Kalo udah ada yang baca bagian pertama dari judul yang sama di atas, w ucapin terima kasih, tapi bagi yang belum baca ya silakan baca yaa.
Ini bagian dari tulisan
pertama sebelumnya tentang kedatangan para akademisi Thailand ke kantor w dan
meminta apakah mereka bisa melihat secara langsung bagaimana proses pemilu di
Indonesia.
Sebelum w
memberitahukan kemana mereka akan melihat pemilu, w mencoba survey terlebih
dahulu walau dengan rekomendasi c bos untuk mengantarkan mereka ke TPS 17
daerah Taman Suropati tempat Jokowi akan melakukan pencoblosan.
Malam sebelum tanggal 9
w keluar dari kantor untuk jemput cewek w di sekitar situ, dengan ujan-ujan w
pun sampai di taman suropati dan melihat ada dua tenda putih besar sudah
terpasang di areal tengah Taman ketika melewati tenda tersebut ternyata sedang
ada kegiatan syuting mungkin liputan khusus dari Chanel News Asia.
W pun beranjak ke
depan-belakang taman suropati untuk jemput cewek w yang kebetulan sedang melakukan
terapis.
Setelah mengantarkan
cewek w ke kost, w pun melihat email ternyata koordinator akademisi Thailand
ini belum membalas email w yang menuliskan bahwa kalau ingin melihat bagaimana
pemilu di Indonesia harus datang pukul 06.00 pagi.
Selama menunggu email
jawaban, w pun masih memastikan bahwa Jokowi benar melakukan pencoblosan di
taman suropati, namun pada pukul 21.00 w mendapatkan jawaban dari para
akademisi tersebut kalau mereka akan datang ke TPS tersebut pada pukul 08.00
dari tempat penginapan.
Begitu membaca email
balasan w pun agak kaget karena mengingat jam berapa Jokowi melakukan
pencoblosan tidak diketahui. Dari sini w tidak lagi mempermasalahkan karena itu
hak merekaw cuma mengingatkan aja.
W hanya mengingatkan
saja bagaimana situasinya dalam hal berpakaian serta dalam menjaga barang
berharga seperti telepon pintar dan identitas mereka (secara Indonesia gitu loh
banyak orang kreatif tapi yg negatif, ga jauh beda juga sich ama mereka di
negerinya hehehe)
Besok paginya w pun
berangkat sangat pagi mengingat jadwal jokowow dan istri yang akan mencoblos di TPS
Suropati belum jelas mengingat bagaimana mobilitas dari Jokowi yang tidak bisa
diprediksi.
Mengingat sangat pagi
dan mengejar, w langsung tembak taksi menuju taman suropati dan hanya tiga
puluh menit waktu yang w dapat berangkat dari rumah hingga ke Taman Suropati.
Begitu w sampai dan
mencoba masuk ke dalam tamans suropati sudah banyak orang terutama kalangan
media yang berkumpul terutama kameraman yang sudah menset tempat yang kira-kira
dimana Jokowi berada sepanjang TPS tersebut.
Yang lucunya adalah
ketika awak media sudah menempatkan posisinya dalam posisi terbaik justru
kebalikannya, para petugas TPS belum ada yang hadir bahkan baru ada satu-dua
yang hadir sedang menata bagaimana alur dari pencoblosan mulai dari datang
hingga selesai dengan tanda tinta di tangan.
Sambil menunggu,
tiba-tiba w dikejutkan dengan munculnya teman w yang ketemu dan pernah bareng
berpetualang ke Purwakarta bersama ID Berkibar yaitu Risti
Dan w pun baru tahu
kalau dia itu adalah jurnalis dari salah satu media tv dan online akhirnya w
pun ngobrol-ngobrol sambil nunggu, karena kecapean mungkin pilih duduk dan w
tetap melihat-lihat.
Selain awak media, TPS
ini juga penuh dengan warga asing termasuk Dubes-Dubes yang kantornya berada di
Jakarta seperti Dubes Selandia Baru, Norwegia, India dan Kuasa Usaha Ad Interm
Swedia serta lembaga Internasional seperti UNDP.
Sambil nunggu Jokowow,
TPS ini kedatangan tamu yaitu Mantan Wakil Presiden RI periode 11 Maret 1993
hingga 10 Maret 1998, Try Sutrisno bersama istri mencoblos di TPS tempat
Jokowow melakukan kegiatan.
