Kamis, 30 April 2015

Bantu #Pray4Nepal . PBB Butuh USD415 Juta

NEW YORK, - Maksud hati ingin membantu meringankan para korban gempa hebat Nepal namun apa daya dana tidak ada sehingga harus mengajukan permohonan .

Itulah yang dirasakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengajukan permohonan dana sekitar USD415 juta untuk mendukung pemerintah Nepal dalam menyediakan bantuan vital kepada para korban.

Sebagaimana dilansir dari laman resmi, Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan bahwa dana yang dibutuhkan itu akan disalurkan dalam rencana aksi gabungan untuk menangani kebutuhan paling mendesak selama tiga bulan ke depan.

Kebutuhan paling mendesak untuk tiga bulan ke depan menurut PBB adalah sanitasi air, kesehatan, makanan, perlindungan dan tempat mengungsi.

Kebutuhan ini pun terlontar setelah Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu (29/4) waktu setempat berdiskusi dengan Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala melalui sambungan telepon.

“Tempat berlindungan darurat akan disediakan bagi 500,000 orang yang masih berada di tempat terbuka,”ucapnya.

Selain itu kebutuhan air minum aman dan fasilitas sanitasi sangat diperlukan untuk 4,2 juta orang yang terdampak dari gempa ini.

Perkiraan PBB terhadap gempa ini dengan dana yang diminta setidaknya 1,4 juta orang akan mendapatkan bantuan pangan serta 2,1 juta anak dan 525,000 perempuan mendapatkan bantuan perlindungan

Sebagai informasi, Nepal diguncang gempa dengan kekuatan 7,9 Skala Richter pada Sabtu (25/4) pukul 06.11 waktu setempat.

Setelah gempa 7,7 masih terdapat gempa dengan skala kecil di beberapa titik bahkan dirasakan di beberapa kota di India. Bangladesh bahkan gunung tertinggi di dunia, Everest pun merasakan kekuatan ini.

Gempa ini merupakan yang terburuk melanda Nepal sejak 80 tahun terakhir.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Duo Maut Bali Nine Dipulangkan Gunakan Maskapai Nasional

JAKARTA, - Masih disemayamkannya jasad duo maut Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran di rumah duka di kawasan Jakarta belum diketahui kapan di berangkatnya.

Bahkan keluarga dari kedua jasad ini pun tidak terlihat di rumah duka ini. Informasi yang beredar akan mengadakan acara yang diselenggarakan keluarga dan kedutaan besar Australia.

Soal keberangkatan dua jasad ini, rencananya akan diberangkatan pada Kamis (30/4) pukul 14.00 dengan menggunakan maskapai penerbangan nasional.

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dua dari delapan yang telah menjalankan hukuman yang diberikan majelis hakim pada Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah


Kontak blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz

Lobby Tingkat Tinggi di Balik Tertundanya Mary Jane

JAKARTA, - Mary Jane yang sedianya akan melaksanakan hukuman matinya tiba-tiba dalam hitungan jam menuju pelaksanaan ditunda lantaran hadirnya seorang wanita yang menyerahkan diri dan mengaku sebagai otak dari tertangkapnya terpidana ini.

Penundaan ini juga tidak lepas dari adanya lobi dan negosiasi tingkat tinggi antara Presiden Filipina Benigno Aquino III dengan Presiden Joko Widodo di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi sebagaimana informasi yang beredar di kalangan media dimana terjadi pembicaraan antar pemimpin kedua negara

“Ada pembicaraan atau permintaan presiden Aquino di KTT ASEAN, intinya Presiden Aquino menyampaikan adanya pengakuan dari perekrut Mary Jane,”ucap Menlu Retno.

Dalam pembicaraan tersebut, Menlu Retno mengatakan Aquino memberikan presentasi kepada Jokowi soal perdagangan manusia yang terjadi di negaranya termasuk diantaranya Mary Jane.

Mary Jane Fiesta Veloso secara mengejutkan ditunda pelaksanaan hukuman matinya diujung peluru tajam eksekutor lantaran dalam hitungan jam menuju pelaksanaan tiba-tiba dari Manila tersiar kabar bahwa seorang wanita bernama Maria Kristina Sergio menyerahkan diri dan mengaku sebagai otak dibalik tertangkapnya Mary Jane di Bandara Adi Soetjipto, Sleman, Yogyakarta dengan barang bukti

Mary Jane Fiesta Veloso 30 tahun ibu dari dua putera ini tertangkap tangan memasukkan narkotika di wilayah Indonesia dengan barang bukti 2,6 kilogram heroin. Veloso ditangkap di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta pada 2010



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Kasihan, Alasan Otak Perekrut Mary Jane Menyerahkan Diri

JAKARTA, - Alasan dibalik penyerahan diri Maria Kristina Sergio otak dibalik tertangkapnya Mary Jane atas kepemilikan narkotika kepada Kepolisian setempat karena faktor kasihan.

