Jumat, 11 Juli 2014

Menjadi Tour Guide Politik Bagi Para Dosen Thailand (Part I)





Entah ini kebenaran atau tidak, paling tidak ini bagian dari pengalaman hidup w menjadi seorang pemandu khusus politik bagi orang asing.

Pasti banyak yang bertanya, gimana bisa elu jadi pemandu khusus politik bagi orang asing terutama dari Thailand ?

Maka w akan menjawab, itulah kehidupan huahahaha..

Awal kenapa w jadi pemandu khusus politik ke warga asing, berawal dari adanya kunjungan dari para pendidik dari ya kalau disini semacam lembaga kajian kampus, mereka berasal dari kampus terkenal Thailand.

Nama kajian tersebut adalah Suan Dusit Poll, mereka adalah kalangan akademisi dari Thailand yang ingin melihat bagaimana politik di Indonesia.

W baru tahu kalau ada kunjungan ketika rapat kantor kalau tidak salah hari Jumat jelang acara pengumuman hasil polling yang dikerjakan oleh tim Divisi kantor w.

Akhirnya Senin (7/8) pagi datang juga bersamaan dengan kedatangan para akademisi tersebut yang janji hadir di kantor w pada pukul 10.00 untuk audiensi dengan big boss dan setelah itu baru berkunjung ke ruangan tempat polling dan redaksi kantor w.



Namun nyatanya, sebelum pukul 10.00 tepatnya pukul 09.30 mereka sudah berada di areal kantor w tepatnya di ruang rapat big boss.

Karena udah dapat info, w yang tadinya ga minat dan menunggu di ruangan akhirnya disuruh naik ke atas ama Rini dan Fera.

Begitu sampai di ruang depan sebelum rapat dapat info dari keamanan lantai kalau tamu dari Thailand sudah ada.

Rini pun yang menghampir, sambil mengintip w melihat ternyata lumayan yang datang dan berpikir sebegini banyaknya pendidik Thailand yang ingin melihat bagaimana demokrasi di Indonesia.

Setelah Rini berbasa-basi dengan para akademisi ini w bertiga pun kembali ke ruangan di lantai delapan untuk siapin segalanya.

Tapi entah kenapa, tiba-tiba w disuruh naik ke atas untuk awasi dan ya semacam LO karena nantinya big boss yang akan turun bersama.

W pun naik ke atas yang ternyata sudah ada bos dan big boss di dalam ruangan tersebut sambil mengobrol-ngobrol dengan mereka.

W pun  menunggu di luar ruangan sambil koordinir dengan bagian keamanan yang menjaga lantai dan big boss untuk mencoba menghentikan lift hanya untuk rombongan tersebut.

Sambil menunggu, w iseng mendengar pembicaraan mereka (bukan maksud nguping tapi memang suara big boss dan bos w yang sangat besar).







Mereka mencoba pengen tahu atau istilah anak muda sekarang adalah kepo terhadap demokrasi yang terjadi di Indonesia mencoba membandingkan dengan negaranya

Termasuk yang mereka tanyakan soal pemilu yang kebetulan kedatangan mereka bertepatan beda dua hari dengan pelaksanaan pemilu presiden.

Selain itu mereka juga menanyakan keberadaan para militer termasuk polisi dalam pemilu apakah mereka boleh memilih atau tidak karena di negara mereka kalau tidak salah militer punya hak juga.

Setelah bercakap-cakap, waktunya tiba untuk berkunjung ke ruangan kantor w terutama bagian riset.

Dan disinilah sebuah tensi meningkat (baca:emosi) dari big bos dimana w sebagai penghubung dari ruang rapat menuju petugas keamanan depan lift untuk menahan lift.

Begitu w kodein ke Kang Yudhi (petugas keamanan lantai) dirinya langsung menghadang lift begitu keluar dari ruangan w pun mencoba menghalang lift sebelahnya, naasnya ketika w menghalang lift, lift yang dipegang kang Yudhi pun tiba-tiba tertutup.

Disnilah yang membuat tensi tinggi sang bos naik setelah lift yang w buka dan para akademisi Thailand itu masuk semua.

