Minggu, 07 Oktober 2012

Antara Ketegasan Nyata Humala dan Omdonya Beye


Seperti menjadi kebiasaan w  sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang w buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau w dianggap menista atau apalah, apa yang w tulis adalah murni dari pendapat w erkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Kalau bicara soal korupsi, ada dua tokoh yang menurut w yang awal-awalnya bersemangat memberantas korupsi namun hanya satu yang benar-benar mewujudkannya.

Adalah Ollanta Humala Presiden Peru yang dalam jualan kampanyenya akan memberantas korupsi dan nyatakan perang terhadap peredaran narkotika.

Dan apa yang dijualnya terwujud ketika dilantik menjadi Presiden Peru dan langsung bertindak cepat dengan kemarahan terhadap para aparat dinegaranya yang sangat-sangat korup.

Hal ini dibuktikannya dengan memecat 30 dari 55 jenderal polisi, 900 pangkat Kolonel, dan lebih dari 2,000 komandan polisi wilayah kalau di Indonesia mungkin setingkat Kapolda atau Kapolres.

Tiga puluh jenderal yang dipecat oleh Presiden Humalla ini tercurigai sebagai koruptor dan ada kaitannya dengan peredaran narkotika di negara tersebut. Salah satu dari para jenderal tersebut adalah Kepala Kepolisian Peru, kalau di Indonesia setingkat dengan Kapolri.

Apa yang dilakukan oleh Presiden Humalla ini adalah sejarah terbesar sepanjang intitusi kepolisian itu berdiri.
Pengganti Kepala Kepolisian Peru yang baru, Raul Salazar dalam pidato pelantikannya menyatakan semua pihak harus membongkar korupsi yang mencoreng nama polisi dari yang kecil ke hal yang penting.

"Kita harus membongkar korupsi yang mencoreng nama polisi. Dari hal yang paling kecil ke hal yang paling penting, sama saja jika yang dicuri hanya 1 sol [mata uang Peru] atau lebih,” ucapnya yang w kutip dari CNN

Itu sekelumit ketegasan dan tindak nyata dari Presiden Peru, lantas bagaimana dengan Indonesia negara yang berkapasitas 230 juta jiwa dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote apakah sudah tegas dank eras seperti yang di lakukan oleh Peru ?!

Ternyata sangat berbeda sekali dengan yang dilakukan oleh Peru, ini terbukti tidak tegasnya para pemimpin kita termasuk presiden kita yang mau keras, tegas dalam mengatakan TIDAK KEPADA KORUPSI contoh nyatanya adalah pada kejadian yang terjadi pada Sabtu (6/10) dini hari setelah 7 manusia yang mengaku dari Polda Bengkulu dan Metro Jaya malam-malam datang ke KPK untuk menjemput salah satu penyidiknya karena terkait kasus yang menderanya ketika berdinas di Bengkulu

Ketika w baca dan melihat kejadian yang terjadi di KPK Cuma bisa ketawa ngakak aja melihat kelakuan dan pendirian para komandan itu ketika membela diri, kenapa w ngakak ?! sekarang begini aja ORANG WARAS dan OTAK SEHAT aja tau kapan waktu untuk bertamu, APAKAH PANTAS bertamu di kantor di atas pukul 16.00 sore seperti pkl 21.30 sementara kantor yang didatangi ini sudah kosong ?! apakah pantas ?! JANGAN NGOMONG ETIKA komandan, anda sendiri TIDAK PUNYA ETIKA BERTAMU !!

Yang kedua adalah dan mengherankan KOK BISA ya kasus yang sudah lama ditutup di buka kembali ckckckck… kasus yang dibuka ini sebenarnya sudah ditutup pada tahun 2004 oleh komite etik dan profesi dari Polres dan Polda Bengkulu tetapi dibuka kembali oleh perwira baru di Polda tersebut.

Kalau begini bagi w sich berpendapat kalau ini dibuka kembali kasus yang melibatkan penyidik KPK dari unsur kepolisian ketika berdinas di Bengkulu berarti jika ini terungkap dan lolos dengan di tangkap, BOLEH DONK Polda Metro Jaya bidang kode etik dan profesi serta Kasat SERSE nya untuk MEMBUKA KEMBALI kasus Trisakti dan Tragedy Mei 1998 yang ketika itu Kapolres Jakarta Barat, KOLONEL TIMUR PRADOPO (tau donk posisi beliau saat in) DITANGKAP juga… bener ga ?!

Tetapi dari kesemua kericuhan ini bagi w adalah sosok pemimpin BERBADAN BESAR dengan prestasi gemilang seperti mendapatkan predikat tokoh berbahasa Indonesia terbaik, Lulusan Terbaik Akmil 73 tapi perangi nya TIDAK SESUAI dengan prestasinya.