Kepastian ini disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung RI, Tony Spontana dimana factor kasihan membuat Maria Sergio menyerahkan diri.

“Maria itu mengakui dia kasihan pada Mary Jane kok dia yang jadi korban,”ucapnya sebagaimana dilansir dari sebuah media.

Menurut Kapuspenkum Tony bahwa Filipina saat ini tengah menyelidiki  kasus narkotika Mary Jane yang mendapatkan hukuman mati dari pemerintah Indonesia.

Kabarnya Mary akan diperiksa penyelidik Filipina pada Mei mendatang dengan tujuan mengumpulkan barang bukti sehubungan dengan pernyataan Maria atas tindakan pidana perdagangan manusia terhadap Mary Jane.

“Di Filipina disebut perekrutan illegal, peninpuan dan perdagangan orang, preelimierry investigation bertujuan untuk mencari alat bukti permulaan yang cukup untuk ke tingkat penyelidikan agar cukup itu memerlukan pernyataan Mary Jane,”ucapnya

Mary Jane Fiesta Veloso secara mengejutkan ditunda pelaksanaan hukuman matinya diujung peluru tajam eksekutor lantaran dalam hitungan jam menuju pelaksanaan tiba-tiba dari Manila tersiar kabar bahwa seorang wanita bernama Maria Kristina Sergio menyerahkan diri dan mengaku sebagai otak dibalik tertangkapnya Mary Jane di Bandara Adi Soetjipto, Sleman, Yogyakarta dengan barang bukti

Mary Jane Fiesta Veloso 30 tahun ibu dari dua putera ini tertangkap tangan memasukkan narkotika di wilayah Indonesia dengan barang bukti 2,6 kilogram heroin. Veloso ditangkap di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta pada 2010



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

#Pray4Nepal , Lokasi Tiga WNI Pendaki Ditermukan

BANDA ACEH, - Akhirnya keberadaan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang sedang melakukan kegiatan pendakian ditermukan.

Hal ini disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI)Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal lewat sambungan telepon kepada Jurnalis di Lanud Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, sebagaimana dilansir dari media setempat.

“Kita melakukan kontak dengan Sherpa-sherpa (para pendaki) apakah ada yang melihat atau bertemu ketiga WNI tersebut dari situ kita telusuri,”ucapnya.

Menurut Direktur Iqbal, pihaknya melalui  konsul kehormatan Indonesia di Nepal sedang mencoba menghubungi mereka.

Berdasarkan informasi dari warga setempat lokasi ketiga WNI ini berada di titik yang suka dijangkau sehingga penyelamatan hanya bisa lewat helicopter.

“Kita sudah kontak Kementerian Pariwisata Nepal sebagai otoritas pendakian Everest dan yang memiliki helicopter untuk membantu evakuasi tapi memang kita harus menunggu karena banyak sekali pihak meminta hal yang sama,”ucapnya.

Berdasarkan informasi dari Direktorat PWNI/BHI di Nepal terdapat 95 warga Indonesia yang terdiri dari 30 orang menetap dan 65 pengunjung.

Sebagai informasi, Nepal diguncang gempa dengan kekuatan 7,9 Skala Richter pada Sabtu (25/4) pukul 06.11 waktu setempat.

Setelah gempa 7,7 masih terdapat gempa dengan skala kecil di beberapa titik bahkan dirasakan di beberapa kota di India. Bangladesh bahkan gunung tertinggi di dunia, Everest pun merasakan kekuatan ini.

Gempa ini merupakan yang terburuk melanda Nepal sejak 80 tahun terakhir.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Iran Minta Internasional Hormati Eksekusi Indonesia

JAKARTA, - Walau banyak negara bahkan organisasi internasional mengkritik kebijakan Indonesia soal eksekusi mati namun dari itu semua ada negara yang justru menghargai kebijakan yang dilakukan negeri ini.

Adalah Wakil Presiden Iran Bidang Manajemen dan Perencanaan Mohammad Bagher Nobakht ketika bertemua Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Jakarta meminta bahwa seluruh negara punya peraturan hukum sendiri termasuk Indonesia memiliki kedaulatan hukum.

“Masing-masing negara punya peraturan dan UU-nya tersendiri. Melaksanakan UU berbeda dengan hal yang dianggap kekerasan atau terorisme,”ucapnya.

Wapres Nobakht mengatakan  Iran juga memberlakukan hukuman mati kepada terpidana narkoba melihat bahwa Indonesia memberlakukan hukuman ini bagian dari peraturan dimana tidak bisa dikategorikan kekerasan atau terorisme.

Pada Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB tim eksekutor yang terdiri dari Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI sukses menjalankan vonis hukuman mati yang diberikan Hakim kepada delapan terpidana kasu narkotika.

