Kamis, 27 Februari 2014

Perjuangan Terbalas dengan Senyuman

Akhirnya w jalan-jalan (maaf ya kalo w make kata-kata ini teman) melihat kehidupan pendidikan di Indonesia kembali w jalani, kali ini w memotret keadaan di ujung pulau Jawa tempat si Nyonya Kinclong (tau donk siapa yang w maksud) berkuasa huahaha...

Berkat kaka-kaka hebat dari Indonesia Berkibar (ID Berkibar), Bait Al Kamil dan BNI Syariah pada hari Sabtu (22/2) lalu berangkat ke Desa Muncang.

W pun berangkat dari rumah pkl 05.45 dalam keadaan gerimis mengandung sepanjang malam dan tiba di kantornya ID Berkibar dan Bait Al Kamil, seperti biasa w datang ke subuhan karena nyampe di sana tidak ada siapa-siapa bahkan satpam di kantor itu pun tidak ada yang tahu.

W pun berkomunikasi lewat whatsapp soal tempat karena hujan, pihak panitia pun memindahkan lokasi ketemuan yang tadinya dibelakang gedung dekat masjid ke arah Plasa Semanggi (bukan promosi)

Akhirnya ketemu juga teman-teman sepaham dan sealiran (bahasanya paling bener dach broo) ditengah gerimis mengandung tersebut (romantis bener huahaha) ngumpul sambil dengerin arahan kaka Eva (sstt jangan bilang-bilang kalau ternyata dia pas ngasih briefing belum mandi huahahaha...uuppps)






Setelah mendengarkan briefing dari Ka Eva sambil sedikit berkampanye soal dirinya yang masuk dalam sebuah provider internet (bukan promosi) kami pun masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan layaknya musisi lagi mo konser yaitu mobil jenis ELF merek (ga usah disebut ntar jadi promosi)

Lama juga perjalanan dan terus berasa ketika memasuki Gerbang Tol Balaraja yang mana itu lah pintu masuk menuju ke tempat eksekusi kami untuk meringankan pendidikan teman-teman kecil kita (kita ? lu aja kali ama w :D)











Sepanjang perjalanan w meihat begitu kayanya alam Indonesia dimana masih terdapat hamparan sawah hijau bahkan kebun sawit yang w pikir jenis spesies itu hanya terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Namun tetap sajalah yang namanya Banten (bukan maksud rasis atau mencemarkan nama baik) tapi faktanya seperti itu dimana masih banyak kesenjangan sosial dalam artian jalanan tidak jauh beda dengan bathtup kuda nil ketika mandi, rumah besar bagus dan wuah tapi jalan berlubang atau tetangganya masih berupa gubuk anyaman

Atau banyak pabrik tetapi kondisi jalan didepannya ya itu seperti Bathtup kuda nil ketika mandi (sekali lagi bukan maksud mencemarkan nama baik tapi itu fakta bro fakta)

Dan yang sangat mendebarkan (berasa pengumuman talent show) adalah ketika masuk ke check point untuk sekolah dimana mobil harus berhenti karena jalanan menurun pikir w hanya turunan dan bobot penumpang yang berlebih namun bisa juga dilewati dan baru kelihatan kenapa kami sempat terhenti beberapa menit.

Ternyata jalanan turunan itu ibarat palung sodara-sodara, atau ibarat huruf "V" di tarik ke bawah sekali dan tanda " A " di tarik ke atas atau seperti kita lagi naik roket dihempas ke atas dan dibuang ke paling-paling dasar (bisa bayangin ndak ntu ketika didalam mobil dengan posisi seperti itu)

Setelah melalui itu, kami pun nyampe di check point dimana kami harus meninggalkan mobil dan disinilah tantangan itu dimulai, jalan menuju tempat sekolah itu dalam keadaan gerimis.

Sambil menunggu kaka-kaka yang sedang menjalankan kewajiban ibadah, w dan ka Yosea menjaga segala barang yang akan di bawa ke sekolah tersebut dengan menunggu ojek.

Setelah semua siap akhirnya kami pun berangkat menuju sekolah dengan gerimis kami pun berangkat dan disini lah perjuangan itu dimulai dan membayangkan bagaimana anak-anak ini bisa bersekolah..

Kondisi jalan yang harus dilalui adalah menanjak dan menurun tajam ibarat bermain ular tangga atau game F-1 penuh liku dikanan-kiri hanya ada semak belukar, tanamanan karet dan hamparan padi dan itu tidak ada penerangan loh, jadi bayangkan kalau malam.

Coba lihat lah gambar di bawah ini bagaimana pengorbanan kaka-kala ID Berkibar dalam membawa beban untuk dibagikan kepada adik-adik yang telah menunggu dengan melewati beberapa rintangan jalan.











Setelah melewati rintangan itu semua akhirnya kami sampai juga di sekolah tersebut, rasa capai sepertinya terbayar lunas dengan senyuma, kicauan dari anak-anak  SDN 1 Filial Girijayabaya Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Banten.

Pasti bertanya kan gimana cerita soal SDN 1 Filial Girijayabaya, Kecamatan Mucang Kabupaten Lebak, Banteng ini ?


