Tidak berasa pesta tahunan musisi jazz Indonesia bertajuk Java Jazz Festival sudah memasuki tahun kesepuluh, sudah banyak musisi keluar-masuk dari ajang ini dengan segala kebolehan mereka bermain musik jazz.
Di tahun yang kesepuluh ini,
panitia pun menyajikan sejumlah musisi habis-habisan untuk memuaskan para
pecintanya namun sayangnya di beberapa tempat justru malah membuat kemasan
sepuluh tahun itu menjadi hambar (bagi w sich, ndak tau yang lain)
Hal pertama yang w lihat dari
pagelaran ini pada hari pertama dan kedua (sory hari terakhir w ndak ikutan)
settingan tempat yang tidak berubah dan terkesan 4DL (dia lagi dia lagi) ini
bisa terlihat dari beberapa produk yang menempati stand nya hampir sama seperti
tahun lalu.
Ya walau ada beberapa ada yang
baru tetapi secara tampilan sich agak sama yaa.. kalau bicara tempat yang
dijadikan pagelaran ini kan kalau bulan Juni dipakai untuk PRJ namun dengan
mencoba membandingkannya (maaf) w melihat lebih nyaman melihat settingan PRJ ya
daripada acara ini, jujur..
W sendiri nyampe di areal Java
Jazz sendiri jelang jam kantor pulang (iyalah kalo tahun lalu w bisa cepetan
datangnya karena sering liputan luar, sekarang w udah di dalam kantor dengan
aturan dalam kantor pula).
Dan menjadi potret Indonesia
terutama Jakarta kalau ada event besar adalah CALO, begitu turun dari taksi w
langsung dihadapkan dengan sejumlah todongan calo yang menanyakan apakah ada
tiket lebih atau menawarkan tiket dengan harga yang agak fantastis.
W pun masuk ke dalam setelah
melakukan barcodeisasi di meja verifikasi panitia, w pun masuk ke dalam begitu
masuk langsung menuju ke panggung utama di luar untuk melihat kebolehan para
prajurit tentara AU Amerika Serikat memainkan musik Jazz
Yap, mereka adalah para prajurit
US Armed Force berbasis di Jepang diundang oleh Java Jazz untuk menyemarakkan
suasana, begitu melihat mereka panggung pikir w akan sepi penonton ternyata
salah justru mereka banyak ditonton apalagi bermain dengan menggunakan seragam
dinas mereka.
Namun sayangnya lagi-lagi entah
apakah dari pihak prajurit atau bagian sound tidak menyelipkan keterangan lagu
yang sedang dimainkan di layar besar kanan-kiri panggung sehingga banyak
termasuk w yang tidak tahu lagu apa yang mereka sedang mainkan.
Dan kasus yang terjadi tidak ada
nama judul lagunya juga terdapat dalam beberapa show di Java Jazz, padahal kalo
ada keterangan lagu kan lebih enak untuk mencarinya ketika membeli CD albumnya
(CD ya bukan MP3 donlotan gratis hehehe)
Lumayan lama w menikmati musik
dari para prajurit ini, walau kaki gatal untuk menjelajah tempat lainnya,
akhirnya w putuskan untuk meninggalkan panggung para prajurit ini untuk
berjalan-jalan melihat sekitar komplek perhelatan Java Jazz.
akhirnya w jalan-jalan ngiterin
seputaran tempat acara ya seperti w bilang tadi tempatnya tidak ada yang
berubah kalau pun berubah hanya beberapa senti doank ketimbang tahun lalu.
Akhirnya w memutuskan untuk
melihat satu pertunjukan sambil menunggu keponakan w ama cowoknya datang untuk
ambil tiket yang w dapat dari Pak Peter Gontha.
W pun memutuskan untuk menonton
aksi dari RAN (tau donk siapa mereka ?) begitu masuk dalam hall udara dingin
pun menyambut ditambah puluhan ribu ABG (bukan cabe2an ya) padati tempat
tersebut bahkan ada yang duduk-duduk sebelum dimulai.
W pun kaget dan menjadi tanda
tanya bagi w dan mungkin ini jadi masukan dan peringatan bagi panitia tidak
hanya untuk Java Jazz tapi juga semua insan yang membuat event
Yang w kaget adalah ada seorang
gadis (maaf) dengan menggunakan kursi roda sedang menunggu pertunjukan RAN
menempel di sekitar barikade tempat kamera untuk merekam aksi RAN beraksi dan
pikir w dianya akan maju atau menuju tempat yang layak untuk bisa nonton.
