Minggu, 01 Desember 2013

Akhir Ngebolang Bersama PSF



Kalau di awal w tulis Awal Ngebolang Bersama PSF kalau tulisan ini akhir dari awal tersebut (bingung kan, huahaha)

Pada keesokan harinya pukul 06.00 pagi kami sudah kumpul di tempat makan untuk sarapan karena pas pukul 07.00 sudah berangkat menuju tempat peternakan sapi untuk melihat bagaimana proses pengambilan susu sapi dan tentunya ada games juga disana yaitu lomba memerah sapi namun kembali lagi pada kesepakatan hasil dari lomba itu akan di konversikan (cem program pemerintah soal gas buah melon hehehe) menjadi perangkat peralatan sekolah untuk ade-ade yang ada dilingkungan sekitar tempat kami menginap.
Tepat pukul 07.00 kami berangkat dan seperti biasa peserta dengan bus sendiri dan panitia dengan kendaraannya sendiri (kebersamaannya dimana yaa ? hmm) jarak dari penginapan ke tempat pemberhentian satu yaitu peternakan sapi cukup dekat ibarat turun ke bawah.


Tibalah kami di peternakan sapi tersebut dan tentunya donk disambut dengan lolongan sapi (hehehe..). kami pun diterima oleh (kalo ndak salah) pak Dadang yang bertugas mengawasi lalu lintas peredaran susu dari tubuh sapi menuju kemasan.
Banyak penjelasan dari bapak berjas putih ini tentang susu termasuk jenis susu yang selama ini kita konsumsi ternyata kandungannya malah berkurang.

seperti contoh

Kalau susu Pasteurisasi yang kita kenal itu ternyata kandungan susunya masih utuh dalam artian benar-benar murni karena dipanaskan pada suhu 80C dan penyimpanannya pada suhu maksimal 4C dengan daya tahan 2-10 hari

Sementara Susu UHT / kotak yang biasa kita lihat di supermarket itu, dipanaskan pada suhu 120C namun kandungan nutrisinya HILANG 40%, penyimpanan pada suhu ruang dengan daya tahan 3-6 bulan

Terus ada lagi, Susu Steril  dipanaskan pada suhu 140C namun sayangnya kandungan nutrisinya HILANG HAMPIR 60% dengan penyimpanan pada suhu ruang dan bertahan pada 6-12 bulan

Ada lagi nich, Susu bubuk yang biasa dijumpai dalam kemasan kotak ternyata itu proses pemanasannya pada 180C tapi efeknya adalah NUTRISInya HILANG HAMPIR 80% walau penyimpanannya sesuai dengan suhu ruangan dan tahan lama 12-18 bulan

Dan yang terakhir adalah Susu Kental Manis dimana prosesnya adalah dibuat dari susu bubuk dengan penambahan air dipanaskan pada suhu 120C tapi KANDUNGAN NUTRISInya HILANG HAMPIR 90% ! walau disimpan dalam suhu ruangan serta bertahan pada 12-18 bulan

Kalau dilihat uraian di atas, kalian masih mengkonsumsi susu yang menurut kalian hebat atau berpikir lain ?!
Setelah mendapatkan penjelasan, kami dibawa menuju areal kandang sapi namun sebelum ke areal kandang sapi kami dikenalkan dengan anak sapi dan berkesempatan untuk memberikan susu kepada sang anak sapi berdasarkan kelompoknya




Kelar ngasih susu ke anak sapi saatnya tiba juga menuju kandang sapi yang sebenarnya dan disana lah perlombaan memerah susu sapi dimulai, tapi sebelum dimulai seperti biasa diberikan arahan dari para ahli dalam pemerahan susu bagaimana tekniknya.

Setelah diberikan pengarahan dan teknik serta ujicoba akhirnya dimulai lah perlombaan ini dan kelompok w dan kelompok 1 yang mendapatkan giliran pertama dikarenakan sapi nya cuma ada dua

Setelah lima kelompok melakukan kegiatan memerah susu maka dihitunglah jumlah literan hasil dari perahan, kebetulan kelompok w mendapatkan peringkat kedua dengan jumlah (kalau ndak salah) sekitar 1926 liter, lumayan lah dikonversikan menjadi sekitar 10 paket peralatan alat sekolah






Kelar melakukan kegiatan memerah sapi kembali ke tempat pertemuan untuk dibagikan beberapa susu segar yang nantinya akan dibagikan kepada ade-ade sekitar penginapan dan tentunya kita juga donk lumayan ada rasa cokelat dan strawberry, makasih ya ‘pi atas susunya #eehh








Kelar dari peternakan sapi, perjalanan kembali dilanjutkan ke perkebunan teh di kawasan puncak tepatnya di Gunung Mas (bukan gunung mas yang sengketa ama Akil Mochtar yaa)


Setelah menempuh perjalanan keluar dari kawasan peternakan sapi yang ternyata dekat dengan Taman Safari kami pun langsung menuju ke atas ke arah puncak

Dan tibalah kami di perkebunan yang ternyata memiliki sejarah dari Perancis dan Belanda dimana masuk dalam lima besar dunia pemasok teh dunia.