Big boss langsung ngamuk setelah pintu lift yang w pegang tertutup turun menuju lantai kantor w, ternyata c big boss udah order agar teknisi untuk mengatur settingan lift hanya dibuka untuk lantai ruangan kantor w dan big boss.

Tapi itu tidak dikerjakan, dan akhirnya c big boss pun harus menunggu dan setelah lift kosong terbuka c big boss pun masuk dengan marah-marah dan akhirnya bersama ajudannya pun masuk dengan kelabakan.

Setelah lift c big boss tertutup muncul teknisi dar lift khusus, dan kembali lah disini saling menyalahkan dan ujung-ujungnya ada miss komunikasi antara pemberi order dengan coordinator teknisi. ckckckck..

W pun turun ke ruangan dengan lift yang berbeda, begitu sampai ternyata kantor yang biasanya sepi ternyata meriah sekali karena banyak banget dalam ruangan tersebut.

Satu persatu para akademisi ini melihat-lihat layaknya penyidik semua sudut mereka liat terus photo bahkan berkali-kali termasuk ketika masuk ke dalam ruang riset tempat kantor w melakukan riset yang sudah dua kali mampu membaca rekapitulasi pemilu DKI-I dan Presiden.






Cukup lama mereka melihat-lihat ruang riset dan memphoto dengan telepon pintarnya, setelah melihat-lihat mereka pun masuk ke dalam ruang rapat untuk mendengar pressentase tentang apa yang dikerjakan oleh kantor w termasuk soal riset.

Setelah mendengarkan, mereka pun tetap melihat-lihat bahkan mereka penasaran dengan sebuah pigura yang berupa tulisan yang menandakan kalo kantor w resmi dan terpercaya untuk melakukan survey / polling yang dikeluarkan KPU.

Boss pun menjelaskan tentang maksud dari pigura tersebut, dan seperti yang w bilang ketika c boss menjelaskan pigura tersebut menjadi “selebritis”  kamera pintar para akademisi.










Kelar dari ruangan kantor w, mereka pun kembali ke atas tempatnya big boss tepatnya studio siaran program c big boss di tipi nasional

Di setting acara tersebut, mereka pun berbincang-bincang ala acara stasiun televisi yang dibawakan c big boss.

Selain berala program tipi, di panggung tersebut mereka pun bertukar cinderamata dimana c bos dan big boss mendapatkan sejenis toples ala telur rusia yang terkenal.

Sementara c big boss memberikan coffee mug satu-persatu kepada para akademisi, selanjutnya  melakukan photo bersama, setelah berphoto bersama maka c big boss mengundang para akademisi ini untuk makan siang.


































Ketika sebelum kembali ke atas w coba check siapa dari para akademisi ini, coba googling dan meminta salinan email dari Rini, untuk sekedar menuliskan berita.

Ketika berada di atas setelah photo bersama, w coba menyempatkan untuk berbicara sedikit dengan mereka tentang lembaga mereka dengan kampusnya, apa yang w perkirakan ternyata benar dan begitu juga w mengatakan bahwa w berasal dari satu lembaga.

Berhubung para akademisi ini datang disaat bulan puasa maka c boss dan big boss tidak bisa mendampingi dan jadilah w yang harus temani mereka karena w satu-satunya yang tidak puasa.

Setelah direkomendasi c boss ke big boss dan diamini akhirnya w lah yang harus menemani para akademisi ini walaupun satu sisi agak penasaran juga c dengan kuliner yang disajikan oleh resto di bawah kantor w yang spesialis wine dan beralkohol.

Setelah berada di ruangan tersebut, lantas para akademisi ini pun turun ke bawah melalui lift yang akhirnya sudah di setting oleh para teknisi gedung.

Sampailah w bersama akedemisi dan staff big boss berada di resto bawah kantor yang terkenal dengan wine dan alcohol.

Dan disinilah w kembali dijebak dimana begitu masuk ke dalam resto sambil memesan makanan tiba-tiba c asisten big boss pergi dengan alasan dipanggil c boss walau katanya itu sudah dibayar semuanya.

