Jumat, 28 Februari 2014

Menikmati Sepuluh Tahun Festival Jazz Indonesia (I)




Tidak berasa pesta tahunan musisi jazz Indonesia bertajuk Java Jazz Festival sudah memasuki tahun kesepuluh, sudah banyak musisi keluar-masuk dari ajang ini dengan segala kebolehan mereka bermain musik jazz.


Di tahun yang kesepuluh ini, panitia pun menyajikan sejumlah musisi habis-habisan untuk memuaskan para pecintanya namun sayangnya di beberapa tempat justru malah membuat kemasan sepuluh tahun itu menjadi hambar (bagi w sich, ndak tau yang lain)

Hal pertama yang w lihat dari pagelaran ini pada hari pertama dan kedua (sory hari terakhir w ndak ikutan) settingan tempat yang tidak berubah dan terkesan 4DL (dia lagi dia lagi) ini bisa terlihat dari beberapa produk yang menempati stand nya hampir sama seperti tahun lalu.
Ya walau ada beberapa ada yang baru tetapi secara tampilan sich agak sama yaa.. kalau bicara tempat yang dijadikan pagelaran ini kan kalau bulan Juni dipakai untuk PRJ namun dengan mencoba membandingkannya (maaf) w melihat lebih nyaman melihat settingan PRJ ya daripada acara ini, jujur..

W sendiri nyampe di areal Java Jazz sendiri jelang jam kantor pulang (iyalah kalo tahun lalu w bisa cepetan datangnya karena sering liputan luar, sekarang w udah di dalam kantor dengan aturan dalam kantor pula).

Dan menjadi potret Indonesia terutama Jakarta kalau ada event besar adalah CALO, begitu turun dari taksi w langsung dihadapkan dengan sejumlah todongan calo yang menanyakan apakah ada tiket lebih atau menawarkan tiket dengan harga yang agak fantastis.

W pun masuk ke dalam setelah melakukan barcodeisasi di meja verifikasi panitia, w pun masuk ke dalam begitu masuk langsung menuju ke panggung utama di luar untuk melihat kebolehan para prajurit tentara AU Amerika Serikat memainkan musik Jazz









Yap, mereka adalah para prajurit US Armed Force berbasis di Jepang diundang oleh Java Jazz untuk menyemarakkan suasana, begitu melihat mereka panggung pikir w akan sepi penonton ternyata salah justru mereka banyak ditonton apalagi bermain dengan menggunakan seragam dinas mereka.

Namun sayangnya lagi-lagi entah apakah dari pihak prajurit atau bagian sound tidak menyelipkan keterangan lagu yang sedang dimainkan di layar besar kanan-kiri panggung sehingga banyak termasuk w yang tidak tahu lagu apa yang mereka sedang mainkan.

Dan kasus yang terjadi tidak ada nama judul lagunya juga terdapat dalam beberapa show di Java Jazz, padahal kalo ada keterangan lagu kan lebih enak untuk mencarinya ketika membeli CD albumnya (CD ya bukan MP3 donlotan gratis hehehe)

Lumayan lama w menikmati musik dari para prajurit ini, walau kaki gatal untuk menjelajah tempat lainnya, akhirnya w putuskan untuk meninggalkan panggung para prajurit ini untuk berjalan-jalan melihat sekitar komplek perhelatan Java Jazz.





akhirnya w jalan-jalan ngiterin seputaran tempat acara ya seperti w bilang tadi tempatnya tidak ada yang berubah kalau pun berubah hanya beberapa senti doank ketimbang tahun lalu.

Akhirnya w memutuskan untuk melihat satu pertunjukan sambil menunggu keponakan w ama cowoknya datang untuk ambil tiket yang w dapat dari Pak Peter Gontha.

W pun memutuskan untuk menonton aksi dari RAN (tau donk siapa mereka ?) begitu masuk dalam hall udara dingin pun menyambut ditambah puluhan ribu ABG (bukan cabe2an ya) padati tempat tersebut bahkan ada yang duduk-duduk sebelum dimulai.

W pun kaget dan menjadi tanda tanya bagi w dan mungkin ini jadi masukan dan peringatan bagi panitia tidak hanya untuk Java Jazz tapi juga semua insan yang membuat event

Yang w kaget adalah ada seorang gadis (maaf) dengan menggunakan kursi roda sedang menunggu pertunjukan RAN menempel di sekitar barikade tempat kamera untuk merekam aksi RAN beraksi dan pikir w dianya akan maju atau menuju tempat yang layak untuk bisa nonton.