Setelah akan mulai w masih
memikirkan soal ini namun karena terdorong oleh para penonton akhirnya w pun
memilih untuk mencari posisi aman dan dapat di sekitar tempat jimmyjip (kamera
panjang yang mobile) untuk bisa melihat aksi RAN sambil mengambil gambar.
Setelah setengah aksi berjalan
dan beberapa orang pada hilir mudik keluar w pun bisa berjalan sambil mencari
kemana gerangan c gadis (maaf) kursi roda itu dan akhirnya w menemukan dia
masih ditempat w ketemu dan tidak beranjak, w pun kaget.
Ternyata dia bersama (mungkin)
ayah dan ibunya tetap ditempat pertama kali w lihat mereka dan masuk ke Hall
hingga acara berakhir, lantas pertanyaan w adalah apakah dirinya menikmati
hanya melihat dari layar besar yang ada di kanan-kiri panggung ?!
Kemudian apakah kasus seperti ini
dipikirkan oleh panitia dalam menentukan lokasi acara dengan melihat perkiraan
tak terduga misalnya seperti kasus gadis kursi roda itu, karena w melihat mulai
dari masuk itu hingga ke ruangan pertunjukkan tidak ada jalur untuk kaum
disabilitas entah itu semacam papan seluncur atau pegangan besi.
Walaupun mereka keterbatasan
fisik tapi jiwa mereka sama dengan halnya manusia normal memiliki idola mereka
apalagi musisi, seharusnya ini menjadi pelajaran apalagi akan berkesan positif
di tahun kesepuluh namun nyatanya berkesan negative dan tidak peduli.
Setelah menonton RAN w pun keluar
dari Hall untuk cari info dan tempat yang masih akan berlangsung sambil w
pantau udah dimana ponakan tercinta w ini karena jalan ama pacarnya.
Namun sebelumnya w mampir ke
stand Sennheiser dimana konsultan medianya mereka mengundang untuk meet and
great Raisa (aahhh raisaaa ngopi yukk, hala !) di both mereka sekaligus
konfirmasi jam pastinya.
Setelah dari both Sennheiser serta tidak menemukan acara yang tidak menarik w pun menuju ke tempat media center yang berlokasi di Gedung Niaga lantai 6 untuk cari info karena malam itu Jamie Cullum menjadi pembuka pesta musik ini, naiklah w kesana sambil memantau udah sampai mana keponakan w ini jalan.
Akhirnya nyampe juga w di media center, begitu masuk w langsung mengambil beberapa lembar informasi seperti peta acara hari ini dan rilis setelah itu w pun mengambil jatah air mineral yang disediain untuk jurnalis.
Setelah melihat papan pengumuman
apakah ada presscon dan sebagainya ternyata Jamie Cullum mulai sekitar 20.15
nah sambil menunggu waktu itu w masih tetap menanyakan keberadaan keponakan w
sambil keluar dari media center dan menuju ke bawah untuk urus pre paid kartu w
yang ternyata ndak bisa lagi dipake harus dikonversi ke kartu baru.
Akhirnya w ke stand BNI yang
paling geda di areal terbuka, ternyata ngantrinya sejuta umat coy udah gitu
giliran w salah tempat lagi akhirnya w menuju tempat yang dijadikan untuk
konversi yang ternyata di depan w juga ngantri
Giliran depan w dapat giliran
ternyata di konversiin tiga kartu jadi satu kartu baru, dan itu makan waktu lama hingga ga sadar kalo
waktu press con Jamie Cullum udah akan mulai, sambil menunggu dan menunggu
termasuk dibelakang w yang coba maju sejajar ama w untuk liat kenapa depan w
lama.
Akhirnya setelah c bapak ini
mengkonversikan tiga kartu lama menjadi yang baru giliran w, dan tanpa buang
waktu yang langsung w bilang mau konversi kan mengingat waktu presscon Jamie
Cullum tinggal setengah jalan.
Kelar dari konversi kartu w pun
langsung berlari menuju gedung niaga untuk naik ke lantai 6, untungnya liftnya
pas w buka kosong, langsung aja w tutup dan teken angka enam.
Setelah sampe di lantai enam w
langsung menuju ruang presccon setelah bertanya dengan para volunterr dari
acara tersebut, dan w pun masuk ketika masuk ke dalam ruangan ternyata sudah
pada ngumpul para kolega w (hala, gaya beut nyebutnya kolega huahaha)
Tapi ketika masuk dan menunggu
disitulah permasalahan kembali muncul yaitu ponakan w kirim BBM yang mengatakan
kalau dia dan pacarnya sudah datang di lokasi, nah loh bijimane ceritanye ini
disaat nunggu Jamie Cullum tapi ponakan w sampe.