Dan akhirnya w pun benar-benar sendiri tidak ada yang bisa w ajak bicara yang ada w harus mendengarkan ocehan dari para akademisi ini dengan bahasa ibu mereka.

W pun memesan spagethi dan minuman yang terdiri darii buah lycee dan kiwi serta satu lagi w lupa dan itu ya boleh dibilang harganya lumayan lah dan ga mungkin juga w bisa makan di situ huahahaha…

Yang menarik adalah, salah satu akademisi mereka yang mungkin ditugaskan sebagai dokumentasi ketika pesanan minuman w datang dan tertarik untuk memphotonya tapi sebelumnya minta izin ke w untuk bisa diphoto dan w jawab iya sambil kolega sebelahnya ketawa-tawa.



Ternyata tidak jauh berbeda dengan orang Indonesia ketika berada di luar rumahnya pasti yang dicari adalah sesuai dengan kebutuhan perut artinya nyari aman dan itu yang ada pada mereka dimana mereka jauh-jauh dari Bangkok tetapi makannya tetap aja berbau Bangkok seperti Tom Yam, kari dan sebagainya minumnya pun tidak jauh berbeda yaitu soda.

Selama menunggu pesenan tiba-tiba salah satu anggota yang mungkin diamanatkan dari para koleganya sebagai koordinator tim ini tiba-tiba mencolek w sambil membawa tab nya, ketika w menoleh dia nanya dalam bahasa Inggris sambil menunjukkan web yang ternyata adalah web kantor w.

Dia menanyakan apakah dan dimana dalam web ini, dirinya bisa membaca berita yang w tulis tentang kegiatan yang mereka lakukan pagi ini, dan w bilang bahwa sudah dibuat tinggal di edit dan dipublish, baru lah dia ngerti dan kembali ke tempat duduknya.

Singkat cerita kelar makan, si koordinator kembali menyolek w menanyakan apakah kita bisa kembali ke atas untuk menyampaikan terima kasih karena mereka ada janji ke sebuah media di kawasan Gatot Subroto.
Begitu ditanya begitu, w bingung sendiri karena w cuma sendiri, akhirnya w pun menelpon Rini untuk nanyai apakah c bos yang turun ke bawah atau ke atas, ternyata c bos lah yang ke bawah bersama Rini.

Begitu mendapatkan jawaban, w pun bilang kepada mereka kalau mereka tunggu saja di bawah, sambil menunggu tiba-tiba c koordinator bertanya apakah mereka bisa melihat bagaimana proses pemilihan umum di Indonesia pada tanggal 9 besok.

Begitu mendapatkan pertanyaan dan pemintaan tersebut, w pun langsung bingung dan langsung bertanya dimana mereka menginap selama di Jakarta, kemudian dia mengatakan dia dan tim menginap di Aston Kuningan depan Hotel Four Season.

Begitu dijawab soal tempat penginapan, w langsung berpikir cepat kemana mereka harus diarahkan untuk melihat prosesi pemilihan umum tersebut.

Sambil berpikir secara bersamaan c boss bersama Rini turun dan menemui mereka, mereka pun menyampaikan ucapan terima kasih atas diskusi dan makan siang, setelah mengucapkan itu w pun langsung bilang ama c boss kalau mereka mau melihat bagaimana proses pemilihan umum tersebut.

Dan yang tidak membuat kaget dan sudah mengira, dan itu benar ! c bos malah nyuruh w nyari tempat yang pas untuk menaruh mereka melihat bagaimana pemilu Indonesia terjadi.

Akhirnya mereka pamitan menuju ke tempat selanjutnya dan w kembali ke atas bersama c bos dan Rini untuk persiapan acara hasil polling kantor ketika jelang buka puasa.

W pun ada di acara kantor hingga akhirnya menginap di kantor sambil mencari lokasi TPS dan besok sore pas mau pulang dari kantor w pun melihat TPS di Suropati yang menurut w sangat layak untuk mereka lihat ketimbang disekitar penginapan mereka yang banyak jalan gang.

Mau tahu kisah selanjutnya bagaimana mereka heboh ketemu dengan sesama warganya yang sedang meliput ? nantikan !

Kodel 070714 13:15

@Lorcasz