuk menjemput salah satu penyidiknya
karena terkait kasus yang menderanya ketika berdinas di Bengkulu
Ketika w baca dan melihat
kejadian yang terjadi di KPK Cuma bisa ketawa ngakak aja melihat kelakuan dan
pendirian para komandan itu ketika membela diri, kenapa w ngakak ?! sekarang
begini aja ORANG WARAS dan OTAK SEHAT aja tau kapan waktu untuk bertamu, APAKAH
PANTAS bertamu di kantor di atas pukul 16.00 sore seperti pkl 21.30 sementara
kantor yang didatangi ini sudah kosong ?! apakah pantas ?! JANGAN NGOMONG ETIKA
komandan, anda sendiri TIDAK PUNYA ETIKA BERTAMU !!
Yang kedua adalah dan
mengherankan KOK BISA ya kasus yang sudah lama ditutup di buka kembali ckckckck…
kasus yang dibuka ini sebenarnya sudah ditutup pada tahun 2004 oleh komite etik
dan profesi dari Polres dan Polda Bengkulu tetapi dibuka kembali oleh perwira
baru di Polda tersebut.
Kalau begini bagi w sich
berpendapat kalau ini dibuka kembali kasus yang melibatkan penyidik KPK dari
unsur kepolisian ketika berdinas di Bengkulu berarti jika ini terungkap dan
lolos dengan di tangkap, BOLEH DONK Polda Metro Jaya bidang kode etik dan
profesi serta Kasat SERSE nya untuk MEMBUKA KEMBALI kasus Trisakti dan Tragedy
Mei 1998 yang ketika itu Kapolres Jakarta Barat, KOLONEL TIMUR PRADOPO (tau
donk posisi beliau saat in) DITANGKAP juga… bener ga ?!
Tetapi dari kesemua
kericuhan ini bagi w adalah sosok pemimpin BERBADAN BESAR dengan prestasi
gemilang seperti mendapatkan predikat tokoh berbahasa Indonesia terbaik, Lulusan
Terbaik Akmil 73 tapi perangi nya TIDAK SESUAI dengan prestasinya.
Kalau memang prestasinya
bagus seharusnya tingkat korupsi di negara ini sudah bersih atau paling tidak
yang tinggal 40 persen saja tapi nyatanya ?! contoh bukti nya ketika kasus di
KPK sabtu dinihari kemarin aja hingga detik ini sang pembesar dan pemimpin
nomor satu di negara ini saja SEOLAH MENGHILANG tanpa fisik dan suara, bahkan
beredar baru akan bicara pada Senin (8/10) besok.
Kalau memang besok sang
pemimpin itu akan berbicara panjang lebar soal kejadian yang terjadi Sabtu
kemarin berarti sangat disayang kan dan lebih kepada sudah di atur, seharusnya
beye langsung spontan dalam mengambil tindakan keras misalnya langsung PECAT
Kapolri dan Wakapolri yang selama ini menjadi akar permasalahan yang terjadi
namun nyata nya ?!
Patut di pertanyakan dan
MASIH PERCAYA kah kita dengan ucapan dirinya ketika di singgung soal korupsi
dalam beberapa kesempatan, mungkin masih ingatkah beye dengan ucapannya yang
coba w tulis kembali atau jangan-jangan sudah lupaaa…
Berikut ucapan-ucapan beye
terkait soal korupsi pada beberapa tempat dan acara
"Kita tingkatkan
penerimaan negara, tapi korupsi masih terjadi. Uang di daerah dan pusat
dirampok mereka yang tak bertanggung jawab,"
"Saya punya informasi
yang sahih, tetapi saya mempercayakan kepada penegak hukum, KPK terutamanya,
ditambah penegak hukum yang lain. Saya tahu banyak hal, meski saya hemat bicara
supaya tidak gaduh dan secara politik tidak menimbulkan yang tidak-tidak,"
"Kalau ada bawahan
Saudara yang terlibat penyimpangan, main-main dengan APBN, dengan oknum di DPR
dari komisi mana pun dan Saudara tahu tapi tidak menghentikan, berarti Saudara
bersalah,"
"Saya ingin menunjukkan
data yang sah, masih banyak parpol yang korupsinya jauh di atas Demokrat,"
kata SBY pada 13 Juni 2012 lalu.
"Saya beri contoh kasus
korupsi di tingkat DPRD provinsi, dalam kurun 2004 sampai 2012. Korupsi yang
dilakukan oknum Demokrat 3,9 persen, peringkat 5 dari seluruh partai. Di atas
Partai Demokrat ada 34,6 persen, 24,6 persen, 9,2 persen dan 5,2 persen,"
"Saya sangat prihatin
dan mencemaskan berkembangnya demokrasi berbiaya tinggi, khususnya dalam
pemilihan umum kepala daerah. Meluasnya politik uang hanya akan membawa
kesengsaraan bagi rakyat,"
"Kita juga mencatat,
pemilihan umum kepala daerah di sejumlah wilayah diwarnai oleh praktik-praktik
tidak terpuji. Mulai dari praktik politik uang hingga terjadinya aksi-aksi
anarkis. Kita semua mengetahui bahaya dari dari praktik-praktik buruk ini
terhadap integritas demokrasi kita," tegas SBY.
"Bahwa praktik-praktik
kolusi antara pejabat negara dan pengusaha, yang nyata-nyata melanggar hukum
dan merugikan negara dapat terus dicegah dan diberantas," kata SBY.
"Kita ingin korupsi
terkikis habis dari bumi Indonesia. Tugas berat dalam memberantas korupsi yang
masih dijumpai di lembaga negara dan dunia usaha, "
"Harap Ketum dan DPP,
Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan pimpinan partai di daerah untuk melakukan
penjelasan yang sebenarnya. Jelaskan, jangan pasif, jangan tiarap. Atas dasar
apa yang berlangsung di KPK, jelaskan duduk perkaranya, jadi adil penilaian
publik pada PD," kata SBY.
"Jangan mengelak,
jangan lari, jangan tiarap. Kebenaran adalah kebenaran, fakta adalah
fakta,"
"Kata Saudara Ketua
Umum DPP PD, Anas Urbaningrum, tidak perlu pemberhentian itu. Katanya yang
bersangkutan bersedia mundur. Saya jawab boleh bertemu tapi dalam konteks DK
PD," papar SBY.
"Yang bersangkutan
berbicara tidak jelas, ke kiri dan ke kanan. Saya marah karena tidak sesuai
yang dijanjikan, tidak lama setelah pertemuan itu saya putuskan Dewan
Kehormatan memberhentikan yang bersangkutan,"
MASIH PERCAYA DENGAN OMONGAN
BEYE ?!
Monas, 071012