Entah ini kebenaran atau tidak, paling tidak ini bagian dari pengalaman hidup w menjadi seorang pemandu khusus politik bagi orang asing.
Pasti banyak yang
bertanya, gimana bisa elu jadi pemandu khusus politik bagi orang asing terutama
dari Thailand ?
Maka w akan menjawab,
itulah kehidupan huahahaha..
Awal kenapa w jadi
pemandu khusus politik ke warga asing, berawal dari adanya kunjungan dari para
pendidik dari ya kalau disini semacam lembaga kajian kampus, mereka berasal
dari kampus terkenal Thailand.
Nama kajian tersebut
adalah Suan Dusit Poll, mereka adalah kalangan akademisi dari Thailand yang
ingin melihat bagaimana politik di Indonesia.
W baru tahu kalau ada
kunjungan ketika rapat kantor kalau tidak salah hari Jumat jelang acara
pengumuman hasil polling yang dikerjakan oleh tim Divisi kantor w.
Akhirnya Senin (7/8)
pagi datang juga bersamaan dengan kedatangan para akademisi tersebut yang janji
hadir di kantor w pada pukul 10.00 untuk audiensi dengan big boss dan setelah
itu baru berkunjung ke ruangan tempat polling dan redaksi kantor w.
Namun nyatanya, sebelum
pukul 10.00 tepatnya pukul 09.30 mereka sudah berada di areal kantor w tepatnya
di ruang rapat big boss.
Karena udah dapat info,
w yang tadinya ga minat dan menunggu di ruangan akhirnya disuruh naik ke atas
ama Rini dan Fera.
Begitu sampai di ruang
depan sebelum rapat dapat info dari keamanan lantai kalau tamu dari Thailand
sudah ada.
Rini pun yang
menghampir, sambil mengintip w melihat ternyata lumayan yang datang dan
berpikir sebegini banyaknya pendidik Thailand yang ingin melihat bagaimana demokrasi
di Indonesia.
Setelah Rini
berbasa-basi dengan para akademisi ini w bertiga pun kembali ke ruangan di
lantai delapan untuk siapin segalanya.
Tapi entah kenapa,
tiba-tiba w disuruh naik ke atas untuk awasi dan ya semacam LO karena nantinya
big boss yang akan turun bersama.
W pun naik ke atas yang
ternyata sudah ada bos dan big boss di dalam ruangan tersebut sambil
mengobrol-ngobrol dengan mereka.
W pun menunggu di luar ruangan sambil koordinir
dengan bagian keamanan yang menjaga lantai dan big boss untuk mencoba
menghentikan lift hanya untuk rombongan tersebut.
Sambil menunggu, w
iseng mendengar pembicaraan mereka (bukan maksud nguping tapi memang suara big
boss dan bos w yang sangat besar).
Mereka mencoba pengen
tahu atau istilah anak muda sekarang adalah kepo terhadap demokrasi yang
terjadi di Indonesia mencoba membandingkan dengan negaranya
Termasuk yang mereka
tanyakan soal pemilu yang kebetulan kedatangan mereka bertepatan beda dua hari
dengan pelaksanaan pemilu presiden.
Selain itu mereka juga
menanyakan keberadaan para militer termasuk polisi dalam pemilu apakah mereka
boleh memilih atau tidak karena di negara mereka kalau tidak salah militer
punya hak juga.
Setelah bercakap-cakap,
waktunya tiba untuk berkunjung ke ruangan kantor w terutama bagian riset.
Dan disinilah sebuah
tensi meningkat (baca:emosi) dari big bos dimana w sebagai penghubung dari
ruang rapat menuju petugas keamanan depan lift untuk menahan lift.
Begitu w kodein ke Kang
Yudhi (petugas keamanan lantai) dirinya langsung menghadang lift begitu keluar
dari ruangan w pun mencoba menghalang lift sebelahnya, naasnya ketika w
menghalang lift, lift yang dipegang kang Yudhi pun tiba-tiba tertutup.
Disnilah yang membuat
tensi tinggi sang bos naik setelah lift yang w buka dan para akademisi Thailand
itu masuk semua.
