Senin, 15 Juli 2013

Antara Beye Marah dan Pola ABS

Ada yang menarik di minggu ini dimana Presiden terlihat sangat marah karena situasi dunia sembako Indonesia dalam hal harga beli warga belum juga turun sesuai kemampuan rakyat.

“Terus terang saya tidak sabar, sama dengan tidak sabarnya rakyat. Bulat. Saudara lihat pasar tidak? Saudara dengarkan sosial media tidak?" ujar Presiden

Itulah komentar SBY yang terekam oleh sejumlah media dan memuatnya untuk dibaca para pembacanya tapi menurut w marah besarnya orang nomor satu di Indonesia ini terlambat dan kenapa baru sekarang.

Kita semua udah tahu lah bagaimana harga urusan perut warga yang jauh sebelum puasa sudah naik ditambah dengan kasus daging sapi yang seret para tokoh-tokoh yang mahir berkhotbah dari Partai Keadilan Sejahtera.

Menurut w, yang dibutuhkan rakyat sekarang ini adalah tindakan nyata, keras dari pemimpin nomor satu negara ini untuk bisa memuaskan rakyatnya karena perlu diingat SBY itu dipilih oleh rakyat dan seharusnya lah SBY bekerja untuk memuaskan rakyat yang telah milihnya.
Kalau memang dirinya marah dan tegas seharusnya hari itu juga SBY PECAT menteri yang terkait dengan urusan perut rakyat karena tidak mampu kerja secara maksimal tapi nyatanya ?!

Ya itulah presiden negara dengan penduduk 220 juta jiwa, tegas tapi memble karena dirinya tersandera dengan berbagai kepentingan yang selain rakyat telah mendorong dia ke puncak kekuasaan jadinya seperti ini.

Padahal udah jelas-jelas kinerja menterinya ga beres, harga daging naik terus beberapa komoditi yang bisa dihasilkan anak negeri harus bersaing dengan buatan impor bahkan mendewakan buatan impor, ini kan aneh apakah menteri itu MASIH berdarah Indonesia dengan KTP serta uang mereka di dompet masih berlambang Garuda ? kalau masih kenapa harus import padahal negara kita kan luas dan komoditi yang mampu menjawab itu semua tapi ya itulah nyatanya para menteri ini mendewakan import dan import !

Harga naik ini memang urusan menteri pertanian, menteri perdagangan, menteri industry serta menko perekoniman serta kesra tetapi biar itu lancar tentunya harus didukung dengan menteri terkait.

Selama ini banyak faktor yang mengakibatkan pasokan bahan pokok terkendala seharusnya menteri lain bisa dengan nurani memfasilitasi misalanya, untuk memudahkan lalu lintas tentunya perlu infrastruktur yang memadai dalam hal ini Menteri PU instruksi Kepala Dinas untuk memperbaharui serta mencheck jalan yang menjadi lalu lintas bahan pokok minimal 3-6 bulan sekali tapi nyatanya ?! tidak ada kan !

Jalan-jalan itu baru mulus semulus paha bayi kalau mendekati lebaran atau ada kunjungan SBY, menteri terkait, tamu negara bener kan wahai para kepala dinas PU dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote ?!

Yang kedua, seharusnya menteri perhubungan juga ikut andil kenapa harga pangan naik karena kita tahu bagaimana sistem transportasi dalam hal ini menghubungkan antar pulau.

Kita tahun bagaimana kondisi Indonesia yang dibatasi ratusan selat dan laut yang berpatokan pada kondisi angin, seharusnya kalau seperti ini, menteri perhubungan beserta jajarannya menyediakan satu akomodasi dalam hal ini transportasi udara yang KHUSUS mengangkut bahan pangan untuk lintas pulau sehingga tidak lagi ada berita bertumpuk nya mobil pengangkut sembako di parkiran misalnya Pelabuhan Bakaheuni karena angin yang kencang sehingga tidak bisa dilintasi oleh kapal.

Meminta bantuan TNI / Polri untuk mengawal pasokan pangan ini dengan kemampuannya, misalnya menggunakan armada pesawat Hercules untuk mengangkut bahan pangan kalau dari lintas laut tidak mampu dengan ditunjang dari Kementerian ESDM, BUMN dalam hal pasokan BBM pengangkut.

Alangkah indahnya kalau ini berjalan dan perut rakyat pun akan kenyang karena mereka terpenuhi dengan layanan pemerintah yang benar-benar menservice mereka.

Tapi pasti ada yang bilang kalau baca usul w ini “ iya bagus tapi anggarannya dari mana,” ngerti kok bukannya itu masuk dalam APBN ? makanya kalau buat anggaran itu yang jelas jangan cuma sekedar menghitung-hitung kalau udah seperti ini gimana.

Dan satu lagi adalah buanglah politik Asal Bapak Senang (ABS) dan ANDALKAN OMONG KOSONG STAFF AHLI MENTERI yang selama ini selalu menjadi kata kunci jika ada masalah, coba lah turun ke bawah dengan model penyamaran bukan seperti sekarang ini dimana ketika menteri turun selalu dengan rombongan apalagi kalau di bilang sidak.

Hey pak menteri… yang namanya sidak itu SENDIRIAN turun ke bawah TANPA pengawal / ajudan apalagi staff ahli jadi tahu permasalahan yang terjadi dan bisa ditegur keras itu staff ahli karena salah menghitung ongkos pembiayaan tapi kenyataannya, ini sidak malah seperti TAMASYA ANAK SD !!

Cobalah menteri ini bersikap seperti rakyat jelata, pake baju sederhana layaknya pembeli coba beli sebuah barang misal daging, pas ditanya harganya kenapa naik coba tanya kenapa itu naik, pasti di penjual akan curhat, dengan curhat kenapa bisa naik dari situ anda selaku menteri bisa menganalisa dan tentukan gimana solusinya bukan seperti yang ada , sidak dengan rombongan ya udah pasti penjual itu ga berani curhat karena mungkin udah “disentil” mulutnya ama staff-staff ahli anda pak/bu menteri !!

Buat pak beye, sampaikan kapan pak, rakyat harus “diet” karena harga daging dan sembako mahal sementara anda hanya marah-marah kepada menteri terkait bukannya memecat sebagai shock therapy karena tidak mampu melayani untuk mengenyangkan perut rakyat karena anda dan menteri dalam kabinet di gaji rakyat

Logikanya kalau anda di gaji rakyat berarti anda harus puaskan keinginan rakyat BUKAN GOLONGAN (baca: parpol) yang juga mengataskan nama rakyat tapi kerjanya NOL itu SAMA AJA NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !!


@Lorcasz