Kedelapan terpidana tersebut adalah duo maut Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, empat warga Nigeria  Jamiu Owolabi Abashin yang lebih dikenal sebagai Raheem Agbage Salami, Okwudili Oyatanze, Martin Anderson dan Silvester Obiekwe Nwolise.

Kemudian Rodrigo Gularte (Brasil), Zainal Abidin (Indoesia). Sementara Mary Jane Veloso ditunda eksekusinya lantara pada detik akhir mendapatkan keajaiban dimana tiba-tiba mendadak dari Manila mendapatkan kabar bahwa otak dibalik tertangkapnya terpidana asal Filipina ini menyerahkan diri.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Rabu, 29 April 2015

#Pray4Nepal , Tim Kemanusian Indonesia untuk Nepal Telah Berangkat

JAKARTA, - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melepas tim bantuan kemanusian untuk Nepal pada tanggal 29 April 2015.

Sebagaimana informasi yang diterima dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu RI lewat email menjelaskan tim tersebut berangkat menggunakan pesawat TNI AU 737 – 400, yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri RI, dan terdiri dari berbagai komponen bangsa Indonesia yaitu: TNI, BNPB, PMI, Polri, Taruna Hiking Club dan masyarakat madani lainnya.

Pemerintah RI telah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah gempa berkekuatan 7,9 skala richter yang mengguncang Nepal pada 25 April 2015 Pk. 11.20 dan menewaskan lebih dari 4000 jiwa.

Presiden RI Joko Widodo telah menyampaikan  komitmen untuk memberikan bantuan senilai USD 1 juta yang terdiri dari tenaga medis, bantuan SAR, makanan siap saji, selimut, tenda dan obat-obatan yang juga merupakan sumbangan dari berbagai komponen masyarakat seperti Rumah Zakat, PMI dan lain-lain.

Misi kemanusiaan tahap pertama ini membawa dua misi utama, yaitu bantuan kemanusiaan dan melakukan percepatan evakuasi WNI yang ada di Nepal.

Bantuan tahap pertama ini membawa antara lain: kantong jenazah, tenda rumah sakit dan peralatan operasi, tenda pengungsi, peralatan medis, makanan siap saji, genset serta obat-obatan dengan berat total 9,1 ton.

Turut dalam misi kemanusiaan pertama termasuk dua dokter dari Polri, serta 15 dokter dan tenaga medis lain yang telah disiapkan BNPB.

Bantuan tahap pertama akan segera disusul dengan bantuan tahap berikutnya dalam beberapa hari mendatang. Tim tahap pertama juga akan mempersiapkan kedatangan bantuan tahap selanjutnya di Katmandu, Nepal.

Berdasarkan data terakhir per-29 April 2015 pukul 15.15 WIB, terdapat 95 orang WNI yang pada saat kejadian berada di Nepal yang terdiri dari 30 orang WNI menetap

Dari 30 orang WNI, 23 telah dihubungi dan 7 belum dapat dihubungi, dan 52 orang WNI visiting dimana 42 telah dihubungi dan 10 belum berhasil dihubungi,

Kemudian terdapat juga 13 orang WNI visiting telah keluar dari Nepal atau telah tiba di Indonesia. Melihat situasi seperti ini, Kementerian Luar Negeri bersama KBRI Dhaka telah melakukan berbagai langkah strategis dalam rangka upaya perlindungan WNI yang berada di Nepal, yaitu :

a.     Mencari informasi kondisi WNI yang berada di Nepal, baik WNI menetap maupun WNI visiting, dengan berkoordinasi kepada pemerintah setempat, keluarga WNI, hingga pihak travel yang memberangkatkan WNI tersebut;

b.     Membuka nomor hotline bagi keluarga/masyarakat yang ingin melaporkan/menanyakan kondisi WNI yang berada di Nepal. Nomor hotline: (021) 3813186 (Dit. PWNI BHI), 081350102950 (Boni), 081284794696 (Awang);

c.      Melakukan pendataan lokasi dan status WNI yang berada di Nepal berdasarkan informasi yang didapat oleh Kemlu baik melalui KBRI Dhaka, media, maupun laporan masyarakat;

d.     Menjalin koordinasi dengan keluarga untuk memberikan perkembangan terbaru penanganan WNI di Nepal;

e.     Melakukan kontak dengan penerbangan setempat untuk mencoba melakukan evakuasi korban;

f.       Evakuasi 7 orang WNI dari Kota Lukla, Nepal. 4 (empat) orang di antaranya adalah dokter dan dapat memberikan bantuan medis bagi korban gempa Nepal.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Delapan Terpidana Eksekusi Tewas Pada Tembakan Pertama

JAKARTA, - Tidak butuh lama bagi eksekutor untuk melakukan pekerjaannya dalam eksekusi terpidana mati kasus narkotika.

