Senin, 30 Desember 2013

Gus Dur, Sang TGV Dari Indonesia

Tidak berasa hari ini, 30 Desember 2013 sudah empat tahun tokoh nasional yang berkharisma terkadang nyeleneh, Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur ini meninggalkan kita semua terkubur bersama dengan ideologinya yang sangat maju.

Iya Gus Dur saat ini sudah senang bersama sang pencipta di alam sana, namun berbagai ilmu nya mampu membuat negara ini tetap berjalan dan terbukti selalu yang dinantikan bagi negara lain.

Pemikiran Gus Dur selalu terdepan, bahkan ada yang menganalogikan Gus Dur dan rakyat Indonesia itu ibarat Gus Dur itu Kepala dari kereta TGV super cepat yang ada di Perancis melaju sangat cepat dalam hitungan menit namun apakah badan kereta itu sama ? tidak ! karena walau Gus Dur itu TGV tetapi rangkaian badan kereta yang ditarik oleh TGV itu adalah KRL Jabodetabek ?!

Contoh nyata dari selangkah lebih majunya Gus Dur adalah ketika dia mengeluarkan pernyataan akan membuka hubungan diplomatic dan perdagangan dengan Israel, baru terucap saja hebohnya udah kayak kiamat mau datang padahal kalo di telaah sebenarnya ada pentingnya dan benar-benar penting

Kenapa benar penting, coba kita lihat ke belakang atau search mbah google, ketika peristiwa kapal kemanusiaan Mavi Marmara dimana terdapat 12 WNI yang berada di dalam kapal tersebut ditangkap oleh tentara Israel (IDF).

Akibat peristiwa ini, Indonesia terus mengecam apa yang dilakukan Israel tapi pertanyaannya apakah itu didengar kuping Israel ? TIDAK !! karena kita tidak punya hubungan diplomatic, kalau usulan Gus Dur itu di realisasikan pastinya saat itu Israel kebakaran jenggot karena akan dibawa ancaman pemulangan Dubes atau persona non grata !

Tapi nyatanya apa, negara ini terutama para diplomat kita yang handal berdiplomasi ternyata hanya bisa berkoar-koar ibarat tong kosong somplak bunyi nya, dan para pendemo “polisi agama” itu berdemo pun di tempat yang salah ya karena negara kita tidak ada perwakilan Israel, yang akhirnya memilih Kedutaan AS tempat mereka memuntahkan amarah nya terhadap Israel, padahal AS dan Israel itu BEDA TEMPAT, BEDA BAPAK-IBU Bangsa juga, aneh kan tapi ITULAH BODOH nya RAKYAT INDONESIA !!

Ongkos diplomasi yang dikeluarkan Indonesia untuk membebaskan 12 warganya CUKUP BESAR karena harus membutuhkan 3 KBRI di 3 negara yaitu Jordan, Turki dan Mesir, coba kalau usul Gus Dur diperhatikan hanya 1 negara yang dibutuhkan dan ongkosnya pun lebih sedikit, benar tidak ?!

Tapi kembali lagi apakah ucapan Gus Dur itu benar-benar diresapi dengan matang-positif dan nurani oleh semua rakyat Indonesia ?! TIDAK !!

Kemudian, menyebut para anggota dewan kita adalah murid TK ternyata terbukti kan sampai hari ini apakah ada mereka berprestasi dan benar-benar mewakili impian rakyat Indonesia untuk memajukan negara terutama kebutuhan perut ?! TIDAK !

Coba tanya para anggota dewan ini, sudah berapa RUU yang mereka naikkan menjadi Undang-Undang mulai dari disumpahin menjadi anggota DPR hingga jelang pergantian tahun ?!

Berapa banyak anggota yang hadir secara BATANG HIDUNG kelihatan mulai dari awal kegiatan sidang hingga berakhir sidang ketika di siarkan secara langsung oleh stasiun televisi mulai dari meraka disumpah jadi wakil rakyat hingga jelang pergantian tahun ?!

Silakan anda merenungkan ucapan Gus Dur dengan fakta yang ada, ingat HADIR dalam artian tanda tangan ada dan WUJUD ORANGnya hadir hingga selesai acara tersebut termasuk hari-hari mereka bekerja di gedung senayan !!

Karena berkat Gus Dur, teman-teman Tiongkok bisa aman, nyaman melakukan kegiatan mereka dalam menjalankan perintah yang sudah ditanamkan sesuai aturan agama mereka seperti merayakan kegiatan Imlek dan lainnya secara terbuka.

Walau saat ini masih banyak kaum Tiongkok dan Nasrani yang dipersulit dalam hal perizinan untuk melakukan kegiatan intim mereka (ibadah) dengan Tuhannya.

Berkat Gus Dur lah media saat ini bisa bergerak bebas tanpa ada ikatan bahkan di awasi walau saat ini banyak media menjadi delivery order bagi kepetingan pihak tertentu.

Dan Gus Dur pula yang menggebrak dengan menutup Departemen Sosial karena dianggap sebagai sarang korupsi walau saat ini dibuka kembali.

Gus Dur pula lah yang berhasil menceraikan TNI-POLRI menjadi institusi yang berdiri sendiri sesuai dengan tugas dan kewajibannya.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ada saat ini pun tidak lepas dari pemikiran cemerlang dari pria kelahiran 7 September 1940 ini.

Walau fisiknya terbatas namun visi untuk membawa Indonesia ke depan patut diacungi jempol walau banyak yang tidak menyetujuinya namun lambat laun pun kita terus teringat dengan keputusan kontroversialnya hanya untuk satu tujuan yaitu membuat Indonesia selangkah lebih maju

Dari sekian banyak prestasinya apakah rakyat terutama kolega politiknya menghargainya ? TIDAK ! bahkan dengan tega mereka “keroyok” Gus Dur dengan Sidang Istimewa MPR RI pada 23 Juli 2001.

Tahu dirinya “dikeroyok” Gus Dur pun tidak melawan bahkan dirinya menyempatkan keluar Istana mengenakan pakaian tidur dan (maaf) celana boxer sambil melambaikan tangan kepada para pendukung.

Namun yang harus diacungi jempol dan menjadi inspirasi kita ketika “dikeroyok” dari Gus Dur adalah dirinya tidak melawan walau secara latar belakang budaya dirinya bisa melawan bahkan para pendukungnya yang berani mati dari berbagai daerah pun siap membela hingga titik darah penghabisan.

DIrinya memilih untuk diam dan tidak melayani permintaan para pendukungnya karena Gus Dur bukan seseorang yang sesuatunya harus diakhiri dengan pertumpahan darah, lebih baik memilih jalan damai anti kekerasan seperti yang diajarkan Mahatma Gandhi.

Kini, sosok kepala kereta TGV tersebut sudah tidak ada dalam wujud fisiknya di antara kita namun pemikiran dan hasil karya terbaiknya masih bisa kita lihat, rasakan hingga detik ini.


Gus, terima kasih atas karya mu walau banyak orang memandang sebelah mata atas tindakan mu namun ketika dirimu tidak ada justru karya mu lah yang berbicara saat ini..

@Lorcasz