Mungkin sebagian dari kita tidak tahu apa dan dimana Pulau Morotai tersebut, namun kawasan ini memiliki histori yang mendalam dan awal hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Menurut Kolonel William Davis dari MacArthur Memorial Museum mengatakan bahwa Morotai bukan seperti Iwo Jima tetapi peran dari daerah tersebut sangat penting yaitu sangat vital untuk kemenangan sekutu di perang pasifik termasuk dalam pembebasan Filipina dan Kalimantan serta memungkinkan sekutu memotong persediaan logistic untuk Jepang.
“Morotai adalah sangat vital untuk kemenangan sekutu di Perang Pasifik termasuk dalam pembebasan Filipina dan Kalimantan serta untuk memotong persediaan vital untuk tentara Jepang yang berkekuatan sekitar 200 ribu orang,” ucapnya dalam sebuah diskusi yang diadakan di Pusat Kebudayaan Digital Amerika Serikat, @atamerica, Jakarta, Senin (10/9)
Dalam sejarah Morotai sendiri setidaknya adalah dua tokoh yang sangat berjasa bagi kedua negara yaitu Petit Muharto Kartodirdjo serta Bobby Freeber dimana kedua orang ini turut andil dalam perjuangan kemerdekaan termasuk diantaranya merintis cikal bakal lahirnya Angkatan Udara Republik Indonesia.
Sebagai informasi, Sejarah itu bermula pada September 1944, ketika Jenderal Douglas MacArthur membawa ratusan pesawat Sekutu ke Morotai. MacArthur memilih pulau itu karena posisinya sangat dekat dengan Filipina dan berada di sisi Samudera Pasifik. Dalam waktu tiga bulan Morotai menjadi pulau militer.
Sebagai pusat konsolidasi pasukan Divisi VII Angkatan Perang Amerika Serikat yang tengah menaklukkan Jepang, MacArthur memboyong 3.000 pesawat tempur sekutu, terdiri dari pesawat angkut, pengebom, dan 63 batalion tempur ke Morotai.
Hasilnya, Amerika dan Sekutu berhasil melumpuhkan Jepang melalui Filipina.
Peninggalan Perang Dunia II tidak hanya landasan pacu. Di Pulau Zum Zum, dekat dengan Morotai, terdapat bungker tentara Amerika Serikat.
Dulu bungker ini menjadi tempat persembunyian senjata dan tentara Amerika. Sedangkan di antara hutan mangrove terdapat gua tempat tentara Jepang bertahan.
@atamerica, 100912