Karena hanya butuh sekali tembakan, para terpidana ini pun langsung tewas tanpa perlu merasakan sakit yang berlarut lama.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Tony Spontana kepada sejumlah media dimana proses eksekusi dilakukan secara serentak pada pukul 00.35 WIB

“Dicek, semua meninggal pada tembakan pertama,”ucapnya.

Setelah dinyatakan tewas, jasad terpidana narkotika ini langsung dimandikan kemudian diserahkan kepada keluarga pada pukul 04.35 WIB yang dilanjutkan dengan iring-iringan jenazah keluar dari lokasi kejadian termasuk pengiriman kembali Mary Jane yang ditunda ke Lapas Wirogunan, Sleman.

Pada Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB tim eksekutor yang terdiri dari Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI sukses menjalankan vonis hukuman mati yang diberikan Hakim kepada delapan terpidana kasu narkotika.

Kedelapan terpidana tersebut adalah duo maut Bali Nine asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, empat warga Nigeria  Jamiu Owolabi Abashin yang lebih dikenal sebagai Raheem Agbage Salami, Okwudili Oyatanze, Martin Anderson dan Silvester Obiekwe Nwolise.

Kemudian Rodrigo Gularte (Brasil), Zainal Abidin (Indoesia). Sementara Mary Jane Veloso ditunda eksekusinya lantara pada detik akhir mendapatkan keajaiban dimana tiba-tiba mendadak dari Manila mendapatkan kabar bahwa otak dibalik tertangkapnya terpidana asal Filipina ini menyerahkan diri.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Perempuan Australia Dukung Eksekusi #Bali9

MELBOURNE, - Walau dikecam oleh pemerintahnya atas apa yang dilakukan Indonesia dengan melakukan eksekusi mati namun tindakan Indonesia terhadap duo maut Bali Nine mendapatkan dukungan penuh dari seorang ibu di Australia.

Sebagaimana dilansir dari media setempat, Beverly Neal berdiri dengan suara lantang mendukung tindakan Indonesia ditengah kecaman sebagian masyarakat negeri itu terhadap eksekusi mati.

Neal mengatakan bahwa Andrew Chan dan Myuran adalah kriminal yang telah disanjung bak pahlawan, siapa yang tahu berapa banyak nyawa akan melayang jika mereka tidak ditangkap di Bali

“Mereka (duo Bali Nine) adalah kriminal yang disanjung bak pahlawan. Siapa yang tahu berapa banyak nyawa akan melayang jika mereka tidak ditangkap di Bali,”ucapnya dengan geram.

Geramnya Neal ini ada alasannya, karena puterinya meninggal pada usia 17 tahun karena overdosis narkotika, bahkan dirinya masih berduka atas kehilangan Jennifer nama sang puteri.

“Saya sudah berduka selama 18 tahun tiga bulan dan 20 hari. Dia anak yang pintar dan cantik. Mereka (pengedar narkoba) mencoba membuatnya ketagihan, nyawanya melayang,”ucapnya.

Neal sendiri mengatakan orangtua dan saudara Chan dan Myuran beruntung masih bisa berbicara dengan anaknya sembari mengucapkan selamat tinggal sementara dirinya tidak punya kesempatan sama sekali.

“Saya tidak punya kesempatan seperti itu, para pengedar narkotika ini adalah penjahat kejam. Saya harap Australia memiliki hukum yang sama (dengan Indonesia),”ucapnya.


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Dubes Jepang Beraudiensi dengan Menteri ESDM

JAKARTA, - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Jepang Tanizaki Yasuaki melakukan kunjungan dan pertemuan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Sudirman Said.

Informasi yang diberikan Kedutaan Jepang melalui email, pertemuan kedua tokoh ini berlangsung pada pukul 15.00 selama 35 menit.

Pada kesempatan ini, Duta Besar Tanizaki dan Menteri Sudirman Said secara luas membahas mengenai kerja sama terkait sumber daya mineral, termasuk kerja sama dalam pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 GW, perpanjangan production sharing contracts (PSC) untuk Masela Blok dan Mahakam Blok dan langkah-langkah yang akan diambil terkait Undang-undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba)

Dalam pembahasannya, Duta Besar Tanizaki menjelaskan bahwa perusahaan Jepang memiliki teknologi dan pengalaman di bidang energi dan sumber daya mineral dan bersedia untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam proyek pembangunan yang sudah ada maupun yang baru.

Selain itu, Duta Besar Jepang mengusulkan dimulainya dialog untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi kedua negara, termasuk langkah-langkah yang akan diambil terkait UU Minerba, dan Menteri Sudirman Said menyepakatinya.