Baik begini ceritanya berdasarkan keterangan dari Ibu R.R. Sutija seorang kepala sekolah yang berhati mulia sekali, kenapa begitu ? berkat beliau lah sekolah filial itu ada hingga saat ini.

Ini berawal dari saat Ibu Sutija bertugas di sekolah induk Muncang, Lebak, Banten, ketika berangkat sekolah dengan berjalan kaki dari rumahnya dirinya menjumpai beberapa anak kecil yang berjalan kaki menuju sekolah.


Melihat situasi ini si Ibu pun bertanya dimana rumah mereka dan akhirnya beberapa anak menyebutkan asal tinggal mereka dan Ibu pun kaget dan iba.

Si Ibu pun menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat anak-anak itu dan ternyata di kawasan itu terdapat setidaknya 31 anak, melihat seperti ini membuat sang ibu berinisiatif untuk menemui UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Muncang.
Apa yang diimpikan Ibu Sutija berbuah hasil dimana Kepala UPT pun menugaskan untuk membuka sekolah baru dan berdiri lah SDN 1 Filial Girijayabaya dengan bangunan sederhana berbahan kayu dan Bambu yang dibuat secara gotong royong.

Jadi udah tahu kan gimana cerita sekolah itu ? nah begitu kita nyampe ternyata anak-anak itu lagi dihibur oleh kaka-kaka dari komunitas serupa yang berasal dari Cilegon, begitu kita datang mereka pun keluar (ingat ya kita tidak usir tapi gantian, beneran loh).
Dan kita pun memulai petualangan bersama dengan adik-adik ini dengan berbagai macam kegiatan seperti yang ada di bawah ini namun terlebih dahulu di awali kata sambutan dari Bait Al Kamil dan BNI Syariah.



Selain memberikan hiburan dan permainan kepada anak-anak SDN 1 Filial, guru-gurunya pun mendapatkan pelajaran penting dari Ka Yosea dan saling berbagi keluhan dan pengalaman mereka sebagai guru selama ini.












Tidak berasa waktu pun berlalu dengan seiring waktu alam yang mulai redup itu bisa ditandai karena tidak ada penerangan dalam artian listrik belum tersedia.

Kami pun beranjak meninggalkan sekolah tersebut walau agak sedih namun apa daya, dan sekali lagi kami kembali menjalani perjuangan menuju ke dasar tempat check point tempat parkir mobil.

Jalanan tanjakan, turunan dengan semak belukar dan pohon karet dengan guyuran gerimis mengandung kembali hingga menuju ke tempat asal kami datang.

Namun sayangnya dalam perjalanan pulang, ada kejadian dimana kaka Asih mengalami kecelakaan kecil tersungkur karena licin nya medan karena ujan

Begitu sampai di tempat parkir mobil pun akhirnya w meminjam kamar mandi dari pak lurah untuk sekdar ganti baju dan sayangnya celana pendek tetap w pake karena ndak bawa.

Perjalanan menuju tempat parkiran mobil














Apakah kondisi ini berakhir ? ternyata tidak teman-teman karena perjalanan yang w sebut mobil 4D kembali kami jumpai dimana mobil kami nyaris berhenti dan terguling untungnya supirnya cekatan dan bisa kembali ke jalan yang benar.

Sepanjang jalan pun, mobil 4D ini selalu menjadi ancaman kami semua walau kami pada tidur (w sich kagak tidur tapi lumayan lah goyangannya, dasyat poll) bahkan sang supir pun menikmati perjalanan dan medan jalan itu sendiri terbukti di saat salah satu kaka minta berhenti di Pomp Bensin untuk menetralkan kondisi badan (baca: buang air) tidak di indahkan hingga pomp bensin ketiga masuk yang ke empat baru berhenti itu supir dan semua pun bahagia bisa menghirup udara segar.

Lama perjalanan pun hampir sama dengan kepergian tetapi bedanya ketika masuk tol Balaraja menuju Jakarta rasanya seperti baru bebas dari penjara setelah berpuluh-puluh tahun akibat jalan 4D itu..

Sepanjang perjalanan pulang pun selain ada yang tidur ada juga mencheck keadaan karena hampir 3 jam kami di sekolahan tidak mendapatkan akses internet begitu turun banyak informasi tentang banjir dan barisan para kepomania dari WA Group yang menanyakan keberadaan kami (makasih kakaaaaa Venaa yang peratian banget ama kami semua )

Singkatnya kami pun sampai kembali di Kantor Sampoerna pukul 23.15 dalam keadaan muka dan badan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata (kalau baca di atas bisa pahami kenapa w nulis ini)

Dan di Kantor Sampoerna pun kami berpisah untuk kembali lagi (kayak judul lagu yaakk, lagu siapakah itu) pada kegiatan lainnya.

W sendiri nyampe rumah tepat puku 00.30 setelah sebelumnya membeli air mineral dan secangkir cokelat panas (sedaapp bahasanya broo)

Sampai disini dulu ya para pembaca blogger yang budiman dan baik hati sampai ketemu lagi dengan kejadian-kejadian lainnya..

Dan buat kaka-kaka dari ID Berkibar ditunggu ngebolang lagi yaaaa… salam 4D dan Meciinn huahahahaha…


@Lorcasz