Selasa, 15 Juli 2014

Menikmati Suasana Hari Bastille


Ternyata sudah bulan Juli dan puasa tinggal beberapa hari berakhir, lama tidak menulis akhirnya bisa menulis juga.

Ini juga karena w terbangun pada pukul 01.00 setelah sebelumnya w tepar pukul 23.00 untuk merebahkan badan karena sejak Sabtu pagi punggung w harus mengalami nyeri yang sangat menderita.

Namun kali ini w akan menuliskan sebuah tulisan yang mungkin saja menambah wawasan serta mengingatkan kembali ke awal w menjadi jurnalis (sekarang masih tetap kok jurnalis walau durasinya sedikit berkurang)

W akan bercerita tentang menikmati hari kemerdekaan sebuah negara di Eropa yag identic dengan ayam jantan, Napoleon Bonaparte, dan minuman khas nya yaitu Wine asal Bordeaux, tahu donk negara apa.

Yap, itu adalah Perancis dan w akan bercerita tentang bagaimana warga negara dari Presiden Francois Hollanda ini.

Pasti bertanya kenapa w bisa masuk dan menikmati suasana ala France di sebuah hotel yang terletak persis depan Kementerian Luar Negeri ?

Tentunya akan w jawab, lah kan w jurnalis apalagi desk Internasional otomatis w akan dapat undangan perayaan nasional sebuah negara walau itu dapat secara resmi lewat undangan atau lewat jaringan pertemanan (tentunya yang bukan bermuka dua ya seperti yang selama ini w liat ketika melakukan sebuah pekerjaan huahaha atau sok cari muka)

Tapi untuk Perancis ini secara kebetulan dan tidak sengaja w melihat informasi tentang hari kemenangan besar negara ini dari akun resmi social media mereka.


Dan timbullah iseng w untuk menanyakan apakah media bisa menghadiri acara tersebut secara ketika menghadiri acara resepesi negara selalu penuh dengan masalah protokol, daftar list sesuai dengan undangan.

Namun jawaban yang terima sangat lah menggembirakan dimana, pihak kedutaan memberikan jawaban kalau w bisa menghadiri acara mereka hanya dengan menunjukkan identitas w saja.

Ketika itu jawaban keluar, w pun langsung menyiapkan segala sesuatunya walau menjelang hari acara w mendapatkan musibah.

Dimana pada Sabtu pagi secara mengejutkan tulang punggung w terutama sekitar pinggang dan (maaf) atas pantat mengalami nyeri yang membuat w tidak bisa berjalan normal bahkan untuk bangun dari tempat tidur pun cukup menderita dan hampir jatuh.

Karena nyeri ini pun w memutuskan untuk tidak ke kantor dan lebih memilih bed rest sambal menunggu pulih pinggang ini.

keajaiban itu datang dimana sebelum pukul 14.00 nyeri pinggang pun berkurang dan w pun bersiap-siap sambal mengantongi obat salep penghilang rasa sakit.

W pun jalan dengan diliputi was-was namun obat tetap ada disaku..

Sebelum berangkat w pun dapat telepon dari temen yang menanyakan apakah tahu kalau hari ini ada acara resepsi Perancis dan w bilang iya.

W pun tiba di Hotel Borobudur tempat acara berlangsung dengan menggunakan taksi setelah sebelumnya w naik mikrolet M-01.

W pun sampai di lobby hotel langsung menuju tempat perayaan, begitu melihat dari jauh banyak bener orang yang sedang mengantri untuk masuk.

Begitu w menyelinap ke sana-sini sambal mengucapkan sory, w pun baru melihat pintu masuk dari perayaan ini yang dijaga oleh dua petugas polisi ala France

W pun mengirimkan pesan ke temen w yang ikut acara ini, dan bertemu sambal duduk-duk menunggu para undangan satu-persatu masuk sesuai dengan jalur yang sudah ditetapkan yaitu jalur khusus warga Perancis dan warga asing lainnya



Setelah sepi dalam antrean w dan temen pun mencoba masuk dengan berbekal ID Press dan secuil info dari laman jejaring social kedutaan Perancis ketika menjawab pertanyaan w.

Begitu sampai di pintu depan yang dijaga Polisi France, langsung w dan temen distop tapi begitu w bilang 

“saya jurnalis, dan saya dapat undangan ini dari Social Media Kedutaan Perancis,” sambil tunjukin ID-Press dan isi jawaban dari sosial media kedutaan Perancis ke muke ntu polisi

Lantas ntu polisi dengan aksen France, “ media, hmm.. silakan masuk ke dalam” begitu dia bilang w dan temen w pun masuk ke dalam ke bagian penerima tamu khusus media.

Setelah mengisi buku tamu dan menaruh kartu nama, saatnya w dan temen masuk ke dalam, sebelum masuk ke dalam w pun sempat melihat dekorasi dari bagian penerima tamu dinama dipenuhi nama-nama korporat yang “Made In France”

Setelah melihat-melihat set dekor dengan banner nama-nama perusahaan asal negeri Karim Benzema, w pun menuju antrean masuk ke dalam ruangan utama yang ternyata antre untuk memberikan ucapan selamat kepada Duta Besar Perancis untuk Indonesia beserta staff kedutaan yang menyambut di pintu depan.





Begitu menyadari antrean ini, w pun bersama temen langsung melipir ke kiri keluar dari antrean dan langsung masuk ke dalam ruangan utama.

Begitu masuk ke dalam ruangan utama, begitu banyak tamu yang hadir ke acara ini, w pun melipir ke depan untuk melihat posisi yang pas untuk melakukan photo ketika acara berlangsung.