“Untuk ke depannya, kami akan tetap mengupayakan peningkatan hubungan kerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,”ucap Dubes Tanizaki


Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Masalah Administrasi hambat Kepulangan Jasad Rodrigo Kembali ke Brazil

JAKARTA, -  Keberadaan jasad dari terpidana mati asal Brasil Rodrigo Gularte di Indonesia sepertinya akan berada dalam beberapa hari.

Hal ini disebabkan adanya beberapa administrasi yang harus diselesaikan yang sedianya besok jenasah sudah harus berangkat, kepastian ini disampaikan tim kuasa hukum terpidana mati, Christina kepada sejumlah jurnalis di rumah duka St Carolus.

“Kedutaan mengupayakan membawa ke Brasil. Keluarga belum tahu persis jam berapa jam keberangkatannya, kedutaan masih mengurus berkas administrasi. Biasanya butuh dua hari,”ucapnya.
Tim kuasa hukum Rodrigo juga menyampaikan walau segala cara sudah ditempuh, pihaknya tetap menghargai keputusan keluarga apakah tetap melanjutkan gugatan atau tidak walaupun pada akhirnya kuasa hukum memilih untuk daftarkan gugatan ke PTUN

“Apapun yang diputuskan tetap menerima karena sudah terdaftar melalui siding pertama. Kami tetap bertanya pada keluarga, kalau mencabut ya silakan, kami tetap menunggu keluarga, kalau diteruskan tetap minta keputusan keluarga,”ucapnya.

Jasad Rodrigo saat ini berada di rumah duka St Carolus, Jakarta Pusat sejak pukul 12.50 dengan kawalan ketat dari aparat kepolisian.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/catatanLorcasz

Andrew Chan Tewas di Bawah Sistem Hukum Indonesia yang Cacat

CANBERRA, - Kakak kandung dari pemimpin sindikat peredaran narkotika Bali Nine, Andrew Chan menilai hukum Indonesia yang cacat mengakibatkan sang adik harus meregang nyawa di ujung peluru tajam tim eskeskutor.

Ungkapan kekesalan ini diungkap Michael Chan sebagaimana dilansir dari The Guardian yang mengatakan dirinya kehilangan adik dibawah sistem hukum Indonesia yang cacat.

“Saya telah kehilangan adik saya di bawah sistem hukum Indonesia yang cacat. Saya merindukanmu adikku, beristirahat dengan tenang (RIP),”ucapnya.

Sementara itu, Pengacara duo maut Bali Nine, Todung Mulya Lubis menuliskan di laman twitternya dirinya gagal dan kalah sembari minta maaf tidak bisa membantu maksimal

“Saya gagal, saya kalah, saya meminta maaf,”kicau pengacara Todung.

Sebagai informasi, Duo Maut Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran bersama enam terpidana mati lainnya telah menjalankan hukuman mati mereka pada pukul 00.35 WIB di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Setelah dieksekusi, jasad dari duo maut Bali Nine lantas dibawa melalui jalan darat menuju Rumah Duka Abadi di Jalan Daan Mogot dan tiba pada pukul 12.20 WIB sembari menunggu administrasi menuju pemakaman di Australia.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Besok, Duo Maut #Bali9 Diterbangkan ke Australia

JAKARTA, - Setelah duo maut Bali Nine tiba di Rumah Duka Abadi membuat sejumlah pihak mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan keberangkatan jasad tersebut ke negara asalnya di Australia.

Informasi yang beredar, beberapa orang tengah mempersipakan sebuah peti berbahan tripleks dibuat khusus untuk melapisi peti kayu yang berisikan jasad duo maut Bali Nine tersebut

Ukuran peti pelapis tersebut berukuran 215 cm x 80 cm x 51 cm dengan ketebalan sekitar 12 milimeter yang berguna untuk menahan guncangan sepanjang perjalanan menuju Australia.

Seperti diketahui, duo maut Bali Nine ini Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah menjalani hukuman mati mereka dihadapan tim eksekutor dari Kejaksaan Agung dan Kepolisian pada Rabu (29/4) pukul 00.35 di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Dengan berjalannya eksekusi, kabarnya Australia geram dan meminta Dubes mereka di Jakarta hengkang dari kantornya menuju Australia untuk konsultasi.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Seandainya Polisi Australia Beraksi, Maka Tidak Ada Eksekusi #Bali9

JAKARTA, - Pasca pelaksanaan eksekusi mati terpidana narkotika oleh Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI ternyata menyimpan sebuah cerita yang menyesakkan bagi warga Australia.

Ternyata dieksekusinya duo maut Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran tidak lepas dari kontribusi Polisi Federal Australia.

Sebagaimana dilansir dari media setempat, kepastian ini disampaikan Bob Myers pengacara yang memberikan informasi kepada Polisi Federasi Australia (AFP) terkait operasi penyeludupan narkotika dilakukan Chan dan Sukumaran ke Indonesia.