Sekitar pukul 08.00
ndak disangka ndak dinyangka rombongan Thailand tersebut muncul juga di areal
Taman Suropati, begitu melihat w semua para akademisi satu modelnya yaitu
senyum manis huahaha..
Akhirnya w pun
menghampiri mereka, sambil mendengarkan apa yang mereka inginkan tapi tetap
yang menjadi pertanyaan bagi mereka adalah “apakah Jokowi sudah datang”, “Dari
mana Jokowi akan lewat “
Dan itu semua jawab dengan
kapasitas bahasa Inggris yang bisa membuat mereka mengerti dan nampaknya mereka
mengerti entah atau ndak ya hehehehe..
Akhirnya mereka pun
menyebar, seperti sang photographer mereka mencoba mengambil beberapa bagian
sebagai bahan mereka (mungkin)
Entah bagaimana
ceritanya tiba-tiba mereka secara serentak melakukan pembicaraan dengan bahasa
ibu mereka.
Ternyata usut punya
usut mereka bertemu dengan sodara sebangsa nya yang ternyata adalah presenter
televisi dari Kitty TV (maaf kalau salah tulis) entah langsung dari Bangkok
atau Biro Jakarta untuk melakukan kegiatan peliputan pemilu.
W pun tahu, ketika
koordinator nya bilang ke w kalau orang itu adalah salah satu presenter dari
tipi terkenal di negaranya.
Setelah w dikasih tahu,
w pun memilih meninggalkan berapa meter dari mereka untuk mantau keadaan
sekitar TPS Taman Suropati.
Tapi nyatanya w pun
dipanggil untuk ke mereka, dan disitulah w diperkenalkan oleh koordinator
akademisi ini bahkan w menyempatkan bersama mereka untuk berphoto bersama.
Setelah berbincang
sebentar dengan sang presenter serta photo bersama w pun memilih ke posisi
sejajar dengan para media bersama salah satu akademisi Thailand.
Salah satu anggota dari
para akademisi ini yang paling sering bertanya kepada w soal apa yang terjadi
dilokasi termasuk bagaimana ritme dari pemilu itu sendiri.
Dengan pertanyaan yang
membabi-buta itu pun untungnya masih bisa w jawab dengan ya bahasa Inggris yang
sederhana dan bisa dimengerti oleh dia dan untungnya dia bisa mengerti hehehehe
Setelah cukup lama
berbincang dengan salah satu anggota akademisi tiba lah tanda-tanda Jokowow
datang dilihat dari beberapa awak media menempatkan kameranya sekitar pinggiran
taman
Dan ternyata benar,
Jokowow datang bersama sang istri, dan seperti yang sudah w perkirakan dimana
ada Jokowow maka akan ada kerumunan orang banyak dan benar
Hampir seluruh Taman
Suropati penuh dengan orang ketika Jokowow datang dan meneriakkan yel-yel mulai
dari nyanyian salam dua jari hingga teriakan nama sang capres ini.
Desak-desakan pun tidak
terindahkan lagi termasuk w dan salah satu akademisi yang bersama w namun
untungnya bisa terkendali.
Hampir semua mata
melihat gerak-gerik Jokowow dan istri yang sedang menunggu panggilan dari
petugas TPS, dan akhirnya dipanggil untuk melakukan pencoblosan.
Kelar melakukan
pencoblosan, Jokowow melakukan jumpa pers sambil menjawab beberapa pertanyaan
dari para jurnalis. setelah itu meninggalkan Taman Suropati.
Sama seperti ketika
kedatangan pas meninggalkan TPS pun, banyak orang yang mengelukan namanya mulai
dari teriak-teriak hingga nyanyi salam dua jari.
Setelah Jokowow
meninggalkan TPS begitu juga para jurnalis yang hanya mengambil gambar Jokowow
abis itu balik tapi tidak dengan w dan para akademisi asal Thailand ini.
Mengingat udah siang,
otomatis para akademisi ini lapar, koordinator mereka pun menghampiri w untuk
menanyakan situasi terakhir karena mereka izin untuk berjalan-jalan sambil
makan siang, mereka pun menawarkan diri tapi ya bukannya ndak mau makan gratis
tapi ya begitulah harus jaga TPS.
Dan w pun mengatakan
tidak terima kasih dan memberi tahu kalau mereka ingin melihat hasil akhir maka
silakan datang pukul 13.00 karena di waktu itu penghitungan suara, dan
nampaknya sangat menarik bagi mereka dan janji akan kembali.