Langsung aja w bilang kalau omnya
lagi nunggu Jamie Cullum presscon mohon ditunggu di tiket box, akhirnya di
balas untuk bilang ndak papa untuk nunggu.
Disaat membaca pesan BBM itu
ternyata c MC seorang (katanya) ahli dalam musik walaupun gayanya w ndak suka
mengatakan bahwa presscon Jamie Cullum ditunda amp pukul 21.45 dan itu berarti
w bisa ketemu dulu ama ponakan w.
Begitu dapat kepastian w pun
langsung bergegas ke lantai bawah arah tiket box untuk ketemu ama ponakan w
sambil bawa tiketnya.
Jadi ponakan w ini dapat tiketnya
dari kantor, kebetulan kantornya jadi sponsor untuk pembayaran segala hal di
acara ini (tau donk apa yang w maksud) nah dari semalam w BBM ama dia kalau w
punya tiket dan emang kasih ke dia dan abangnya tercinta tapi agak segan.
Akhirnya setelah BBM-an dan
teleponan akhirnya w ketemu juga dengan ponakan w sambil w kasih undangannya,
walau tetap agak segan terima dan mau ganti w pun jelasin maksudnya biar dia
yakin.
Setelah itu w mencoba cari tahu
gimana caranya verifikasi undangan tersebut terlebih undangan itu ternyata
bermasalah dimana nama w yang tercetak di undangan tiket ternyata salah.
Setelah mendapatkan penjelasan
dari help desk w pun beranjak bersama c ponakan menuju luar dari barikade pintu
masuk ber-ID ke arah utara begitu nyampe w ama ponakan dan pacarnya kaget
karena banyak banget yang ngantri.
W coba bertanya ke petugas yang
jaga apakah yang antri itu untuk verifikasi dan dijawab iya, langsung aja w
bilang ke ponakan untuk mengantri di sana dan w menunggu di dekat pintu keluar
verifikasi dan di iyakan mereka.
Setelah mereka ngantri baru lah w
masuk ke dalam lewat barikade pintu masuk ber-ID setelah dibarcode dan muncul
muke w akhirnya w masuk dan menuggu di depan pintu verifikasi (berasa kayak
nunggu penumpang yang baru turun dan ambil tas di bandara).
Cukup lama menunggu bahkan KTP w
pun diminta untuk mencocokkan setelah ponakan w udah masuk menuju loket
verifikasi.
Ketika menunggu ponakan
verifikasi, w kaget ternyata waktunya menunjukkan acara Raisa udah mau kelar
dan Jaime Cullum udah setengah jalan binun antara mana yang w pilih karena
sama-sama penting akhirnya w putuskan untuk nungguin ponakan biar jelas dulu
dia masuk ke dalam baru w bisa tinggal.
Disaat menunggu, temen w
konsultan media dari Sennheiser whatsapp w nanya dimana sambil bilang klo dia
kelupaan kasih tau acara Raisa udah mau kelar, akhirnya dia pun bilang akan
kirim photonya (walau sampai sekarang janji dia belum ditepati hehehe).
Hilang sudah dua acara namun w
bahagia bisa membahagiakan ponakan w ini, akhirnya mereka berdua pun masuk ke
dalam plong rasanya w.
W pun berpisah dengan mereka
karena entah segan atau gimana w ajak makan kebetulan w lapar mereka dengan
agak ndak enak dengan alasan mau ketemu temennya, yaudah w lanjut aja sambil w
bilang kalo w ada di Foodcourt.
W pun menuju Foodcourt yang
lumayan ramai dan agak menyesakkan dada serta mata karena banyaknya asap mulai
dari rokok amp masakan.
Setelah keliling-keliling areal
foodcourt sambil liat-liat makanan apa yang enak (yang sebenarnya jujur makanan
yang disajikan bagi w agak standar) akhirnya w memilih untuk makan sejenis
hotdog (sejenis bite di kios 7-11) dengan harga IDR45,000 w pun bayar pake
kartu khusus tersebut.
Setelah w membeli hotdog tersebut
w penasaran dengan sebelahnya yaitu kios eskrim Turkey yang sepanjang w nunggu
agak berisik dengan klentengan bell dan tongkat panjang seperti linggis
panjang.