Setelah akan mulai w masih memikirkan soal ini namun karena terdorong oleh para penonton akhirnya w pun memilih untuk mencari posisi aman dan dapat di sekitar tempat jimmyjip (kamera panjang yang mobile) untuk bisa melihat aksi RAN sambil mengambil gambar.

Setelah setengah aksi berjalan dan beberapa orang pada hilir mudik keluar w pun bisa berjalan sambil mencari kemana gerangan c gadis (maaf) kursi roda itu dan akhirnya w menemukan dia masih ditempat w ketemu dan tidak beranjak, w pun kaget.

Ternyata dia bersama (mungkin) ayah dan ibunya tetap ditempat pertama kali w lihat mereka dan masuk ke Hall hingga acara berakhir, lantas pertanyaan w adalah apakah dirinya menikmati hanya melihat dari layar besar yang ada di kanan-kiri panggung ?!

Kemudian apakah kasus seperti ini dipikirkan oleh panitia dalam menentukan lokasi acara dengan melihat perkiraan tak terduga misalnya seperti kasus gadis kursi roda itu, karena w melihat mulai dari masuk itu hingga ke ruangan pertunjukkan tidak ada jalur untuk kaum disabilitas entah itu semacam papan seluncur atau pegangan besi.

Walaupun mereka keterbatasan fisik tapi jiwa mereka sama dengan halnya manusia normal memiliki idola mereka apalagi musisi, seharusnya ini menjadi pelajaran apalagi akan berkesan positif di tahun kesepuluh namun nyatanya berkesan negative dan tidak peduli.

Setelah menonton RAN w pun keluar dari Hall untuk cari info dan tempat yang masih akan berlangsung sambil w pantau udah dimana ponakan tercinta w ini karena jalan ama pacarnya.

Namun sebelumnya w mampir ke stand Sennheiser dimana konsultan medianya mereka mengundang untuk meet and great Raisa (aahhh raisaaa ngopi yukk, hala !) di both mereka sekaligus konfirmasi jam pastinya.



Setelah dari both Sennheiser serta tidak menemukan acara yang tidak menarik w pun menuju ke tempat media center yang berlokasi di Gedung Niaga lantai 6 untuk cari info karena malam itu Jamie Cullum menjadi pembuka pesta musik ini, naiklah w kesana sambil memantau udah sampai mana keponakan  w ini jalan.


Akhirnya nyampe juga w di media center, begitu masuk w langsung mengambil beberapa lembar informasi seperti peta acara hari ini dan rilis setelah itu w pun mengambil jatah air mineral yang disediain untuk jurnalis.

Setelah melihat papan pengumuman apakah ada presscon dan sebagainya ternyata Jamie Cullum mulai sekitar 20.15 nah sambil menunggu waktu itu w masih tetap menanyakan keberadaan keponakan w sambil keluar dari media center dan menuju ke bawah untuk urus pre paid kartu w yang ternyata ndak bisa lagi dipake harus dikonversi ke kartu baru.

Akhirnya w ke stand BNI yang paling geda di areal terbuka, ternyata ngantrinya sejuta umat coy udah gitu giliran w salah tempat lagi akhirnya w menuju tempat yang dijadikan untuk konversi yang ternyata di depan w juga ngantri

Giliran depan w dapat giliran ternyata di konversiin tiga kartu jadi satu kartu baru,  dan itu makan waktu lama hingga ga sadar kalo waktu press con Jamie Cullum udah akan mulai, sambil menunggu dan menunggu termasuk dibelakang w yang coba maju sejajar ama w untuk liat kenapa depan w lama.

Akhirnya setelah c bapak ini mengkonversikan tiga kartu lama menjadi yang baru giliran w, dan tanpa buang waktu yang langsung w bilang mau konversi kan mengingat waktu presscon Jamie Cullum tinggal setengah jalan.

Kelar dari konversi kartu w pun langsung berlari menuju gedung niaga untuk naik ke lantai 6, untungnya liftnya pas w buka kosong, langsung aja w tutup dan teken angka enam.

Setelah sampe di lantai enam w langsung menuju ruang presccon setelah bertanya dengan para volunterr dari acara tersebut, dan w pun masuk ketika masuk ke dalam ruangan ternyata sudah pada ngumpul para kolega w (hala, gaya beut nyebutnya kolega huahaha)

Tapi ketika masuk dan menunggu disitulah permasalahan kembali muncul yaitu ponakan w kirim BBM yang mengatakan kalau dia dan pacarnya sudah datang di lokasi, nah loh bijimane ceritanye ini disaat nunggu Jamie Cullum tapi ponakan w sampe.