W dan teman pun mendapatkan tempat yang ada kursi dan meja yang ternyata digunakan untuk salah satu perusahaan otomotif dari negeri itu untuk berpromosi.

Temen w pun duduk, dan w berdiri sambil melihat rupa dari mobil yang dipromosikan oleh perusahan otomotif





Ada sekitar lima belas menit w dan teman menunggu sambil melihat-lihat dekor dari ruangan utama yang diset dengan identic Perancis yaitu Merah-Biru-Putih yaitu bendera Perancis.

Akhirnya acara dimulai juga, dengan mendengarkan lagu kebangsaan Perancis yang dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya setelah itu kembali ke ranah formalitas.






Dubes Perancis untuk Indonesia, madam Corinne BREUZÉ yang menyampaikan ucapan dan harapan kerjasama antara negara nya dan Indonesia.

Setelah Madam Breuze menyampaikan pidatonya giliran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh yang memberikan pidato mewakili pemerintah Indonesia.

Namun yang menarik dari pidato M. Nuh ini adalah penyampaian nya dengan bahasa Perancis yang membuat para undangan terkagum-kagum termasuk w.

Setelah acara kata sambutan dan potong kue, maka selanjutnya bisa dikatakan adalah bagian dari prosesi makan-memakan serta minum yang khas dari Perancis.





Kesempatan ini pun tidak luput dari w dan Ryan, walau hal yang pertama yang cicipi adalah sate ayam yang kemudian dilanjutkan dengan mencicipi beberapa cokelat yang sangat ajiibbb.. hehehe..

Setelah mencicipi sate ayam dan cokelat, w pun beranjak dari tempat tersebut ke arah makanan padat khas mereka dan dapat lah sebuah makanan yang menurut w menarik.

Kenapa menarik karena tampilan yang makan ini adalah layak makanan ala Jepang yaitu selembar daging dimana daging tersebut menyelimuti sebuah potongan melon.

Yang menarik dari daging ini adalah bukan daging sapi, atau ayam bahkan kambing sebagaimana lazimnya tapi adalah daging BABI dan nama hidangannya dalam bahasa Perancis, Buffet de Chatcuturie Avec du Porc

Iya jadi daging babi, jadi daging babi tersebut berupa lapisan kemudian potongan melon tersebut mengikatnya






Pasti bertanya donk bagaimana rasanya, jadi rasanya gitu adalah sedikit asin dan asam karena faktor dagingnya yang antara mentah atau hanya sekedar direbus tapi lumayan lah w baru ini mencicipi daging babi mentah biasanya kan udah jadi dengan beberapa variasi.

Kelar dari nyicip daging babi mentah, w pun mencari air putih untuk menetralkan tenggorokan w. Kelar dari minum air putih entah beruntung atau memang udah lama tidak mencicipi daging babi.

Kali ini w pun kembali mencicipi daging babi, mungkin kuliner kali ini tidak asing bagi orang Indonesia terutama beretnik Timur Indonesia seperti Manado, Ambon dimana sajiannya seperti soup kacang merah dengan nama Perancis Cassoulet seperti gambar dibawah ini




Kalo ditanya bagaimana rasanya ? rasanya itu ya seperti soup kacang merah atau bournebon seperti yang disajikan para keluarga Ambon, Manado dan 100 persen sama rasanya.

Hidangan ini membuat w harus menambah dua porsi lagi karena ya itu yang w bilang, udah lama ga nyicip hidangan seperti ini huahahaha.

Kelar nyicip soup kacang merah ala Perancis w pun kembali mencari air putih, setelah minum air putih w pun langsung teringat dengan khas dari Perancis yaitu kalau bukan Wine atau Champange, apalagi Champange Bordeaux.


Menjadi ritual akhir w sehabis makan dan akan pulang harus mencicip minuman alcohol maka w pun menuju ke stand yang bertuliskan Bordeaux namun ternyata salah tempat hanya nama saja karena stand yang bertuliskan Bordeaux hanya berupa wine dan beruntungnya w bisa mencicipi red wine sebelum akhirnya habis disaat banyak orang asing yang memintanya.






Kemudian atas arahan petugas, w disuruh ke seberang depan kalau mau mencicipi champagne khas Perancis, beranjak lah w ke seberang seperti yang di depannya ternyata masuk lagi ke dalam walau akhirnya w bisa mencicipi champange tersebut bahkan dua kali dengan selingan es krim.

Es krim ? yup, setelah minum sekali champange  w beranjak ke sebelah yang ternyata adalah stand es krim, karena tampilan dan pilihan yang beragam.



W pun memilih es krim aneka rasa yang ada di tampilan display, setelah menerima dari petugas w pun mencoba variasi dengan menaruh cokelat cair dan beberapa kenari di atas es krim w dan hasilnya ajiiibb…

Habis cicipi es krim, pun kembali ke stand champange untuk kembali menyicipi dan ternyata masih ada w pun kembali cicipi sajian minum khas Perancis tersebut.

Ketika mencicipi champange, w pun tiba-tiba ditelepon Ryan  nanya posisi karena pas w ke arah minuman w ndak ama dia.




Akhirnya w pun keluar dari ruangan menuju check point tempat Ryan, setelah memutuskan untuk kembali pulang.

W dan Ryan pun keluar dari Hotel Borobudur menuju tempat menunggu bus, karena lama w pun memutuskan berangkat pulang lebih dahulu dengan menggunakan taksi.

W pun tiba dirumah pukul 22.00 setelah membersihkan diri w pun beranjak tidur hingga besok pagi melakukan aktivitas.

Selamat Ulang Tahun Rakyat Perancis

Hotel Borobudur, 140714 19:00

@Lorcasz