W peratiin ternyata cara menaruh
eskrim nya adalah cukup unik dimana tongkat panjang seperti linggis itu adalah
“sendok” untuk mengaduk eskrim untuk ditaruh di kerucut eskrim setelah ditaruh
eskrim pertamanya di pengaduk harus membenturkan linggis itu ke lonceng yang
dua biji berdempetan sehingga membuat gaduh.
Yang kocaknya adalah, si pengaduk
eskrim ini agak iseng setelah eskrim nya jadi dia selalu memberikan kepada
pelanggan namun ketika c tangan pelanggan itu mau raih eskrimnya ama si
pengaduk dimain-mainin ada lah diterbalikin eskrim nya sampe di sosor ke hidung
di pembeli, keisengan ini buat para pengunjung pun penasaran sambil
ketawa-ketawa dan c pelanggan nya pun ketawa juga sambil malu huahahahaha…
Sayangnya harga eskrim tersebut
IDR35,000 untuk satu dengan wadah kerucut layaknya eskrim puter yang biasa
keliling rumah-rumah jaman w SD.
Setelah melihat aksi konyol
tersebut, w pun menyari tempat duduk sambil BBM-an dengan ponakan kali aja
nunggu dan mencari tapi setelah bolak-balik nyari tempat ternyata ga dapat
akhirnya w pun keluar dari areal Food
Court sambil cari tempat duduk di areal terbuka yang memang ada tempat duduk
ternyata penuh juga, akhirnya w putuskan untuk makan di tangga-tangga stand
BNI.
Setelah dapat tempat duduk
akhirnya w BBM-an ponakan w kalau mau ketemu, ketemu di stand BNI aja, namun
sayangnya BBM-an w kepending dengan warna merah.
W pun menikmati makanan ala
kadarnya karena udah lapar dan mahal pula harganya sambil menikmati musik jazz
di depan w yang ternyata musisi dari Selandia Baru.
Kelar makan, w pun masih coba
telp dan BBM-an namun tidak terjawab, setelah beberapa kali coba tetap ga bisa
akhirnya w pun putuskan untuk melihat-lihat sekitar sambil menunggu
pertunjukkan Jamie Cullum.
Akhirnya w kembali ke Foodcourt
untuk beli air mineral, w pun melihat jam dan menunjukkan kalau pertunjukkan
Jamie Cullum dan putuskan untuk ketempat acara dan melihat antran panjang
hingga ke belakang foodcourt.
W pun bertanya kepada petugas
“Crowd Control” dimana jalur untuk media, dan petugas ini pun mengarahkan untuk
jalan disamping barikade para penonton undangan. W pun berjalan di samping
barikade sambil melihat dan heran sampai sebanyak ini manusia-manusia menonton
Jamie Cullum yang sebenarnya artis old school namun musisi yang isunya punya
anak di Jakarta ini masih banyak penggemarnya.
Akhirnya w pun sampai di tempat
khusus media, sambil menunggu sama dengan para penonton undangan, namun
sayangnya panitia tidak bisa menghitung atau memanagement waktu dan ini membuat
para penonton pun kesal.
Bayangkan dalam jadwal (kalau
ndak salah) Jamie Cullum itu sekitar pukul 23.30 namun pukul 00.00 pintu baru
dibuka sementara antrean itu sudah mengular sampai belakang foodcourt ckckck.
Akhirnya para penonton pun yang
paling belakang berteriak yang berujung saling sahut-sahutan dengan satu kata
“Bukaaaaa..bukaaaa”
Pintu pun dibuka, dengan sistem
bertahap untuk menghindari penumpukan dan media pun juga sama banyaknya
akhirnya jurnalis photo dulu yang masuk baru yang non photo.
Begitu masuk ke dalam hall,
penonton pun kembali dibuat kesal dimana tidak ada tanda-tanda pertunjukkan
akan dimulai walau akhirnya tanda-tanda dimulai pun kelihatan dengan suara
penunjuk keamanan.
Begitu MC keluar pikir penonton
pun dan w pertunjukkan akan dimulai ternyata TIDAAAKK SODARA-SODARA bahkan
penonton dan w pun disuguhkan dengan kata sambitan dari yang punya acara YANG
MULIA BAPAK PETER GONTHA
Begitu ada kata sambitan,
langsung aja penonton emosi karena keinginan untuk nonton Jamie Cullum tertahan
namun Peter Gontha mampu merayunya (cerdas sekali ini orang untuk menurunkan
tensi orang walau nantinya naik lagi tensi penonton huahaha) dengan mengatakan
bahwa tanpa kehadiran para penikmat musik maka tidak akan ada acara ini hingga
sampe sepuluh tahun.