Cukup jauh untuk mendaki ke atas walau ketika akan menuju ke atas kami disuguhkan adanya kegiatan syuting pelem atau FTV, namun perjalanan menuju ke atas pun dapat terbalaskan dengan ciptaan Tuhan yang luar biasa, terima kasih Tuhan atas ciptaan mu ini bantu kami untuk menjaganya (halal cem 5cm ajaa)










Begitu sampai di atas kami pun lakukan melakukan permainan dengan cara memetik daun teh dengan apa yang telah diinstruksikan oleh sang penjaga semua pun berpencar untuk memetiknya, kebetulan w ditugaskan untuk memanggul tempat penampungan dari daun teh tersebut.

Setelah waktu ditentukan habis maka dikumpulkan, ditimbang dan dilihat apakah sudah sesuai dengan yang diinstruksikan sesuai dengan timbangan, selama menunggu penilaian masing-masing kelompok pun berkumpul untuk menentukan materi apa dalam cerita sesuai kotak yang semalam sudah dibagikan.

Akhirnya penghitungan sudah selesai dan kebetulan kelompok w mendapatkan (kalau ga salah) peringkat keempat apa kelima. setelah kelar semua maka saatnya turun ke bahwa kembali jadi total 4 kilo jalur yang kami tempuh dua kilo naik dua kilo turun

Tiba juga di areal parkir ketika sampai, entah karena lapar atau bagaimana begitu sampai di areal parkir dan kebetulan ada jajanan gorengan dan sate maka satu persatu sebelum masuk ke bus, karena waktu yang mepet.

Akhirnya kami semua keluar dari areal perkebunan dan kembali ke penginapan jalur yang ditempuh pun berbeda kalau tadi ketika pergi melewati depan kali ini memotong jalur melalui belakang namun tetap ditemani dengan pemandangan ciptaan Tuhan.

Begitu sampai di penginapan kami pun buru-buru beres-beres kamar dikarenakan adanya penghuni yang baru akan menggunakan tempat kami, setelah kami beres-beres kami pun beranjak ke tempat makan untuk makan siang sambil memberikan hadiah bagi para pemenang kebetulan kelompok w mendapatkan hadiah buku tentang sejarah H.M. Sampoerna

Kelar dari makan siang, kami pun beranjak menuju aula tempat pertama kali kami berkumpul ketika sampai ditempat itu yang disambut dengan puluhan anak-anak yatim yang berada disekitar penginapan.
Berbagai kata sambutan dan doa dipanjatkan, namun sayangnya acara drama berdasarkan kotak tersebut tidak jadi terlaksana karena faktor waktu namun kami bisa berphoto bersama sambil memberikan paket alat sekolah yang telah disiapkan panitia hasil dari permainan kami di peternakan susu dan perkebunan teh tadi.











Kelar itu semua, saatnya kembali ke Jakarta semua peralatan dimasukkan ke dalam bisa, kami pun satu-persatu masuk ke dalam bus dan diperiksa secara satu-satu kayak absen, setelah fix semua maka berangkat pulang lah kami keluar dari penginapan menuju Jakarta.

Begitu sampai di depan jalan besar menuju Jakarta, ada dua orang yang turun di jalan untuk melanjutkan perjalanan ke tempatnya yang mungkin lebih dekat.

Sebelum masuk tol pun satu Ibu turun, setelah itu masuk tol menuju Jakarta, begitu sampai di Jakarta tepatnya dekat pintu keluar UKI, ada rekan yang turun, setelah itu lanjut menuju tol dalam kota dan keluar di depan Polda Metropolitan Jakarta Raya.

Masuk ke semanggi tepatnya depan Atmajaya baru turun rombongan setengah besar dan akhirnya sisa sekitar 4-8 orang tinggal hingga turun di komplek Sampoerna Strategic.

Dan begitu turun dari bus di Sampoerna semua berpencar ada sekitar 5 orang memilih tetap berkumpul dengan mengambil tempat di sekitar Blok M dan w ama yang lain memilih untuk pulang.

Dan sampai rumah w pukul 19.00 karena macet yang luar biasa di sekitar ambassador hingga Kokas karena ya tau sendiri lah malam minggu..

Sekali lagi terima kasih untuk Putera Sampoerna Foundation untuk acara nya, ditunggu acara selanjutnya dan kalau bisa berbaur lah baik secara mobil atau apapun kalau itu memang acaranya kebersamaan :D

@Lorcasz