Entah apa yang
dibicarin, tapi setelah mereka bicara, mereka meminta w untuk ikut ke areal
tempat parkir minivan mereka
W ga tau mau diapain
ama mereka tapi ikutin apa maunya mereka dan akhirnya ketahuan juga bahwa
mereka akan memberikan tanda terima kasih atau gratifikasi ya berupa pigura
yang bertuliskan bahasa Thailand yang berarti nama kampus mereka (itu
penjelasan dari ketua lembaga kajiannya)
Yang menariknya adalah
prosesi ini dilakukan di depan India House, rumah dinas Dubes India yang
sebelumnya para akademisi ini ingin mengambil photo rumah tersebut dan
berpohoto di depan pagar tapi w larang karena mengingat konvensi internasional
akhirnya w dan kepala lembaga kajian pun berphoto menghadap jalan
Setelah melakukan
prosesi tersebut, w dan para akademisi ini pun berpisah, w menuju Taman
Suropati sementara akademisi ini mulai meninggalkan lokasi tersebut.
Karena waktu
penghitungan masih lama, w pun memutuskan untuk mencari makan dan lokasi
tersebut di kawasan Salemba tempat jaman masih brutal huahahaha..
Dan satu lagi, sebelum menerima tanda mata ini, ketika jalan menuju mobil mereka oleh para akademisi ini, w diberikan tiga buah permen mint keluaran Thailand
Dan satu lagi, sebelum menerima tanda mata ini, ketika jalan menuju mobil mereka oleh para akademisi ini, w diberikan tiga buah permen mint keluaran Thailand
Kelar makan w pun
kembali ke Taman Suropati dimana pas nyampe pas mau penghitungan, ketika berapa
menit sampai w pun ketemu lagi dengan para akademisi ini.
Sambil menunggu
penghitungan, ternyata ada kekacauan di sekitaran TPS dimana sekitar lima puluh
amp seratusan orang tidak bisa mencoblos hanya dengan menggunakan KTP sesuai
dengan anjuran yang diminta petugas KPU.
Ketika kacau tersebut, tiba-tiba semua akademisi tersebut samperin w sambil nanya ada apa dengan kondisi tersebut karena semua orang yang kekacauan tersebut selalu berbicara dengan nada tinggi.
W pun menjelaskan apa
yang terjadi, dan mereka paham. singkat cerita kumpulan orang-orang ini
akhirnya tidak bisa memilih a.k.a golput karena apa yang mereka bawa sesuai
anjuran KPU tidak bisa diterima bahkan formulir A-5 sebagai surat sakti jika
tidak bisa memilih ditempat asal.
Akhirnya penghitungan
pun dimulai, w dan beberapa akademisi Thailand ini pun bergegas menuju tempat
TPS bahkan photographer mereka pun sudah berada di depan tempat penghitungan.
Mereka dengan sangat
awas melihat situasi TPS bagaimana kotak suara di buka, mengeluarkan surat
suara hingga menghitungnya dan mereka pun bertanya setiap detailnya termasuk,
jumlah angka surat suara yang dhitung setelah keluar dari kotak.
“lima puluh, itu
maksudnya apa,” tanya mereka dan w jawab dengan angka dalam bahasa Inggris dan
koordinatornya pun memberikan penjelasan kepada rekannya dalam bahasa Thai.
Penghitungan telah
dimulai dan mereka pun mencermati tiap detailnya, kemudian tiba-tiba mereka
melipir dari tempat penghitungan yang pikir w berada di belakang.
Kelar di TPS 17 w pun
beranjak ke TPS depannya karena sedang akan menghitung w tidak memikirkan
bagaimana para akademisi ini berasa karena memang masih sekitaran tersebut.
Dan w pun tersadar
ketika TPS 18 ini sudah berakhir tidak menemukan para akademisi Thailand ini,
cukup lama w menunggu apakah mereka hadir atau tidak namun nampaknya tidak ada
tanda-tanda akhirnya w pun pergi keluar dari kawasan tersebut menuju kantor.
Kenapa kantor ? karena
w menunggu hasil penghitungan dari TPS Luar Negeri yang dikoordinir oleh KBRI
dan KJRI dengan bekerjasama KPU.
W pun sampai kantor
pukul 16.30 setelah membeli berbagai makanan untuk persediaan selama di kantor
terutama malam.
Inilah dua tulisan w
bagaimana menjadi tour guide politik yang pertama kali dalam hidup w, dan semoga
Indonesia bisa lebih maju lagi dengan pemimpin yang baru..
Kodel 070714 13:15
@Lorcasz