Kegiatan napak tilas yang
selalu diadakan setiap tahun menjelang perayaan Kemerdekaan Indonesia yang bagi
banyak kalangan ditujukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme para pemuda
dinilai tidak tepat.
Hal ini disampaikan
sejarawan, Asep Kambali di sela-sela acara napak tilas perayaan kemerdekaan
Indonesia dari Museum Joang 45 Menteng hingga Museum Perumusan Proklamasi di
kawasan Taman Suropati, Jakarta.
"Jadi memang kalau
ditujukan untuk anak muda enggak tepat, seharusnya ini momen untuk dua belah
pihak, pemuda dan orang tua," ujarnya
Pria kelahiran 16 Juli 1980
ini juga menyesalkan acara ini tidak dihadiri pejabat seperti Gubernur DKI
dilihat dari skala acara ini diwilayah propinsi atau dari pihak kementerian.
“ya, tapi acara ini hanya
level kepala museum kalau pun kepala dinas cuma diundang padahal ini levelnya
propinsi harusnya Jokowi, tapi saya tidak tahu apakah sudah dihubungi atau
tidak,”ucapnya
Dirinya juga heran dengan
kebijakan pemerintah ketika mengadakan acara selalu berorientasi dengan
undangan dan konsumsi, hal yang sama juga dengan sektor swasta yang belum
perhatian penuh terhadap acara berkaitan dengan sejarah.
“kalau acara seperti ini
selalu bicara makannya, ini buat saya tidak mendidik, gimana mau mendidik kalau
disetting sama mereka kalau undang orang berarti menyiapkan makannya
juga,”ucapnya
Napak tilas kemerdekaan ini
dengan berjalan kaki diikuti sekitar 2,000 peserta dari lintas generasi, acara
dimulai dari Gedung Joang 45 di kawasan Cikini menuju museum perumusan teks
proklamasi dengan melintasi kawasan Teuku Umar, Menteng hingga Taman Suropati
kemudian dilanjutkan kembali ke Tugu Proklamasi di kawasan Pegangsaan, Jakarta
Pusat.
Gedung Joang 45, 16082013 14:00