Langsung aja w bilang kalau omnya lagi nunggu Jamie Cullum presscon mohon ditunggu di tiket box, akhirnya di balas untuk bilang ndak papa untuk nunggu.

Disaat membaca pesan BBM itu ternyata c MC seorang (katanya) ahli dalam musik walaupun gayanya w ndak suka mengatakan bahwa presscon Jamie Cullum ditunda amp pukul 21.45 dan itu berarti w bisa ketemu dulu ama ponakan w.

Begitu dapat kepastian w pun langsung bergegas ke lantai bawah arah tiket box untuk ketemu ama ponakan w sambil bawa tiketnya.

Jadi ponakan w ini dapat tiketnya dari kantor, kebetulan kantornya jadi sponsor untuk pembayaran segala hal di acara ini (tau donk apa yang w maksud) nah dari semalam w BBM ama dia kalau w punya tiket dan emang kasih ke dia dan abangnya tercinta tapi agak segan.

Akhirnya setelah BBM-an dan teleponan akhirnya w ketemu juga dengan ponakan w sambil w kasih undangannya, walau tetap agak segan terima dan mau ganti w pun jelasin maksudnya biar dia yakin.

Setelah itu w mencoba cari tahu gimana caranya verifikasi undangan tersebut terlebih undangan itu ternyata bermasalah dimana nama w yang tercetak di undangan tiket ternyata salah.

Setelah mendapatkan penjelasan dari help desk w pun beranjak bersama c ponakan menuju luar dari barikade pintu masuk ber-ID ke arah utara begitu nyampe w ama ponakan dan pacarnya kaget karena banyak banget yang ngantri.

W coba bertanya ke petugas yang jaga apakah yang antri itu untuk verifikasi dan dijawab iya, langsung aja w bilang ke ponakan untuk mengantri di sana dan w menunggu di dekat pintu keluar verifikasi dan di iyakan mereka.

Setelah mereka ngantri baru lah w masuk ke dalam lewat barikade pintu masuk ber-ID setelah dibarcode dan muncul muke w akhirnya w masuk dan menuggu di depan pintu verifikasi (berasa kayak nunggu penumpang yang baru turun dan ambil tas di bandara).

Cukup lama menunggu bahkan KTP w pun diminta untuk mencocokkan setelah ponakan w udah masuk menuju loket verifikasi.

Ketika menunggu ponakan verifikasi, w kaget ternyata waktunya menunjukkan acara Raisa udah mau kelar dan Jaime Cullum udah setengah jalan binun antara mana yang w pilih karena sama-sama penting akhirnya w putuskan untuk nungguin ponakan biar jelas dulu dia masuk ke dalam baru w bisa tinggal.

Disaat menunggu, temen w konsultan media dari Sennheiser whatsapp w nanya dimana sambil bilang klo dia kelupaan kasih tau acara Raisa udah mau kelar, akhirnya dia pun bilang akan kirim photonya (walau sampai sekarang janji dia belum ditepati hehehe).

Hilang sudah dua acara namun w bahagia bisa membahagiakan ponakan w ini, akhirnya mereka berdua pun masuk ke dalam plong rasanya w.

W pun berpisah dengan mereka karena entah segan atau gimana w ajak makan kebetulan w lapar mereka dengan agak ndak enak dengan alasan mau ketemu temennya, yaudah w lanjut aja sambil w bilang kalo w ada di Foodcourt.

W pun menuju Foodcourt yang lumayan ramai dan agak menyesakkan dada serta mata karena banyaknya asap mulai dari rokok amp masakan.

Setelah keliling-keliling areal foodcourt sambil liat-liat makanan apa yang enak (yang sebenarnya jujur makanan yang disajikan bagi w agak standar) akhirnya w memilih untuk makan sejenis hotdog (sejenis bite di kios 7-11) dengan harga IDR45,000 w pun bayar pake kartu khusus tersebut.

Setelah w membeli hotdog tersebut w penasaran dengan sebelahnya yaitu kios eskrim Turkey yang sepanjang w nunggu agak berisik dengan klentengan bell dan tongkat panjang seperti linggis panjang.

W peratiin ternyata cara menaruh eskrim nya adalah cukup unik dimana tongkat panjang seperti linggis itu adalah “sendok” untuk mengaduk eskrim untuk ditaruh di kerucut eskrim setelah ditaruh eskrim pertamanya di pengaduk harus membenturkan linggis itu ke lonceng yang dua biji berdempetan sehingga membuat gaduh.