Big boss langsung
ngamuk setelah pintu lift yang w pegang tertutup turun menuju lantai kantor w,
ternyata c big boss udah order agar teknisi untuk mengatur settingan lift hanya
dibuka untuk lantai ruangan kantor w dan big boss.
Tapi itu tidak
dikerjakan, dan akhirnya c big boss pun harus menunggu dan setelah lift kosong
terbuka c big boss pun masuk dengan marah-marah dan akhirnya bersama ajudannya
pun masuk dengan kelabakan.
Setelah lift c big boss
tertutup muncul teknisi dar lift khusus, dan kembali lah disini saling
menyalahkan dan ujung-ujungnya ada miss komunikasi antara pemberi order dengan
coordinator teknisi. ckckckck..
W pun turun ke ruangan
dengan lift yang berbeda, begitu sampai ternyata kantor yang biasanya sepi
ternyata meriah sekali karena banyak banget dalam ruangan tersebut.
Satu persatu para
akademisi ini melihat-lihat layaknya penyidik semua sudut mereka liat terus
photo bahkan berkali-kali termasuk ketika masuk ke dalam ruang riset tempat
kantor w melakukan riset yang sudah dua kali mampu membaca rekapitulasi pemilu
DKI-I dan Presiden.
Cukup lama mereka
melihat-lihat ruang riset dan memphoto dengan telepon pintarnya, setelah
melihat-lihat mereka pun masuk ke dalam ruang rapat untuk mendengar pressentase
tentang apa yang dikerjakan oleh kantor w termasuk soal riset.
Setelah mendengarkan,
mereka pun tetap melihat-lihat bahkan mereka penasaran dengan sebuah pigura
yang berupa tulisan yang menandakan kalo kantor w resmi dan terpercaya untuk
melakukan survey / polling yang dikeluarkan KPU.
Boss pun menjelaskan
tentang maksud dari pigura tersebut, dan seperti yang w bilang ketika c boss
menjelaskan pigura tersebut menjadi “selebritis” kamera pintar para akademisi.
Kelar dari ruangan
kantor w, mereka pun kembali ke atas tempatnya big boss tepatnya studio siaran
program c big boss di tipi nasional
Di setting acara
tersebut, mereka pun berbincang-bincang ala acara stasiun televisi yang
dibawakan c big boss.
Selain berala program
tipi, di panggung tersebut mereka pun bertukar cinderamata dimana c bos dan big
boss mendapatkan sejenis toples ala telur rusia yang terkenal.
Sementara c big boss
memberikan coffee mug satu-persatu kepada para akademisi, selanjutnya melakukan photo bersama, setelah berphoto
bersama maka c big boss mengundang para akademisi ini untuk makan siang.
Ketika sebelum kembali
ke atas w coba check siapa dari para akademisi ini, coba googling dan meminta
salinan email dari Rini, untuk sekedar menuliskan berita.
Ketika berada di atas
setelah photo bersama, w coba menyempatkan untuk berbicara sedikit dengan
mereka tentang lembaga mereka dengan kampusnya, apa yang w perkirakan ternyata
benar dan begitu juga w mengatakan bahwa w berasal dari satu lembaga.
Berhubung para
akademisi ini datang disaat bulan puasa maka c boss dan big boss tidak bisa
mendampingi dan jadilah w yang harus temani mereka karena w satu-satunya yang
tidak puasa.
Setelah direkomendasi c
boss ke big boss dan diamini akhirnya w lah yang harus menemani para akademisi
ini walaupun satu sisi agak penasaran juga c dengan kuliner yang disajikan oleh
resto di bawah kantor w yang spesialis wine dan beralkohol.
Setelah berada di
ruangan tersebut, lantas para akademisi ini pun turun ke bawah melalui lift
yang akhirnya sudah di setting oleh para teknisi gedung.
Sampailah w bersama
akedemisi dan staff big boss berada di resto bawah kantor yang terkenal dengan
wine dan alcohol.
Dan disinilah w kembali
dijebak dimana begitu masuk ke dalam resto sambil memesan makanan tiba-tiba c
asisten big boss pergi dengan alasan dipanggil c boss walau katanya itu sudah
dibayar semuanya.
Dan akhirnya w pun
benar-benar sendiri tidak ada yang bisa w ajak bicara yang ada w harus
mendengarkan ocehan dari para akademisi ini dengan bahasa ibu mereka.