Kala itu, Myers melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang dengan harapan bisa dihentikan aksi para anak muda ini sebelum berangkat ke Indonesia.

Bukan dihentikan dari bandara, justru Polisi Australia memberikan informasi kepada Kepolisian Indonesia soal aksi ini yang akhirnya berujung pada regu tembak.

“Harusnya mereka tak perlu sampai pergi ke sana (Indonesia), Kepolisian Federal Australia (AFP) tahu ini tak terelakkan, AFP tahu kalau kelompok itu dibiarkan meninggalkan Australia untuk menyeludupkan narkoba mereka akan dieksekusi. Tidak ada yang menjamin mereka akan selamat, ketika AFP tidak menerapkan hukuman mati (di Australia) AFP seharunya tak serta merta membiarkan warga negaranya sendiri terkena hukuman itu,”ucapnya

Pembiaran AFP terhadap warga negaranya yang membawa keluar narkoba juga diserukan mantan Diplomat Bruce Haigh yang mengatakan perlu adanya penyelidikan lebih lanjut soal keberadaan AFP dalam kasus ini.

"Saya percaya mereka harus diselidiki. Mereka tahu persis apa konsekuensinya, jika mereka tidak melakukannya tidak ada tujuh warga Australia yang tersisa di penjara Indonesia dan tentu saja tidak aka nada dua orang yang tewas,”ucapnya.

Sebagai informasi, duo maut Bali Nine, Andrew Chan ditangkap bersama dengan sejawatnya, Scott Rush, Michael Czugaj, Renai Lawrence dan Martin Stephens ditangkap aparat Bandara Ngurah Rai, Denpasar pada 17 Apri 2005 dengan barang bukti 8,3 kilogram heroin.

Sementara Myuran Sukumaran ditangkap bersama sejawatnya Tan Duc Thanh Nguyen, Si Yi Chen dan Matthew Norman di Kuta ketika siap-siap untuk mengirimkan heroin tahap kedua.

Duo maut Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran divonis hukuman mati oleh pengadilan dan sudah dijalankan pada Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Sementara sejawat mereka lainnya beruntung tidak merasakan ujung peluru tim eksekutor, karena hakim mengganjarnya dengan variasi hukuman, hanya Scott Rush yang nampaknya tidak akan bisa kemana-mana karena harus menjalani hukuman penjara seumur hidup


Kontak blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Soal Mary Jane, JK Akui ada Lobi Politik

JAKARTA, - Spekulasi tentang adanya tawar-menawar atau lobi politik dibalik batalnya matinya Mary Jane ditangan eksekutor detik-detik pelaksanaan ekesekusi benar adanya.

Adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tidak menampik adanya lobi politik dibalik tertundanya Mary Jane dan mengatakan kalau hal itu sangat biasa dalam hubungan kenegaraan.

“Lobi politik itu biasa saja dalam hubungan kenegaraan. Lobi itu sangat penting tapi masalahnya begini kami ingin meletakkan hukum itu secara baik,”ucap JK di Kantor Wapres

Menurut JK, pelaksanaan hukuman mati tidak boleh dilakukan sembarangan hal ini terkait dengan informasi yang diberikan Presiden Filipina, Benigni Aquino kepada Presiden Jokowi dan dirinya soal kasus Mary Jane di acara KTT ASEAN.

“Presiden Aquino menyebut Mary Jane hanya korban, otak sindikat narkoba yang memerintahkan Mery Jane telah menyerahkan diri dan mengakui kesalahannya kepada pemerintah Filipina, jadi kami menunggu proses apa yang terjadi, tindakan Pemerintah Filipina terhadap sindikat itu,”ucapnya.

JK sendiri mengatakan Pemerintah Indonesia telah meminta Filipina untuk menindak tegas sindikat narkotika hukuman yang diterima harus lebih keras daripada hukuman yang diberikan kepada Mary Jane yang nota bene adalah seorang kurir.

Namun JK mengatakan proses eksekusi Mary Jane terhadap kasus narkotika tetap berjalan tidak dibatalkan.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz 

KBRI Keluarkan Imbauan kepada WNI

CANBERRA, - Pascanya pelaksanaan hukuman mati kepada delapan terpidana mati kasus narkoba dimana dua diantaranya duo maut Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan spekulasi muncul adanya demo besar-besaran di negara tersebut.

Untuk menghindari tersebut, Kedutaan Besar RI untuk Australia berkedudukan di Sydney mengeluarkan imbauan untuk diperhatikan bagi seluruh warga negara Indonesia yang berada di negeri Kangguru tersebut.

Berikut isi imbauan yang dikeluarkan Kedutaan Besar RI untuk Australia untuk diperhatikan penuh dan seksama oleh semua warga Indonesia yang tinggal maupun akan berkunjung ke negeri tersebut.