Yang kocaknya adalah, si pengaduk eskrim ini agak iseng setelah eskrim nya jadi dia selalu memberikan kepada pelanggan namun ketika c tangan pelanggan itu mau raih eskrimnya ama si pengaduk dimain-mainin ada lah diterbalikin eskrim nya sampe di sosor ke hidung di pembeli, keisengan ini buat para pengunjung pun penasaran sambil ketawa-ketawa dan c pelanggan nya pun ketawa juga sambil malu huahahahaha…

Sayangnya harga eskrim tersebut IDR35,000 untuk satu dengan wadah kerucut layaknya eskrim puter yang biasa keliling rumah-rumah jaman w SD.

Setelah melihat aksi konyol tersebut, w pun menyari tempat duduk sambil BBM-an dengan ponakan kali aja nunggu dan mencari tapi setelah bolak-balik nyari tempat ternyata ga dapat akhirnya w pun keluar  dari areal Food Court sambil cari tempat duduk di areal terbuka yang memang ada tempat duduk ternyata penuh juga, akhirnya w putuskan untuk makan di tangga-tangga stand BNI.

Setelah dapat tempat duduk akhirnya w BBM-an ponakan w kalau mau ketemu, ketemu di stand BNI aja, namun sayangnya BBM-an w kepending dengan warna merah.

W pun menikmati makanan ala kadarnya karena udah lapar dan mahal pula harganya sambil menikmati musik jazz di depan w yang ternyata musisi dari Selandia Baru.

Kelar makan, w pun masih coba telp dan BBM-an namun tidak terjawab, setelah beberapa kali coba tetap ga bisa akhirnya w pun putuskan untuk melihat-lihat sekitar sambil menunggu pertunjukkan Jamie Cullum.

Akhirnya w kembali ke Foodcourt untuk beli air mineral, w pun melihat jam dan menunjukkan kalau pertunjukkan Jamie Cullum dan putuskan untuk ketempat acara dan melihat antran panjang hingga ke belakang foodcourt.

W pun bertanya kepada petugas “Crowd Control” dimana jalur untuk media, dan petugas ini pun mengarahkan untuk jalan disamping barikade para penonton undangan. W pun berjalan di samping barikade sambil melihat dan heran sampai sebanyak ini manusia-manusia menonton Jamie Cullum yang sebenarnya artis old school namun musisi yang isunya punya anak di Jakarta ini masih banyak penggemarnya.

Akhirnya w pun sampai di tempat khusus media, sambil menunggu sama dengan para penonton undangan, namun sayangnya panitia tidak bisa menghitung atau memanagement waktu dan ini membuat para penonton pun kesal.

Bayangkan dalam jadwal (kalau ndak salah) Jamie Cullum itu sekitar pukul 23.30 namun pukul 00.00 pintu baru dibuka sementara antrean itu sudah mengular sampai belakang foodcourt ckckck.

Akhirnya para penonton pun yang paling belakang berteriak yang berujung saling sahut-sahutan dengan satu kata “Bukaaaaa..bukaaaa”

Pintu pun dibuka, dengan sistem bertahap untuk menghindari penumpukan dan media pun juga sama banyaknya akhirnya jurnalis photo dulu yang masuk baru yang non photo.

Begitu masuk ke dalam hall, penonton pun kembali dibuat kesal dimana tidak ada tanda-tanda pertunjukkan akan dimulai walau akhirnya tanda-tanda dimulai pun kelihatan dengan suara penunjuk keamanan.

Begitu MC keluar pikir penonton pun dan w pertunjukkan akan dimulai ternyata TIDAAAKK SODARA-SODARA bahkan penonton dan w pun disuguhkan dengan kata sambitan dari yang punya acara YANG MULIA BAPAK PETER GONTHA

Begitu ada kata sambitan, langsung aja penonton emosi karena keinginan untuk nonton Jamie Cullum tertahan namun Peter Gontha mampu merayunya (cerdas sekali ini orang untuk menurunkan tensi orang walau nantinya naik lagi tensi penonton huahaha) dengan mengatakan bahwa tanpa kehadiran para penikmat musik maka tidak akan ada acara ini hingga sampe sepuluh tahun.

Begitu dibilang begitu, langsung disambut dengan teriakan dan tepuk tangan, namun sayangnya usaha ngelaba Peter Gontha kepada penonton harus dibayar mahal dan menaikkan tensi emosi dimana dirinya berbicara dengan  menyebutkan beberapa nama dibelakang layar pendukung acara ini.