W pun memesan spagethi
dan minuman yang terdiri darii buah lycee dan kiwi serta satu lagi w lupa dan
itu ya boleh dibilang harganya lumayan lah dan ga mungkin juga w bisa makan di
situ huahahaha…
Yang menarik adalah,
salah satu akademisi mereka yang mungkin ditugaskan sebagai dokumentasi ketika
pesanan minuman w datang dan tertarik untuk memphotonya tapi sebelumnya minta
izin ke w untuk bisa diphoto dan w jawab iya sambil kolega sebelahnya
ketawa-tawa.
Ternyata tidak jauh
berbeda dengan orang Indonesia ketika berada di luar rumahnya pasti yang dicari
adalah sesuai dengan kebutuhan perut artinya nyari aman dan itu yang ada pada
mereka dimana mereka jauh-jauh dari Bangkok tetapi makannya tetap aja berbau Bangkok
seperti Tom Yam, kari dan sebagainya minumnya pun tidak jauh berbeda yaitu
soda.
Selama menunggu pesenan
tiba-tiba salah satu anggota yang mungkin diamanatkan dari para koleganya
sebagai koordinator tim ini tiba-tiba mencolek w sambil membawa tab nya, ketika
w menoleh dia nanya dalam bahasa Inggris sambil menunjukkan web yang ternyata
adalah web kantor w.
Dia menanyakan apakah
dan dimana dalam web ini, dirinya bisa membaca berita yang w tulis tentang
kegiatan yang mereka lakukan pagi ini, dan w bilang bahwa sudah dibuat tinggal
di edit dan dipublish, baru lah dia ngerti dan kembali ke tempat duduknya.
Singkat cerita kelar
makan, si koordinator kembali menyolek w menanyakan apakah kita bisa kembali ke
atas untuk menyampaikan terima kasih karena mereka ada janji ke sebuah media di
kawasan Gatot Subroto.
Begitu ditanya begitu,
w bingung sendiri karena w cuma sendiri, akhirnya w pun menelpon Rini untuk
nanyai apakah c bos yang turun ke bawah atau ke atas, ternyata c bos lah yang
ke bawah bersama Rini.
Begitu mendapatkan
jawaban, w pun bilang kepada mereka kalau mereka tunggu saja di bawah, sambil
menunggu tiba-tiba c koordinator bertanya apakah mereka bisa melihat bagaimana
proses pemilihan umum di Indonesia pada tanggal 9 besok.
Begitu mendapatkan
pertanyaan dan pemintaan tersebut, w pun langsung bingung dan langsung bertanya
dimana mereka menginap selama di Jakarta, kemudian dia mengatakan dia dan tim menginap
di Aston Kuningan depan Hotel Four Season.
Begitu dijawab soal
tempat penginapan, w langsung berpikir cepat kemana mereka harus diarahkan
untuk melihat prosesi pemilihan umum tersebut.
Sambil berpikir secara
bersamaan c boss bersama Rini turun dan menemui mereka, mereka pun menyampaikan
ucapan terima kasih atas diskusi dan makan siang, setelah mengucapkan itu w pun
langsung bilang ama c boss kalau mereka mau melihat bagaimana proses pemilihan
umum tersebut.
Dan yang tidak membuat
kaget dan sudah mengira, dan itu benar ! c bos malah nyuruh w nyari tempat yang
pas untuk menaruh mereka melihat bagaimana pemilu Indonesia terjadi.
Akhirnya mereka pamitan
menuju ke tempat selanjutnya dan w kembali ke atas bersama c bos dan Rini untuk
persiapan acara hasil polling kantor ketika jelang buka puasa.
W pun ada di acara
kantor hingga akhirnya menginap di kantor sambil mencari lokasi TPS dan besok
sore pas mau pulang dari kantor w pun melihat TPS di Suropati yang menurut w
sangat layak untuk mereka lihat ketimbang disekitar penginapan mereka yang
banyak jalan gang.
Mau tahu kisah selanjutnya
bagaimana mereka heboh ketemu dengan sesama warganya yang sedang meliput ?
nantikan !
Kodel 070714 13:15
@Lorcasz