HIMBAUAN KEPADA WARGA NEGARA INDONESIA
DAN DIASPORA INDONESIA DI AUSTRALIA

Sehubungan dengan perkembangan situasi saat ini baik di dalam negeri Indonesia maupun di Australia, KBRI Canberra dan seluruh Perwakilan RI di Australia menghimbau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) dan diaspora Indonesia di Australia agar :

1. Tetap tenang dan menjalankan aktivitas sehari-hari dengan meningkatkan kewaspadaan dan selalu mencermati perkembangan situasi di sekitarnya melalui berbagai sarana seperti Website KBRI Canberra dan Konsulat Jenderal / Konsulat Republik Indonesia di Australia, media cetak, media elektronik, dan media online;

2. Membawa selalu tanda pengenal yang masih berlaku, seperti paspor, kartu mahasiswa, bukti identitas lainnya, dan selalu mengindahkan peraturan setempat;

3. Tidak terpancing oleh tindakan-tindakan yang bersifat provokatif;

4. Meningkatkan komunikasi antar warga serta keamanan diri dan keluarga di kediaman serta lingkungan;

5. Mempererat kekompakan dan koordinasi dengan sesama WNI serta memberikan pertolongan kepada yang bermasalah serta segera menyampaikan segala permasalahan terkait kepada KBRI dan Konsulat Jenderal / Konsulat Republik Indonesia di Australia melalui nomor hotline 24 Jam pada nomor:

+61.450.475.094 (KBRI Canberra)

+61.467.227.487 (KJRI Sydney)

+61.477.007.075 (KJRI Melbourne)

+61.499.772.978 (KJRI Perth)

+61.438.843.040 (KRI Darwin)


29 April 2015
KBRI Canberra






Kontak Blog > ervanca@gmail.com
Twitter.com/CatatanLorcasz


Wajar, Penarikan Dubes Pada Suatu Negara

JAKARTA, - Soal sikap Australia yang akan panggil pulang Dubes baru mereka untuk Indonesia dalam rangka konsultasi pasca pelaksanaan eksekusi mati duo maut Bali Nine menurut sejumlah kalangan adalah hal yang wajar.

Salah satunya yang mengatakan wajar adalah Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla ketika menanggapi aksi yang dilakukan pemerintah Australia sebagai bentuk protes.

“Dalam hubungan diplomatic itu biasa aja. Kita juga pernah menarik duta besar kita di sana, jangan lupa. Itu biasanya sementara sebulan atau dua bulan nanti balik lagi, itu hanya menandakan tanda protes, ”ucapnya.

Menurut Wapres, sudah seharusnya negara lain menghormati penegakan hukum di Indonesia termasuk Australia karena ini menyangkut kedaulatan huku,.

Soal putusnya hubungan bilateral jika terjadi, JK mengatakan bahwa Indonesia tidak akan merugi justru pihak Australia yang merasakan lebih banyak dari putusnya hubungan.

“Dengan Australia kan kita lebih banyak mengimpor dari Australia, jadi ya kalau hubungan melenggang ya mereka rugi,”katanya.

Seperti diketahui, sebagaimana dilansir dari media setempat, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menarik duta besarnya untuk Indonesia menyusuk eksekusi dua warga negaranya yang menjadi terpidana mati kasus Narkotika.

“Australia menghormati sistem Indonesia. Kami menghormati kedaulatan Indonesia tetapi kami menyesalkan eksekusi ini dan hal ini tidak bisa membuat kami memiliki hubungan seperti dahulu. Untuk alasan itu setelah selesai membantu semua keperluan keluarga Chan dan Sukuran, duta besar kami akan ditarik pulang untuk konsultasi,”ucapnya Abbott.

Seperti informasi, duo maut Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah melaksanakan hukuman mereka di depan para eksekutor pada Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Kepolisian akan Kawal 4 Jasad Terpidana Mati Menuju Bandara

JAKARTA, - Petugas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) akan mengawal ketat empat jasad terpidana mati jilid kedua selama di Jakarta hingga menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten

Hal ini berdasarkan informasi yang beredar di lingkungan Polda Metro Jaya dimana selain pengawalan juga penjagaan hingga jasad tersebut meninggalkan Indonesia melalui bandara Soekarno-Hatta, Banten ke negara masing-masing dari terpidana.

Selama jasad tersebut disemayamkan, akan dijaga sekitar 20 personel dari Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya

Sebagai informasi, empat jasad terpidana mati kasus narkotika yang baru saja menjalankan hukuman yang diberikan majelis hakim pada Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah adalah duo maut Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang dimakamkan di kawasan Daan Mogot Jakarta Barat.