Kalau memang prestasinya bagus seharusnya tingkat korupsi di negara ini sudah bersih atau paling tidak yang tinggal 40 persen saja tapi nyatanya ?! contoh bukti nya ketika kasus di KPK sabtu dinihari kemarin aja hingga detik ini sang pembesar dan pemimpin nomor satu di negara ini saja SEOLAH MENGHILANG tanpa fisik dan suara, bahkan beredar baru akan bicara pada Senin (8/10) besok.

Kalau memang besok sang pemimpin itu akan berbicara panjang lebar soal kejadian yang terjadi Sabtu kemarin berarti sangat disayang kan dan lebih kepada sudah di atur, seharusnya beye langsung spontan dalam mengambil tindakan keras misalnya langsung PECAT Kapolri dan Wakapolri yang selama ini menjadi akar permasalahan yang terjadi namun nyata nya ?!

Patut di pertanyakan dan MASIH PERCAYA kah kita dengan ucapan dirinya ketika di singgung soal korupsi dalam beberapa kesempatan, mungkin masih ingatkah beye dengan ucapannya yang coba w tulis kembali atau jangan-jangan sudah lupaaa…

Berikut ucapan-ucapan beye terkait soal korupsi pada beberapa tempat dan acara

"Kita tingkatkan penerimaan negara, tapi korupsi masih terjadi. Uang di daerah dan pusat dirampok mereka yang tak bertanggung jawab,"

"Saya punya informasi yang sahih, tetapi saya mempercayakan kepada penegak hukum, KPK terutamanya, ditambah penegak hukum yang lain. Saya tahu banyak hal, meski saya hemat bicara supaya tidak gaduh dan secara politik tidak menimbulkan yang tidak-tidak,"

"Kalau ada bawahan Saudara yang terlibat penyimpangan, main-main dengan APBN, dengan oknum di DPR dari komisi mana pun dan Saudara tahu tapi tidak menghentikan, berarti Saudara bersalah,"

"Saya ingin menunjukkan data yang sah, masih banyak parpol yang korupsinya jauh di atas Demokrat," kata SBY pada 13 Juni 2012 lalu.

"Saya beri contoh kasus korupsi di tingkat DPRD provinsi, dalam kurun 2004 sampai 2012. Korupsi yang dilakukan oknum Demokrat 3,9 persen, peringkat 5 dari seluruh partai. Di atas Partai Demokrat ada 34,6 persen, 24,6 persen, 9,2 persen dan 5,2 persen,"

"Saya sangat prihatin dan mencemaskan berkembangnya demokrasi berbiaya tinggi, khususnya dalam pemilihan umum kepala daerah. Meluasnya politik uang hanya akan membawa kesengsaraan bagi rakyat,"

"Kita juga mencatat, pemilihan umum kepala daerah di sejumlah wilayah diwarnai oleh praktik-praktik tidak terpuji. Mulai dari praktik politik uang hingga terjadinya aksi-aksi anarkis. Kita semua mengetahui bahaya dari dari praktik-praktik buruk ini terhadap integritas demokrasi kita," tegas SBY.

"Bahwa praktik-praktik kolusi antara pejabat negara dan pengusaha, yang nyata-nyata melanggar hukum dan merugikan negara dapat terus dicegah dan diberantas," kata SBY.

"Kita ingin korupsi terkikis habis dari bumi Indonesia. Tugas berat dalam memberantas korupsi yang masih dijumpai di lembaga negara dan dunia usaha, "

"Harap Ketum dan DPP, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan pimpinan partai di daerah untuk melakukan penjelasan yang sebenarnya. Jelaskan, jangan pasif, jangan tiarap. Atas dasar apa yang berlangsung di KPK, jelaskan duduk perkaranya, jadi adil penilaian publik pada PD," kata SBY.

"Jangan mengelak, jangan lari, jangan tiarap. Kebenaran adalah kebenaran, fakta adalah fakta,"
"Kata Saudara Ketua Umum DPP PD, Anas Urbaningrum, tidak perlu pemberhentian itu. Katanya yang bersangkutan bersedia mundur. Saya jawab boleh bertemu tapi dalam konteks DK PD," papar SBY.

"Yang bersangkutan berbicara tidak jelas, ke kiri dan ke kanan. Saya marah karena tidak sesuai yang dijanjikan, tidak lama setelah pertemuan itu saya putuskan Dewan Kehormatan memberhentikan yang bersangkutan,"

MASIH PERCAYA DENGAN OMONGAN BEYE ?!

Monas, 071012