Dan yang buat emosi dalam pemberian awards adalah satu nama yang disebut ternyata sedang dalam sosialisasi menuju RI-1 dan itu dibilang Peter Gontha walau kata dia ini bukan pencitraan politik atau kampanye tapi tetap aja buat emosi para penonton.

“TANPA KEHADIRAN DAN DUKUNGAN DIA, ACARA INI JUGA TIDAK AKAN SUKSES, BUKAN KAMPANYE POLITIK, TAPI AWARD INI DIBERIKAN KEPADA MANTAN MENTERI PERDAGANGAN, GITA WIRJAWAN,” kata Peter Gontha yang disambut dengan teriakan emosi dan kata-kata huuuuuuuu.

Tapi entah malu atau gimana w melihat ketika disebut nama Gita Wirjawan, tiba-tiba orang ini nongol namun ya itu entah malu atau gimana begitu terima award dirinya seperti sengaja atau tidak KETUTUP TIRAI sambil senyum maksa karena mungkin tempat dan waktu yang tidak tepat dimana lautan emosi terluap.

Seharusnya kalau Peter Gontha CERDAS dia bisa donk kasih award itu KETIKA PRESS CONFERENCE seperti ketika Raisa didaulat menjadi Duta Sennheiser Indonesia tahun 2013 lalu, tapi kenapa HARUS DIPANGGUNG JAMIE CULLUM dan itu pun SUDAH DIRUSAK OLEH ULAH PANITIA yang tidak bisa menghitung waktu antara BUKA PINTU dengan PADATnya penonton !

Akhirnya insiden tersebut reda setelah tirai dibuka dan muncul lah Jamie Cullum beraksi langsung disambut dengan tepuk tangan dan teriakan meriah.

W pun hanya sekitar dua lagu di hall Jamie Cullum dan sempat melihat dirinya bernyanyi di atas piano dan “terbang” dari atas piano, abis itu w langsung ke tempat Dave Kozz pentas.

Tau donk siapa Dave Kozz ? kalo anak-anak tahun 80-90an pasti tahu banget karena lagu-lagunya jadi soundtrack kehidupan mereka huahahaha…

W pun masuk ke hall tempat Dave Kozz manggung dan lumayan banyak juga yang nonton namun w masih bisa nyempil-nyempil amp ke depan.

Bahkan Trio Kru kece-kece dari tipi biru (ga boleh sebut nama karena takut promo, tipinya Surya Paloh #eeh) sempat buat laporan tentang konsernya Dave Kozz berapa meter samping w.

Semua lagu disuguhkan oleh Dave Kozz meman yahud semua bahkan penuh kenangan bagi yang hidup di era jayanya sang seksofonis tersebut.

Kelar acara konser Dave Kozz w pun langsung beranjak pulang karena waktu di jam tangan w udah nunjukkin pukul 00.15 yang berarti w harus pulang biar bisa seger lagi sabtu sore







Sebelum cabut, w naik dulu ke lantai enam gedung niaga tempat media center berada, begitu nyampe di lantai enam ternyata sudah tutup dan akhirnya w pun turun langsung keluar.

Sambil keluar w pun masih terus coba telepon ponakan w ini untuk nanya kabar terakhirnya karena setelah masuk ke areal pertunjukkan hingga w keluar tidak ada kabar.

Sambil jalan pun w terus telepon namun ndak ada hasil, dan seperti biasa dimana ada acara disitu ada calo-calo taksi kupreet dimana menjajakan taksinya dengan argo tembak, dan w pun memilih untuk berjalan keluar dari rangkaian para calo

Lumayan lama w berjalan keluar dari areal JITEK Expo dan sampai ke areal flyover, w pun menemukan taksi, sang taksi pun berhenti namun begitu berhenti w samperin hingga berjarak satu meter eh taksinya malah cabut…

Setelah lama ndak dapat taksi ditambah telepon ponakan w ndak ada kabar, akhirnya ponakan w pun telepon dan kabarin kalo teleponnya lowbat dan pun lega akhirnya.

Setelah terima telepon dari ponakan w, w pun langsung dapat taksi dan jalan pulang lewat tol dalam kota..
Nyampe rumah pun udah pukul 01.30 pagi dan waktunya tidur….

Mau tahu hari kedua w ke acara Java Jazz yang katanya sepuluh tahun ini ? tungguin aja yaa..

JIEXPO, 280214


@Lorcasz