Kemudian, Sylvester Obiekwe Nwolise dari Nigeria yang disemayamkan di RS PGI Cikini, serta Rodrigo Gularter (Brasil) di RS Saint Carolus, Jakarta Pusat.

Keempat jasad terpidana mati ini, tiba di Jakarta dari Nusakambangan melalui jalur darat dengan kawalan super ketat.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/catatanLorcasz

30 Personel Polisi Amankan Rumah Duka Duo Maut Bali Nine

JAKARTA, - Kedatangan duo maut Bali Nine di Jakarta pasca telah selesainya hukuman yang mereka lakukan mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian.

Informasi yang beredar, untuk mengamankan jasad duo maut Bali Nine ini, setidaknya Kepolisian Resort Jakarta Barat menurunkan sekitar 30 personel.

Ke-30 personel ini adalah gabungan dari Polsek Tanjung Duren dan Polres Jakarta Barat akan menjaga sekitar rumah duka tempat jasad duo maut Bali Nine ini bersemayam hingga dipulangkan ke negaranya.

Penempatan ke-30 personel ini atas permintaan Kedutaan Besar Australia.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Lapas Wirogunan Kaget Soal Ditundanya Mary Jane

YOGYAKARTA, - Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, Sleman, Daerah Istimwa Yogyakarta tempat Mary Jane menjalankan hukuman sebelum dipindahkan ke Nusakambangan untuk menjalankan eksekusi mengaku kaget dengan ditundanya pelaksanaan hukuman tersebut.

Sebagaimana informasi yang beredar di media setempat, pihak lapas tidak mengetahui dan baru mengetahui pada pagi hari dan sedang mempersiapkan kedatangan kembali dari Mary Jane.

Setelah dinyatakan nyawanya bisa bertahan sementara dibandingkan enam rekannya sesama pengedar dan gembong narkotika, Mary Jane langsung diberangkatkan menuju LP Wirogunan, Sleman dari Nusakambangan.

Dengan kawalan ketat, Mary Jane keluar dari Nusakambangan pada pukul 04.00 dan tiba di LP Wirogunan dengan menggunakan kendaraan jenis kijang, langsung menuju sel nya selama ini tinggal.

Sebagai informasi, Mary Jane warga negara Filipina akhirnya ditunda pelaksanaan hukuman mati yang diterimanya ketika beberapa jam menuju eksekusi tiba-tiba dari Manila memberikan kabar bahwa Otak dari tertangkapnya Mary Jane ini menyerahkan diri.




Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz

Alasan Jaksa Agung Tunda Mary Jane

CILACAP, - Jelang pelaksanaan hukuman mati, tiba-tiba terpidana Mary Jane tidak melaksanakan hukumannya berbuah tanda tanya namun Jaksa Agung HM Prasetyo memberikan alasan terkait masalah ini.

Alassan ini disampaikan Jaksa Agung ketika bersama Kapolri melakukan jumpa pers setelah mengunjungi lokasi eksekusi hukuman mati di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah

“Bahwa awalnya kita akan eksekusi sembilan terpidana mati narkoba. Tapi di saat-saat terakhir ada permohonan dari pemerintah Filipina yang diajukan bahwa mereka miliki satu bukti dan fakta salah seorang warga negara mereka dinyatakan sebagai korban perdagangan manusia,”ucapnya

Jaksa Agung Prasetyo mengatakan karena adanya permintaan resmi, Presiden pun merespon dan memberi kesempatan untuk Filipina ungkapkan kejahatan tersebut.

“Karena ada permintaan resmi, Presiden Joko Widodo merespon dan memberi kesempatan pemerintah Filipina untuk ungkapkan kejahatan perdagangan manusia. Pemerintah Filipina meminta putusan hukuman mati ditangguhkan karena Mary Jane diperlukan untuk mengungkap kasus human trafficking dan dia diminta berikan keterangan dan testimony. Karena inilah kita menghormati proses hukum yang ada di Filipina,”ucapnya.

Namun Jaksa Agung Prasetyo mengatakan bahwa yang terjadi pada Mary Jane hanya penundaan bukan pembatalan karena faktanya ibu dua anak ini terbukti membawa narkotika masuk ke wilayah Indonesia.

Jaksa Agung Prasetyo juga mengatakan bahwa Mary Jane tetap di Indonesia dan Filipina yang harus datang ke Indonesia

“Yang pasti apa yang diperlukan keterangan Mary Jane mereka (pemerintah Filipina) yang harus datang kemari. Mary Jane tetap di Indonesia,”ucapnya.

Informasi yang beredar, terpidana yang tertundanya hukumannya Mary Jane Fiesta Veloso telah dikembalikan ke lapas sebelum dipindahkan yaitu di Wirogunan, Sleman, Yogyakarta.



Kontak Blog > ervanca@gmail.com

Twitter.com/CatatanLorcasz