Dan yang buat emosi dalam
pemberian awards adalah satu nama yang disebut ternyata sedang dalam
sosialisasi menuju RI-1 dan itu dibilang Peter Gontha walau kata dia ini bukan
pencitraan politik atau kampanye tapi tetap aja buat emosi para penonton.
“TANPA KEHADIRAN DAN DUKUNGAN
DIA, ACARA INI JUGA TIDAK AKAN SUKSES, BUKAN KAMPANYE POLITIK, TAPI AWARD INI
DIBERIKAN KEPADA MANTAN MENTERI PERDAGANGAN, GITA WIRJAWAN,” kata Peter Gontha
yang disambut dengan teriakan emosi dan kata-kata huuuuuuuu.
Tapi entah malu atau gimana w melihat
ketika disebut nama Gita Wirjawan, tiba-tiba orang ini nongol namun ya itu
entah malu atau gimana begitu terima award dirinya seperti sengaja atau tidak
KETUTUP TIRAI sambil senyum maksa karena mungkin tempat dan waktu yang tidak
tepat dimana lautan emosi terluap.
Seharusnya kalau Peter Gontha
CERDAS dia bisa donk kasih award itu KETIKA PRESS CONFERENCE seperti ketika
Raisa didaulat menjadi Duta Sennheiser Indonesia tahun 2013 lalu, tapi kenapa
HARUS DIPANGGUNG JAMIE CULLUM dan itu pun SUDAH DIRUSAK OLEH ULAH PANITIA yang
tidak bisa menghitung waktu antara BUKA PINTU dengan PADATnya penonton !
Akhirnya insiden tersebut reda
setelah tirai dibuka dan muncul lah Jamie Cullum beraksi langsung disambut
dengan tepuk tangan dan teriakan meriah.
W pun hanya sekitar dua lagu di
hall Jamie Cullum dan sempat melihat dirinya bernyanyi di atas piano dan
“terbang” dari atas piano, abis itu w langsung ke tempat Dave Kozz pentas.
Tau donk siapa Dave Kozz ? kalo
anak-anak tahun 80-90an pasti tahu banget karena lagu-lagunya jadi soundtrack
kehidupan mereka huahahaha…
W pun masuk ke hall tempat Dave
Kozz manggung dan lumayan banyak juga yang nonton namun w masih bisa
nyempil-nyempil amp ke depan.
Bahkan Trio Kru kece-kece dari
tipi biru (ga boleh sebut nama karena takut promo, tipinya Surya Paloh #eeh)
sempat buat laporan tentang konsernya Dave Kozz berapa meter samping w.
Semua lagu disuguhkan oleh Dave
Kozz meman yahud semua bahkan penuh kenangan bagi yang hidup di era jayanya
sang seksofonis tersebut.
Kelar acara konser Dave Kozz w
pun langsung beranjak pulang karena waktu di jam tangan w udah nunjukkin pukul
00.15 yang berarti w harus pulang biar bisa seger lagi sabtu sore
Sebelum cabut, w naik dulu ke
lantai enam gedung niaga tempat media center berada, begitu nyampe di lantai
enam ternyata sudah tutup dan akhirnya w pun turun langsung keluar.
Sambil keluar w pun masih terus
coba telepon ponakan w ini untuk nanya kabar terakhirnya karena setelah masuk
ke areal pertunjukkan hingga w keluar tidak ada kabar.
Sambil jalan pun w terus telepon
namun ndak ada hasil, dan seperti biasa dimana ada acara disitu ada calo-calo
taksi kupreet dimana menjajakan taksinya dengan argo tembak, dan w pun memilih
untuk berjalan keluar dari rangkaian para calo
Lumayan lama w berjalan keluar
dari areal JITEK Expo dan sampai ke areal flyover, w pun menemukan taksi, sang
taksi pun berhenti namun begitu berhenti w samperin hingga berjarak satu meter
eh taksinya malah cabut…
Setelah lama ndak dapat taksi
ditambah telepon ponakan w ndak ada kabar, akhirnya ponakan w pun telepon dan
kabarin kalo teleponnya lowbat dan pun lega akhirnya.
Setelah terima telepon dari
ponakan w, w pun langsung dapat taksi dan jalan pulang lewat tol dalam kota..
Nyampe rumah pun udah pukul 01.30
pagi dan waktunya tidur….
Mau tahu hari kedua w ke acara
Java Jazz yang katanya sepuluh tahun ini ? tungguin aja yaa..
JIEXPO, 280214
@Lorcasz